"Nona Kim, anda sangat cantik sekali.. sudah kami perkirakan. Gaun rancangan anda pasti tidak ada tandingannya. Pernikahan ini, akan tercatat sebagai sejarah. Kami amat tersanjung bisa mendampingi anda untuk melakukan fitting"
Seorang pelayan di sebuah butik terbaik korea selatan tampak tersenyum, terus melontarkan pujian nya pada Nona Kim yang dimaksud.
Dia adalah Jennie Kim, seorang puteri Konglomerat ternama sekaligus cucu dari mantan presiden. Akan segera melangsungkan pernikahan dua hari kemudian di sebuah hotel mewah di kota Seoul. Mempelai pria tentu adalah dari keluarga yang sama terpandangnya, dia adalah lelaki beruntung yang pada akhirnya berhasil merebut hati Jennie Kim. Dia adalah Kim Junmyeon, putera seorang menteri sekaligus pengusaha muda yang mulai merintis bisnisnya di bidang teknologi. Junmyeon adalah seorang pemilik program aplikasi komputer yang penggunanya sudah mencapai 1 milyar orang di seluruh dunia. Betapa hebatnya Jumyeon atas prestasi dan pencapaian nya meski terbilang masih begitu muda. Maka, wajar sekali jika Jennie dan Junmyeon ditakdirkan untuk menikah. Berdasarkan kecocokan keluarga, keduanya juga memiliki wajah yang menawan. Junmyeon yang tampan, dan Jennie yang cantik.
Jennie tersenyum kecil menanggapi pujian dipaksakan itu, gadis itu langsung saja melepas gaun indah rancangan nya sendiri dihadapan tiga orang pelayan yang selalu memujinya tanpa henti.
"ya, aku selalu percaya diri dengan apapun yang kubuat..."
"kuperingatkan lagi, ini adalah pernikahan terbaik yang harus dicatat dalam sejarah. Kalian tidak akan menemukan pengantin wanita sempurna selain Jennie Kim. Kalian harus berhati-hati menjaga gaun ini. satu goresan kecil saja, maka... tamat riwayat kalian!" peringat Jennie dengan dingin dan angkuh.
Tiga pelayan yang semula tersenyum karena dipaksakan dengan keadaan, seketika berwajah pucat pasi saat mendengar ancaman Jennie pada mereka.
Memang benar bahwa pengaruh Jennie Kim dan keluarga nya bisa saja membuat satu manusia tidak tenang untuk hidup bahkan untuk mati sekalipun.
Jennie keluar dari ruangan fitting setelah berganti pakaian dengan kemeja kerja yang tampak profesional dikenakan olehnya. Ia terlihat seperti ketua mafia wanita yang tidak segan untuk menaikan dagu pada siapapun ia bicara. Jennie melangkah percaya diri, semua orang menatap kearahnya. Sampai, Junmyeon si calon suami nya yang tampan muncul dari ruangan lain dengan senyum di bibir.
"mengapa kau tidak mengenakan gaun pengantin itu? Aku ingin melihatmu berputar-putar dengan gaun indah itu" ujar Junmyeon pada Jennie dengan genit.
Jennie tersenyum kecil, dan meraba dada bidang milik Junmyeon yang terbalut jas silver yang terasa lembut dan tentu berharga selangit, "itu kejutan bodoh. Kau akan melihatku di altar besok lusa... tadi hanya fitting, dan aku sangat menakjubkan, sampai rasanya kepalaku pusing karena berusaha keras mencari kekurangan dalam diriku" rengek Jennie dengan manja dan sombong.
Junmyeon tertawa mendengarnya, "Aaah.. ya kau benar, mana mungkin kau menemukan letak kelemahan dalam dirimu. Tuhan pasti sedang bahagia saat menciptakanmu... baiklah, aku ada urusan mendadak di Singapore hari ini. kita bertemu besok ya saat senggang" Junmyeon balas membelai wajah Jennie dengan lembut menggunakan jemarinya, Jennie tersenyum manis ia menikmati sentuhan itu dengan mata terpejam nyaman.
"Hmm... harusnya kau mengosongkan jadwal di H-2 pernikahan!" peringat Jennie memasang tampang marah.
Junmyeon hanya bisa mendesah kecil, kesibukan nya sama sekali tidak mengenal waktu bahkan di hari-hari menjelang pernikahannya dengan Jennie. pria itu mengendikan bahu dan menatap lembut kearah Jennie, "setelah aku menjadi suamimu, tentu aku sepenuhnya milikmu. Sayang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSIC
Romance21+ Mature content THIS BOOK CONTAINS VULGAR SCENES. BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN. TETAP TINGGALKAN JEJAK UNTUK KEMAJUAN PENULIS. FYI. AKU SAYANG JENNIE :)