Oh Jennie (21+)

34.5K 438 11
                                    

CAST : JENHUN



BRAKK

Sebuah map kuning dihempaskan di atas meja.

Seorang pria jangkung tampak dengan wajah kesal, tangannya meremas rambutnya dengan gurat frustrasi.

"Kenapa kerja kalian tak becus seperti ini,hah?" Teriak pria itu. Bawahannya yang melihat kemarahan ketuanya itu hanya diam tak berani mengatakan sesuatu.

"Bagaimana bisa kita dikalahkan oleh departemen sebelah? Kalau cara kalian seperti ini, gagal sudah jabatan direktur itu jatuh ketanganku. Kalian memang tak becus!!" teriakannya menggema.

Karyawan-karyawan itu hanya mampu menundukkan kepala.

"Maaf, Pak. Tapi, ketua departemen yang mengalahkan kita, mempunyai strategi yang tidak diduga" ujar salah satu karyawan laki-laki. Ketakutan terlihat diwajahnya.

"Apa? Strategi?" Oh Sehun diam sesaat. "Jangan-jangan..dia.."

"Benar. Yang kau maksud aku, Oh Sehun.." Sehun berdiri kaku saat menatap kedatangan seseorang diambang pintu sambil tersenyum mengejek.

"Kau..Jennie..."

"Beginikah cara menegur bawahanmu? Usaha mereka sama sekali tak kau hargai? Memalukan,sebenarnya aku bingung. Siapa yang tidak becus disini" Jennie, Kim Jennie. Seorang wanita mungil dengan sepasang mata kucing yang tajam dan sinis, berambut panjang sepunggung, yang kini mengenakan setelan kerja putih, masuk menuju ruangan mereka. Melewati Sehun.

"Apa kalian semua betah bekerja disini? Lebih baik,kalian pindah kedepartemenku. Aku tidak akan memaki karyawan jika pekerjaannya tidak beres. Tenang saja" kata Jennie tersenyum lebar.

Hati Sehun panas,ditariknya lengan Jennie kuat.

"Hey..apa yang kau lakukan.."

"Diam..ikuti aku.." Suara Sehun begitu dingin. Ditariknya wanita itu keluar dari ruangan.

.

.

.

"Awww.." Jennie mengusap lengannya yang sakit akibat ditarik Sehun. Sehun membawa Jennie ke atap gedung.

"Kenapa kau lakukan ini?" Suara Sehun meninggi.

"apa? Melakukan apa maksudmu?"

"Kau selalu saja mencoba mengalahkanku. Aku sudah bilang padamu.."

"Hey,kau kira aku ini wanita manja yang hanya suka menunggu apa? Tidak. Aku bukan seperti itu. Jadi maaf, tidak bisa menuruti kemauanmu, Oh Sehun!" Jennie membalasnya dengan nada meninggi. Sehun mengalihkan pandangannya kedepan. Menghembuskan nafas berat.

"Seminggu lagi,kau akan menikah bukan? Lebih baik urus saja pernikahanmu itu. Biar jabatan direktur jatuh ketanganku"

"Kim Jennie.." Sehun membentak.

"apa?" Sehun melangkah mendekat. Menatap bola mata Jennie tajam. Jennie tak takut sama sekali dengan pandangan mengerikan itu.

"Tunggu pembalasanku.."

.

.

.

Sore hari minggu, Sehun berjalan mengitari halaman sebuah rumah. Rumah yang cukup besar, bangunannya menjulang indah dihadapannya.

Catnya berwarna putih, tampak megah dan nyaman untuk dijadikan tempat tinggal.

"Tuan,inikah yang anda harapkan?" Tanya seorang pria dari belakang. Sehun menoleh.

CLASSICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang