Breath

2.1K 109 14
                                    

Breath

"Nona, sudah sampai di rumah" ahjushi park membangunkanku yang tertidur sejak perjalanan dari rumah sakit. Aku membuka mata dan melihat ke dalam rumah, seisinya telah gelap. Aku tersenyum miris, bahkan tidak ada yang peduli aku belum pulang.

"Ahjushi, jangan katakan apapun pada siapapun" ujarku

"Nyonya tadi menelepon ahjushi dan ahjushi mengatakan nona berada di rumah sakit" ujarnya

"Jika eomma bertanya lagi, katakan saja aku hanya sebentar" ujarku dan ahjushi mengangguk. Aku bersyukur ahjushi datang hari ini, jika saja tidak, mungkin aku akan mati hari ini. Aku terjatuh setelah bertengkar dengan suamiku, dan aku harus kehilangan babyku yang baru saja aku ketahui keberadaannya. Ia hancur dalam kandunganku dan aku harus menandatangani surat persetujuan untuk melakukan operasi mengeluarkannya.

"Gomawo ahjushi, istirahatlah. Besok baru kembali ke Busan" ujarku dan meninggalkan mobil. Ahjushi park hari ini mendapat tugas dari eomma untuk mengantarkanku beberapa makanan kesukaanku. Sudah cukup lama aku tidak pulang kesana.

Aku memeriksa kamar putraku lebih dulu, ia sudah tertidur. Aku menutup kembali pintu kamarnya, ahjumma jung berada di belakangku,

"Nona baik-baik saja?" ia menatapku khawatir, pagi tadi ia yang melihat pertengkaran kami dan bagaimana aku terjatuh.

"Ne gwenchana ahjumma, aku hanya sedikit keseleo" ujarku berbohong, padahal aku baru saja menjalankan operasi.

"Ahjumma sudah menyiapkan makanan untuk nona, makanlah dulu. Tuan sudah pulang sejak tadi"

Aku mengangguk, setidaknya ada orang yang masih peduli padaku. Disaat orang yang harusnya peduli, malah meninggalkanku.

***

Yoona tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang istri, ia masuk ke kamar Siwon dan menyiapkan pakaian kerja suaminya itu. dan menyiapkan keperluan mandi pria itu, lalu saat ia keluar dari kamar mandi, ia terkejut bertatapan dengan Siwon yang telah bangun. Karena biasanya ia hanya boleh masuk sebelum pria itu bangun.

"Mianhae" ujarnya dan dengan cepat ia berlalu keluar.

"Semalam puas berkencan dengan kekasihmu?" tanyanya dan yoona mengabaikannya, karena yoona mengabaikannya, ia menghampiri yoona lagi dan memojokannya ke dinding, yoona hanya menunduk. Ia tidak akan melawannya lagi, karena akan ada yang terluka setiap ia melawannya. "Apa kalian menghabiskan waktu begitu lama di hotel sampai kamu melupakan anakmu di rumah? Oh aniy, dia bukan anakmu, makanya kamu bisa sesuka hatimu meninggalkannya"

"Cukup?" tanya Yoona, jika Siwon sudah memancingnya dengan masalah darren, ia tidak bisa diam lagi

"Dia memang bukan anakmu, karena jika ia anakmu, aku tentu tidak menginginkannya" ujar Siwon dan air mata yoona menetes. Itukah alasannya, ia harus kehilangan babynya karena Siwon sama sekali tidak menginginkannya.

"Katakanlah padanya aku bukan mommynya dan aku akan pergi" ujar Yoona, ia tahu Siwon tidak akan pernah bisa menyakiti hati putranya itu. anak itu satu-satunya peninggalan wanita yang ia cintai.

"Kamu tidak perlu menantangku" ujarnya

"Aku siap pergi" ujar Yoona lagi dan ia mendorong Siwon menjauh darinya. Sejak awal ia tidak pernah berharap pada pria itu. karena ia hanya mencintai istri pertamanya sampai kapanpun. Bahkan saat ini, di dalam kamarnya masih saja terpajang foto pernikahannya dengan istri pertamanya.

***

"Mommy," Darren yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya menghampiri Yoona dan memeluknya. "Mommy semalam kemana? Darren tunggu mommy sampai malam"

"Dia bukan mommymu, jangan memanggilnya mommy lagi. Dia bahkan tidak peduli padamu" ujar Siwon yang baru turun dari lantai atas. Yoona menatapnya,

"Mommy,," darren menatap Yoona, "Apakah itu benar?"

Yoona tidak tahu harus menjawab apa, air matanya memenuhi kedua bola matanya. Walaupun ia bukan terlahir dari rahimnya, tapi yoona menyayanginya melebihi apapun. Dulu bahkan Yoona lah orang pertama yang menggendongnya disaat kedua orang tuanya tidak berdaya.

"Jangan dengarkan daddymu," ujar nyonya choi, ia baru datang bersama putra bungsunya "Darren, kamu berangkat ke sekolah dengan uncle dulu. Grandma mau bicara dengan daddymu"

Darren mengangguk, ia memeluk yoona

"Love you mom" ia meminta yoona memeluknya dan menciumnya, baru ia berangkat.

Setelah darren berangkat dengan Sehun, nyonya choi melempari putranya dengan sepatunya. Lemparan itu mengenai kepalanya. Yoona menghampirinya,

"Maaf" ujar Yoona padanya

"Kenapa mengatakan maaf, kamu berhak memakinya bukan mengatakan maaf padanya" ujar nyonya choi pada menantunya. Siwon menatap marah ke eommanya.

"Eomma sudah cukup bersabar padamu choi siwon. tiga tahun ini kamu tidak memperlakukan yoona dengan baik. Sekarang kamu berani mengatakan ia bukan mommynya darren. Taruh dimana hatimu?" ujar nyonya choi "Bahkan kamu tidak peduli keadaan yoona? apa kamu ada disisinya saat ia bertaruh nyawa tadi malam?"

"Eomma jangan ikut campur lagi. Aku menikahinya dulu juga karena eomma dan aboeji. Aku rasa sudah terlalu cukup" ujarnya dan Yoona akhirnya mengerti, alasan mereka menikah dulu "Kita bercerai saja, lagian Darren juga bukan anakmu. Aku tidak bisa mencintai orang lain lagi selain eommanya darren"

Nyonya choi menamparnya

"Choi Siwon, kamu akan menyesal. Kamu pria yang tidak memiliki hati. Bagaimana bisa kamu mengatakan hal seperti ini, setelah apa yang yoona korbankan untuk kamu dan Darren, terlebih Yoona baru saja kehilangan anak kalian, kamu tidak ada untuknya dan terus menyakitinya" bentak eommanya

Siwon menatap Yoona dan Yoona menunduk takut pada pria itu. tatapan pria itu sama seperti saat pertama kali Siwon selesai menidurinya, dan saat itu pria itu mengusirnya seolah ia seorang jalang yang ia sewa bisa sesuka hatinya ia usir dan memintanya datang.

"Eomma, aku baik-baik saja. Jangan marah lagi" ujar Yoona, ia berusaha menyakinkan mertuanya. Setidaknya ia tahu, eomma mertuanya berada disisinya.

"Ayo ikut eomma, kamu tidak perlu disini bersama pria tidak tahu diri ini. Biarkan saja dia merawat putranya sendiri. Jangan bertahan setelah kamu dilukai, dia bahkan tidak peduli padamu, kamu harus lebih menyayangi dirimu sendiri daripada orang lain" ujar nyonya choi

"Eomma,,"

"Yoong, jangan bodoh" ujar nyonya choi "Bertahan dengan orang yang tidak mengharapkanmu, itu hanya menyakitimu. Kamu begitu berharga, jangan sampai harga dirimu diinjak oleh orang seperti dia. Bukankah dia yang mengusirmu, Darren akan mengerti"

Akhirnya yoona mengangguk, ia juga lelah, terlebih setelah ia kehilangan babynya kemarin. Yang paling penting adalah pria itu dengan lantang mengatakan pada putranya jika Yoona bukan mommynya.

"Tunggu" ujar Siwon saat Yoona berbalik akan pergi dengan mertuanya

"Apa lagi?" tanya Nyonya Choi

Siwon meraih tangan Yoona dan melepaskan cincin yang ia pasangkan pada pernikahan mereka. Itu cincin yang dulu dipakai istri pertamanya, bahkan sejak awal ia tidak memberi sedikit pun harapan pada hubungan ini. Dan hari ini Yoona menyerah.

"Jangan sampai kamu menyesal ya" ujar nyonya choi dan ia merangkul menantunya meninggalkan rumah putranya. Walaupun itu putranya, tapi pria itu sudah keterlaluan sekali. Ia tidak akan berada di pihak pria jahat itu.

BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang