Sepanjang hari Yoona terus membujuk Siwon sampai akhirnya Siwon menganggukan kepalanya setuju atas usul Yoona. Mereka akan mengunjungi dokter untuk melakukan beberapa konsultasi lagi.
"Gomawo oppa ya" Yoona memeluk dan menyandarkan kepalanya di dada Siwon yang tidak mengenakan apapun dan berkeringat. Keduanya baru saja melakukan olahraga ranjang setelah Siwon menyetujui permintaan Yoona tadi.
"Kamu tahu, oppa tidak bisa sembarangan menyentuhmu setelah melakukan bayi tabung nanti"
"Hanya 9bulan oppa, setelah itu kita bisa melakukannya lagi. Aku janji akan memuaskan oppa" ujar Yoona
"Jangan menyesal nyonya" ujar Siwon sambil membelai punggung istrinya itu
"Oppa, apa Tifanny juga melakukan bayi tabung?" tanya Yoona dan Siwon mengangguk "Kenapa?"
"Oppa sibuk dan sering berada diluar kota"
"Mengingat oppa yang begitu mesum, masa melakukannya saja tidak bisa?" Yoona mengubah posisinya supaya bisa menatap wajah suaminya yang tampak enggan menjawab. Tapi mereka sudah berjanji akan berbicara jujur.
"Dia wanita yang dijodohkan aboeji, oppa tidak bisa melakukannya tanpa mencintainya. Karena dia wanita yang baik, oppa takut menyakitinya" ujar Siwon, "Lalu ia mengatakan pada oppa, ia harus melahirkan seorang anak untuk oppa, lalu kami setuju melakukan bayi tabung. Ia begitu menderita selama 9 bulan, saat semua orang bertanya mengapa ia harus melakukan bayi tabung demi memiliki anak. Dia tidak pernah mengatakan apa yang terjadi sebenarnya, tapi ia akan mengatakan kandungannya terlalu lemah untuk hamil secara alami"
Yoona menatap mata suaminya, pria itu berkaca-kaca. Yoona merasa cemburu, suaminya masih begitu mencintai mendiang istrinya itu. Tapi bagaimana ia bisa cemburu pada seseorang yang sudah tidak ada.
"Oppa merasa begitu berdosa padanya, bahkan disaat ia begitu menderita, oppa tidak ada disisinya" ujar Siwon
"Oppa pasti begitu mencintainya setelah itu" ujar Yoona dan Siwon memeluk Yoona
"Tidak melebihi oppa mencintaimu. Oppa janji kamu satu-satunya yang oppa cintai sekarang, besok dan selamanya" ujar Siwon, Yoona menangis. Ia sadar jika selama ini mungkin sikap Siwon terhadapnya begitu kejam mungkin karena pria itu terus merasa bersalah terhadap tifanny. "Sayang, kenapa menangis?"
"Apa oppa mencintaiku?"
"Sangat sayang" ujar Siwon
"Aku juga mencintaimu oppa, jangan meninggalkan aku" ia masih menangis
"Sayang, tidak ada yang memisahkan kita lagi. Selain maut" ujar Siwon, ia memegang wajah istrinya yang basah karena air mata "Kita akan hidup bersama sampai tua"
Yoona kembali memeluk Siwon dan tertidur di pelukan suaminya itu.
***
Beberapa minggu mereka sering bolak balik rumah sakit untuk melakukan berbagai proses, dari pemeriksaan sampai pengambilan sel telur dan sperma. Setelah satu bulan disana, akhirnya dokter sudah akan melakukan transfer embrio ke rahim Yoona. Dan mulai sekarang Yoona tidak boleh banyak bergerak.
Darren yang mulai rewel mencari mereka pun membuat keduanya mulai tidak betah berada disini. Tapi Yoona belum boleh melakukan perjalanan jauh apalagi menggunakan pesawat untuk saat ini. Sampai ia benar-benar dinyatakan hamil dan kandungannya cukup kuat untuk melakukan perjalanan udara.
Yoona cukup kelelahan pun tertidur sejak kembali dari rumah sakit sore tadi.
Sementara Siwon belum tidur, ia mengecek beberapa email yang masuk di ponselnya. Beberapa laporan dari masing-masing direktur. Lalu sebuah email juga dari nama yang cukup ia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath
FanfictionJika aku yang menyerah, tidak akan ada yang terluka selain diriku. Kalian bisa berbahagia, aku tidak pernah menyalahkan kalian. ~Im Yoona Maaf, akhirnya aku harus menyakitimu lagi. ~Choi Siwon