Breath-8

757 76 5
                                    

"kita mau kemana?" Tanya Yoona saat Siwon pagi-pagi sudah menyiapkan koper. Sementara Darren sudah rapi juga menunggu Yoona.

"Rahasia. Kamu cepat siap-siap, oppa sudah siapin sarapan juga" ujar Siwon, ia tersenyum manis dan Yoona hanya cuek padanya. Walaupun sebenarnya hatinya berdebar begitu kencang melihat senyuman pria itu.

"Dad, mommy sudah masuk ke kamar mandi. Jangan terus tersenyum seperti orang gila" ujar Darren dan Siwon segera mencium putranya. Ia sadar, ia sudah kehilangan banyak waktu untuk putranya. Ia tidak mengikuti tumbuh kembang putranya itu selama 5 tahun ini. Ia juga bukan orang yang mengajarkan putranya berbicara kata pertama. Darren menjadi seperti ini semua berkat Yoona. Ia tidak mau kehilangan wanita itu lagi.

"Darren suka daddy yang seperti ini" darren menciumnya dan Siwon tersenyum bahagia.

***

Mereka berangkat setelah selesai sarapan. Siwon membawa mobil sendiri, Yoona duduk di sampingnya dan Darren di belakang, kadang ia berpindah duduk di depan bersama Yoona.

"Mom, daddy bilang mommy cantik sekali" ujar Darren

"Daddy yang bilang apa darren yang bilang?" Tanya Yoona sambil tersenyum pada putranya

"Tidak perlu bilang pun, sudah pasti mommy yang tercantik" ia mencium mommynya "tapi yang memuji mommy adalah pria jelek itu" ia berbicara dengan nada lebih rendah supaya tidak kedengaran. Yoona tertawa.

"Choi Darren, daddy masih mendengarkanmu ya" ujar Siwon

"Hahahahaha, jelek" ejek Darren dan Siwon menyergitkan alisnya hingga tampak seperti angry bird.

"Daddy buang kamu di laut baru tau ya" ujar Siwon

"Mommy tidak akan biarin daddy membuangku" ujar Darren "iya kan mom?"

Yoona mengangguk. Lalu ia melihat jalan. Ia melihat plat Busan.

"Kita mau ke Busan?" Tanya Yoona dan Siwon mengangguk

"Kamu ulang tahun tentu kita harus rayakan dengan appa dan eommamu" ujarnya

"Aku tidak berani pulang kesana"

"Sayang, jika appamu marah, kita hadapi bersama" ujar Siwon

"Kamu tidak tahu bagaimana appa,"

"Eommamu mengatakan sangat merindukanmu. Apa kamu tidak mau melihatnya?" Tanya Siwon dan Yoona teringat dengan eommanya itu. Ia sudah lama tidak melihatnya, "Jangan takut, oppa akan buktikan kalau oppa tidak akan menyerah untuk memperbaiki ini semua lagi"

Yoona hanya terdiam.

***

Setibanya di rumah appanya Yoona. Nyonya Im sudah lebih dulu berdiri menunggu putrinya. Yoona turun dari mobil dengan perlahan.

"Sayang," eommanya membuka lebar kedua tangannya menunggu pelukan putrinya. Sudah tiga tahun berlalu, yoona sama sekali belum pernah pulang lagi kesini. Yoona menghampirinya dan memeluknya "eomma merindukanmu sayang"

"Aku juga sangat merindukan eomma" ia menangis dalam pelukan eommanya.

"Ayo masuk-masuk" ia melepaskan pelukannya dan meminta mereka bertiga masuk. Siwon baru saja akan mengangkat koper, Tuan Im keluar

"Aku tidak ijinkan kamu masuk" ujarnya pada Siwon

"Yeobo, jangan begitu" ujar nyonya im

"Appa," yoona memegang tangan appanya

"Masuk ke dalam. Bawa anakmu juga ke dalam. Tapi tidak dengan dia"

"Masuklah yoong, sudah mulai hujan" ujar Siwon dan ia memberikan kopernya pada Yoona.

Darren masuk bersama Yoona ke dalam. Yoona terus menatap ke Siwon yang masih di depan.

"Yeobo biarkanlah Siwon masuk. Hujan semakin deras" ujar nyonya Im

"Kamu pulang saja, biar putriku kembali ke rumahku saja" ujar tuan im "Bukankah kalian memang akan bercerai, putramu akan aku suruh keluar setelah hujan reda. Pulanglah, aku tidak ingin melihatmu"

Tuan Im bisa tahu keadaan mereka, karena hari itu ia kebetulan berada di Seoul, ia meminta ahjushi kang untuk mengantarnya menemui Yoona. Tapi di rumah tidak ada orang. Ahjushi menelepon ahjumma jung dan mereka tahulah keduanya sedang bermasalah.

"Aboenim, berikan aku satu kesempatan lagi. Aku mohon,"

"Apa yoona bersedia memaafkanmu?"

Siwon menggeleng

"Maka pergilah"

"Aboenim ijinkan aku membahagiakan yoona. Aku berjanji tidak akan pernah menyakitinya lagi" ujar Siwon

"Aku tidak mempercayaimu lagi" ujar tuan im dan ia meninggalkan Siwon. Pria itu berdiri di depan rumah tanpa peduli hujan turun dengan deras.

***

Nyonya Im keluar memberikan payung pada Siwon dan memintanya untuk berteduh di dalam mobil. Tapi pria itu menolak, ia akan menunggu disana sampai tuan im memberinya kesempatan.

"Yoong a, dia bisa sakit jika terus begini. Jika kamu masih mencintainya berikanlah dia kesempatan, jika perasaan itu tidak ada lagi, maka selesaikan secepatnya" ujar nyonya im. Darren tertidur di tempat tidur yoona.

"Aku takut tapi aku tidak bisa merelakan Darren" ujarnya

"Eomma dulu mendukung appamu karena takut kamu memiliki kehidupan seperti eomma. Tapi tadi melihatnya tadi eomma bisa melihat ia bukan seperti appamu, dia mencintaimu yoong"

"Eomma, maafkan aku. Karena aku, eomma terlibat dengan appa"

"Kamu adalah hadiah terindah dari eonni eomma untuk eomma. Saat kamu memanggilku eomma bukan imo, rasanya dunia eomma milikmu semua, tidak peduli jika appamu selamanya hanya menganggap eomma sebagai adik iparnya, asalkan tetap bisa melihatmu semua sudah lebih dari cukup" ujar nyonya Im, ia adalah adik dari eomma kandungnya Yoona yang meninggal saat melahirkannya. Ia merawat yoona sejak saat itu dan ia baru mendapat sebuah status saat Yoona beranjak remaja, saat Yoona menyadari ada wanita lain dalam hubungan eommanya dengan appanya. Selama ia hidup, ia tidak pernah tahu jika wanita yang ia sebut eomma itu bukan wanita yang melahirkannya. Sampai ia melihat foto pernikahan appanya dengan eomma kandungnya itu. Appanya baru memberinya sebuah penjelasan dan ia menuntut appanya menikahi eommanya itu.

"Appamu hanya mendengarkanmu. Bujuklah appamu untuk membiarkan siwon masuk" ujar Nyonya Im dan Yoona mengangguk.

***

Yoona membawa secangkir teh ke ruang kerja appanya.

"Cepat urus masalah kalian dan pindah kesini" ujarnya

"Aku akan berbaikan dengannya appa. Aku tidak ingin mempermainkan pernikahan"

"Dia tidak akan pernah bisa mencintaimu. Dia hanya menjadikanmu perawat anaknya dan hatinya hanya ada istri pertamanya" ujar tuan im "appa lihat dengan jelas ekpresi itu"

"Apa appa seperti sedang bercermin saat melihatnya?" Tanya Yoona

"Im yoona,!!"

"Karena appa tidak pernah bisa mencintai eommaku, maka appa menilai semua pria seperti appa?"

"Jaga mulutmu im yoona. Appa bukan seperti dia,,"

"Ne, appa tidak seperti dia. Tapi appa lebih parah, membiarkan eomma menjadi perawatku tanpa memberinya status. Jika saja aku tidak tahu, mungkin sampai saat ini tidak ada sebuah pernikahan untuk eomma"

"Jangan terus bandingkan aku dengan dia" ujar tuan im

"Appa, aku tidak akan pernah mempermainkan pernikahan, walaupun ia tidak mencintaiku, asalkan dia tidak menceraikanku, aku tidak akan bercerai dengannya" ujar yoona

"Im Yoona, kamu kenapa keras kepala sekali?"

"Bukankah ini warisan dari genmu?" Yoona meninggalkan ruang kerja appanya. Ia membawa payung keluar untuk menemui Siwon.


TBC

BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang