Breath - 19

690 65 6
                                    

Nyonya choi membujuk yoona untuk tinggal satu malam di rumah sakit. Darren juga ikut menyakinkan mommynya, ia bahkan membawa cake untuk merayakan ulang tahunnya bersama yoona di rumah sakit. Siwon duduk seorang diri di depan ruangan yoona, saat Darren tiba ia baru ikut masuk.

Keduanya masih saling diam.

"Mommy, bolehkah darren disini temani mommy?" Tanya Darren

"Besok kamu harus sekolah sayang. Ikut grandma pulang ya" ujar yoona

"Lalu mommy sendirian? Aku tidak tenang kalau mommy sendirian" ujarnya yang masih memeluk mommynya

"Kamu ikut grandpa dan grandma ya. Daddy yang temani mommy disini" ujar Siwon sambil membelai rambut putranya. Darren mengangguk, ia mencium mommynya dan berpamitan pulang. Lalu ia memeluk daddynya.

"Darren pulang ya dad. Jagain mommy" ujarnya

"Hmm" siwon mengangguk, lalu mengantar mereka ke pintu. Setelahnya ia balik dan duduk di kursi samping Yoona.

"Kamu pulang saja, aku tidak mengapa sendirian" ujar yoona

"Dia mantan sekretarisku,"

"Aku tidak mau dengar"

"Tapi aku harus menjelaskannya," ujarnya "Aku tidak melakukan seperti apa yang mereka tuduhkan. Aku tidak menidurinya karena sengaja, aku bahkan tidak menyentuh istriku karena aku tidak mencintainya, bagaimana mungkin aku menyentuh wanita lain"

Ia menunduk, yoona berbalik menatapnya.

"Aku tidak ingat apapun itu, aku hanya terbangun bersamanya dan ia mengatakan aku sudah melakukannya dengannya. Setelah itu aku memecatnya dan memberinya sejumlah uang. Aku mengira semuanya sudah selesai tapi dia benar-benar licik, bagaimana pun perasaanku pada tifanny, aku tidak ingin mengkhianatinya, saat wanita itu datang dan mengatakan kalau ia hamil, aku memintanya menggugurkannya."

"Dan sekarang kamu mengulanginya lagi oppa,," teriaknya

"Oppa tidak berniat mengkhianati tifanny yang oppa nikahi karena perjodohan. Bagaimana mungkin oppa mengkhianatimu, istri pilihan oppa, wanita yang oppa cintai"

"Kamu pergi dengannya, kamu membohongiku,," yoona memegang perutnya "akkhh"

"Yoong,," siwon memegang tangan yoona.

"Aku baik-baik saja. Lanjutkan"

"Dia datang menemui tifanny, saat itu tifanny hampir melahirkan, ia mengatakan pada tifanny jika ia juga tengah menggandung anakku" ujar Siwon sambil mengusap wajahnya, yoona menangis "Malam kecelakaan itu, aku yang mengendarai mobil dan tifanny terus menangis sambil menahan sakit perutnya, aku tidak fokus sehingga kecelakaan itu terjadi"

"Lalu?"

"Aku tidak tahu keberadaannya lagi sampai saat kita berada di jerman saat itu, ia menghubungiku dan mengatakan ada hal penting yang ingin ia sampaikan. Tapi saat kita kembali, ia sudah menghilang. Dan saat aku berangkat ke New york, ia mendatangiku, ia mengancamku akan memberitahukan padamu tentang keburukanku, kamu sedang hamil, aku tidak ingin kamu tertekan. Aku tidak takut kamu mengetahui seperti apa aku, aku hanya takut kamu terluka"

"Dia meminta rumah dan memintaku mengantarnya kesana. Ia berjanji tidak akan menggangguku lagi, maka aku membawanya kesana"

"Aku tidak ingin kamu terluka, nyatanya dengan menyembunyikannya, aku membuatmu semakin terluka" ujar Siwon

Yoona memeluknya sambil menangis

"Aku bisa terima seperti apa masa lalumu, aku hanya tidak bisa terima kamu membohongiku" ujar yoona

BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang