Bab 2

98 17 6
                                    

Ha Yoonbin, pemuda berusia 20 tahun itu masih terbaring dengan keadaan kimono handuk hitam yang melekat pada tubuhnya, sepertinya ia melupakan jadwal kuliahnya atau mungkin saking terlalu lelahnya.

Sebab, suara alarm berdering sejak satu jam yang lalu tetapi terus ia abaikan, kasihan alarm, telah berbuat baik tapi tidak di pedulikan.

Sampai pada akhirnya ada tiupan angin besar dari luar area kamarnya yang membuat gorden itu tersingkap, matahari langsung menyorot tanpa ampun saat itu juga, sontak ia langsung membuka mata dan sadar bahwa langit cerah telah datang.

"Sepertinya aku terlambat"

"Apa benar?" gumamnya seraya menggosok kedua mata.

Setelah ia duduk menyadarkan diri tak lama dering telfonnya berbunyi, tertulis nama Junkyu disana, tak ragu dirinya mengangkat telfon tersebut.

"Kau dimana? Sudah lama aku sampai di kampus"

"Kamar ku" jawabnya dengan suara berat, sebab sungguh nyawanya baru saja kembali setelah berkelana jauh saat malam.

"Yang benar saja, KAU BARU BANGUN?!"

Beruntung Yoonbin tipikal orang yang sigap, mendengar suara sang sahabat yang sudah terdengar naik, ia langsung menjauhkan telfon dari telinga sejauh-jauhnya.

"Tidak perlu berteriak, aku tidak tuli"

"HEI, KAU, SUD--"

Tuuttt..

Sambungan telfon ia putus begitu saja, suara Junkyu benar-benar menganggu, seperti tanda bahwa hari ini adalah hari sial, sebab harinya di awali dengan mendengar suara celotehan Junkyu yang sama sekali tidak merdu.

Jarum jam dinding tengah menunjuk angka 10 hanya kurang dari sepuluh menit saja, dan padahal jadwal kelasnya adalah pukul 8 pagi.

Dirinya sama sekali tidak menyesal di kala terlambat, bukan karena tidak disiplin, hanya saja sesekali ia juga ingin bersikap biasa dan mengatakan bahwa 'Tidak apa-apa" pada diri sendiri, sebab terlambat bukan berarti tertinggal lalu gagal, terlambat hanya soal waktu, hanya waktu yang tidak tepat, tidak selamanya manusia mampu disiplin dan terus siaga di bawah tekanan, adakalanya manusia mengalami terlambat dan itu hal yang wajar.

Bangunan rumahnya sangat besar, tetapi tidak ada orang lain yang bertugas membersihkan rumah yang besar ini, semuanya dilakukan oleh Yoonbin sendiri.

Yoonbin sangat takut dengan orang asing, tanpa lagi diberitahu lagi apa penyebab ia takut akan orang asing, karena dirinya terlalu takut akan banyak hal, dan penguntit itu benar-benar membuat rasa takutnya bertambah parah.

Untuk itu ia meminta kepada Ayah agar jangan memperkerjakan orang lain di dalam rumah ini, biar hanya dirinya dan sang Ayah yang ada di rumah ini, Ayah menyetujuinya tetapi tidak seratus persen melakukannya.

Karena itu Ayah membagi rumah ini menjadi dua bagian, sebab Ayah juga bekerja dan pasti banyak orang lain yang akan datang kerumahnya, karena kantor Ayah adalah rumahnya sendiri, batasannya tidak begitu terlihat jelas hanya berbatas pintu kupu-kupu yang besar, Ayah melakukannya agar Yoonbin nyaman di rumah seorang diri, dan Ayah juga nyaman melakukan aktivitas dan juga menjaga Yoonbin, sebab itu Ayah membuat kantor bisnisnya di dalam rumahnya sendiri.

Di dalam rumah yang besar hanya terdapat beberapa security yang menjaga, tidak ada asisten rumah tangga seperti apa yang Yoonbin ingin, dahulu saat sekolah Yoonbin sampai membuat janji bahwa Yoonbin akan membersihkan semuanya dan memasak semampu yang Yoonbin bisa asal tidak ada orang lain di rumah, untuk itu sampai saat ini Yoonbin melakukan semuanya sendiri.

CINNAMON SECRET | Ha Yoonbin ft TREASURE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang