Kemarin masih baik-baik saja, tetapi hari ini secara tiba-tiba toko roti yang dimana selama ini keduanya gunakan sebagai sumber mata pencahariannya telah usai.
Tadi, pagi-pagi sekali pihak kantor toko roti itu menghubungi Asahi dan juga Jihoon, keduanya disuruh datang untuk segera mengakhiri kontrak sebab toko roti pada cabang ini akan segera ditutup, alasan pastinya tempat itu akan dipindah lokasikan ke tempat yang jauh lebih strategis.
Dan alasan mereka disuruh mengakhiri kontrak sebab sudah tidak tersedia lagi tempat kosong di cabang lain, semua sudah penuh oleh karyawan yang bekerja tetap, mereka hanya punya satu pilihan jika ingin tetap bekerja di toko roti ini, yaitu mereka harus menunggu sampai cabang yang dipindah lokasikan itu selesai dibangun, karena prinsip usaha roti yang sudah terbilang besar ini adalah mempunyai bangunan tersendiri, mereka tidak ingin menghabiskan banyak omset hanya untuk menyewa tempat.
Baru saja malam kemarin mereka berkerja mengakhiri hari bersama-sama, namun keesokan harinya mereka telah berubah menjadi seorang pengangguran, benar-benar masa depan selalu mengejutkan.
"Tunggu" Jihoon menghentikan langkah yang membuat Asahi juga ikut terhenti.
"Kau tahu jika hari ini akan terjadi, bukan? Untuk itu kemarin kau mau menemaniku sampai malam sebab kau tahu kalau kemarin adalah hari terakhir kita bekerja?" tanyanya tak percaya, sungguh Jihoon tak menduga jika Asahi akan tahu hal ini pula.
Asahi tersenyum saja dan setelahnya ia tertawa kecil, ia melanjutkan langkah pelan untuk keduanya jalan bersanding.
"Kita di pertemukan dan saling mengenal di tempat itu, lalu apakah kita akan berpisah setelah ini?" gumam Asahi pelan namun terdengar jelas, seraya memandangi dedaunan di atas pohon sana, senyumnya mengembang tanpa henti.
"Bagaimana bisa kau tahu?" tolong, Jihoon masih tidak menyangka.
"Entahlah, tahu saja" jawabnya santai.
Jalan menuju arah pulang kini terasa lebih jauh seakan jalanan terus memanjang tanpa ujung, tidak cuma-cuma hal itu terjadi, mereka merasa seperti itu sebab mereka berjalan dengan langkah pelan, seakan masih ingin tetap berjalan dalam iringan langkah yang sama.
"Hm, terimakasih" kata Jihoon tiba-tiba.
"Untuk apa?"
"Telah menjadi rekan kerja ku selama ini" kata Jihoon lagi, di sana Asahi hanya tersenyum saja.
"Sama-sama" balasnya.
"Hei, kau tidak ingin berterimakasih juga pada ku? Kau lupa aku selalu menemani mu jauh sebelum pergantian shift tiba"
"Tidak, kau saja yang kerajinan"
Di jalan sana mereka bertengkar kecil, hingga ledakan tawa mereka menggema di sepanjang jalan itu, jalanan yang sepi namun mereka buat suasana itu menjadi jauh lebih ramai.
"Selamat telah menjadi pengangguran" Asahi memberi kepalan tangannya sebagai pengganti telapak tangan yang biasa digunakan untuk bertos ria.
"Yang benar saja" sahut Jihoon tertawa miring, tak lupa ia membalas kepalan tangan itu, dan kedua kepalan itu saling beradu seakan mempertemukan kedua energi semangat milik mereka.
"Tetapi, kita masih bisa saling bertemu, 'kan?" tanya Jihoon diiringi oleh sapuan senyum.
"Tentu saja, mari sering bermain untuk kedepannya"
"Mulai besok?"
"Setuju"
Meski sedikit hal buruk tengah menimpa keduanya, namun tidak ada rasa amarah atau kesal yang membuatnya benci sebab merasa kehilangan, seperti hari ini mereka kehilangan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINNAMON SECRET | Ha Yoonbin ft TREASURE [✓]
Fanfiction[END] Perihal hidup, seburuk apapun jalan cerita di hidup mu, jika kehidupan itu dijalankan oleh orang lain, apakah kau mau? Jika alurnya buruk kemungkinan besar tentu saja kau mau jika hidup mu diambil alih oleh orang lain. Tetapi, tidakkah kau me...