Waktu telah jauh berlalu, sejak beberapa bulan terakhir setiap harinya seperti biasa Yoonbin terus saja menahan sakit dan juga sakit, ia hanya bisa melakukannya itu, menahannya, seperti orang bodoh.
Ingin sekali dirinya melapor pada petugas kepolisian namun ia tidak ingin semua akan berbuntut panjang dan Ayah akan khawatir, lagi pula Yoonbin tidak pernah tahu jelas apa alasan ia selalu di awasi dan juga di serang.
Sore ini ia berkaca pada cermin melihat banyaknya luka sayatan pada tubuhnya, entah itu yang sudah kering maupun yang masih basah, tentang itu hanya dirinya yang tahu, bahkan Junkyu, dia tidak ingin lagi bercerita pada Junkyu, dengan setiap kali bercerita pada Junkyu, maka saat itu juga Junkyu akan melampiaskan kekesalannya pada sekitar, ia hanya tidak ingin Junkyu terus khawatir, lebih baik cukup dirinya seorang yang merasakan dampaknya.
Mengapa aku merasakan hidup yang seperti ini?
Terluka tanpa alasan yang jelas.
Setidaknya beri aku penjelasan apa alasan aku harus terluka.
Sehabis keluar dari kamar mandi kini netranya menatap semesta liar dari balik jendela kamarnya, memandangi halaman rumah yang sangat besar membuat dirinya tersadar bahwa ia merasa seperti tinggal di istana besar tengah hutan, mengapa ia baru menyadarinya? Mungkin karena saat ini pikirannya sedang kalut.
Jauh di luar gerbang besar sana, ia menatap sesosok pemuda yang ia yakin seusia dengannya.
Siapa dia?
Tanpa sengaja kedua manik pemuda itu dan juga dirinya saling menatap, satu hal yang pasti keduanya rasakan saat itu adalah, keduanya sama-sama menilai bahwa kedua mata yang mereka miliki sangat sendu seakan memendam kekhawatiran yang teramat banyak.
Tak lama pemuda yang berada jauh di luar gerbang sana pergi dengan berjalan perlahan, Yoonbin sempat mengira dia lah penguntit yang selama ini mengawasinya, tetapi ada rasa yang meyakini dirinya begitu saja bahwa bukan dia lah orangnya, lagi pula kalau dia penguntit tidak mungkin orang itu akan menunjukan wajahnya begitu saja.
Terakhir dirinya menutup gorden rapat, dan kembali terbaring dengan perasaan hampa.
•CINNAMON SECRET•
"Sudah mendapat udara segar?" Asahi bertanya di kala Jihoon baru saja memasuki pintu toko roti.
"Hm" sahutnya.
Benar adanya bahwa Jihoon beberapa waktu lalu dirinya meminta ingin berjalan keluar sebentar untuk sekedar menghirup udara segar, dan padahal setelah membaca raut wajah Jihoon, Asahi tahu jelas bahwa Jihoon habis pergi ke tempat apa.
"Aku masih tidak percaya hari ini kau mau menemani ku sampai malam, biasanya sehabis pergantian shift kau akan pulang begitu saja"
Jihoon melepas jaket yang habis ia pakai barusan, dan kembali duduk berdampingan dengan Asahi, seluruh area ruangan toko ini sudah bersih, jadi mereka tidak perlu lagi membersihkannya, hanya tinggal menunggu pelanggan yang datang saja.
"Sudah aku bilang, aku sedang bosan" kata Asahi pelan.
"Tetapi raut wajah mu mencurigakan, sulit untuk di percaya" dengan tawa kecil, Jihoon berucap seperti itu, senang sekali rasanya jika ia menjahili Asahi, seru saja kayanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINNAMON SECRET | Ha Yoonbin ft TREASURE [✓]
Fanfiction[END] Perihal hidup, seburuk apapun jalan cerita di hidup mu, jika kehidupan itu dijalankan oleh orang lain, apakah kau mau? Jika alurnya buruk kemungkinan besar tentu saja kau mau jika hidup mu diambil alih oleh orang lain. Tetapi, tidakkah kau me...