"Kita akan tiba di Kirigakure ketika lewat tengah malam, sepertinya." Mitsuki menatap lautan di malam hari.
"Hari ini banyak masalah. Kereta api kita sempat bermasalah selama lima belas menit, kemudian kapal ini juga sempat bermasalah selama hampir dua jam penuh." Sarada melirih. "Kalau nanti di tengah laut ini juga ada masalah, mungkin kita baru tiba di Kirigakure ketika pagi."
Boruto memejamkan matanya. Lokasi tempat mereka bertiga duduk sangat berangin, membuat rambut ketiganya tak pernah diam. Boruto melirik bulan yang terlihat begitu jelas, kemudian menatap dua rekannya. "Waktunya tidur, kalian."
"Cepat sekali," protes Sarada.
Mitsuki hanya tersenyum mendengar protes Sarada. Sejujurnya dirinya juga ingin istirahat saja.
Sarada menunggu Boruto bereaksi, tapi apa yang ia lihat malah sosok Boruto yang diam dengan wajah seolah berpikir keras. Sarada membuang napasnya, kemudian kembali menatap langit malam.
"Baiklah. Mitsuki, kita bisa tidur duluan. Biarkan si Keras Kepala ini di sini sendirian," putus Boruto.
Sarada mengernyit karena sebutan yang Boruto buat untuk dirinya.
"Kau yakin meninggalkan dia sendirian?" Mitsuki mengerjap.
"Tentu." Boruto mengangguk sebagai afirmasi atas ucapannya. Cowok itu kemudian berlalu duluan dari sisi Sarada.
"Kau bisa sendirian, Sarada? Jujur aku juga ingin istirahat." Mitsuki menatap Sarada khawatir.
"Tenang saja. Aku akan segera tidur, sebentar lagi. Kau bisa duluan," yakin Sarada.
Mitsuki diam selama beberapa waktu, kemudian mengangguk sambil melangkah pergi. Punggung cowok itu menghilang di keremangan kapal besar yang mereka naiki. Jam segini rata-rata penumpang memang sudah tidur, jadi kapal benar-benar terlihat sepi.
Sarada meletakkan kepalanya pada sisi jendela kapal, kemudian memejamkan matanya menikmati angin malam. Rasanya menenangkan sekali. Sekitar lima menit Sarada diam dalam posisi itu, hingga tiba-tiba jaket hitam milik si Sulung Uzumaki tersampir di bahunya. Sarada langsung menegak, berbalik badan dengan terkejut.
"Kau?" lirih Sarada.
Boruto memandangnya lelah. "Apa?"
Sarada diam sejenak, kemudian kembali berbalik badan dan menghadap lautan. "Katanya mau tidur, kenapa malah kembali ke sini lagi?" sinis Sarada.
Boruto memasukkan kedua tangannya ke saku celana sambil mengambil tempat duduk di sebelah Sarada. "Diam."
Boruto ini kenapa, sih? Tumben jadi sedikit dingin. Sarada memeluk dirinya sendiri dari angin laut. Ia membuang wajah dari Boruto. "Aku bisa di sini sendirian."
"Aku tahu."
"Lalu? Kenapa kau malah menemaniku? Lebih baik kau pergi tidur."
Boruto tak punya niat untuk langsung membalas ucapan Sarada. Ekor mata Sarada pun diam-diam menatap rambut keemasan Boruto yang tak henti bergoyang karena angin. Iris biru cowok itu dibias cahaya bulan. Semua itu, jujur membuat Boruto terlihat sedikit berbeda di mata Sarada.
"Kalau kutinggalkan sendirian, kau pasti akan bergadang hingga lewat tengah malam. Jadi," ucap Boruto sambil menoleh pada Sarada, "aku ke sini untuk memaksamu tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Future? [BoruSara Fanfiction]
FanfictionEnd- Future? [BoruSara Fanfiction] Untuk pertama kali dalam hidupnya, Boruto akui ia menyesal karena telah menolong seseorang. Andai malam itu ia bergegas pulang seperti apa kata Sarada, mungkin ia tak akan terlibat dalam ramalan tengah malam. Hari...