"Ini namanya Sungai Nishi. Dinamakan begitu karena sungai ini mengalir ke arah barat Mizūmigakure."
Istirahat makan siang kali ini diadakan di sebuah gerai makanan tersembunyi. Lokasinya berada di antara pepohonan pinggir sungai.
"Dapurnya ada di sana, ya." Nao menunjuk bangunan berbahan kayu yang terletak di bawah pohon, kemudian telunjuknya berpindah ke arah atas pohon. "Kalian juga bisa duduk di atas sambil menunggu makanan kalian. Pemandangan di atas sangat indah. Aku tak pernah bosan untuk duduk di sana."
"Lumayan tinggi," gumam Sarada menilik tangga yang dibuat mengitari pohon.
"Lalu, kita akan makan di pinggiran sungai?" Boruto bicara sambil berkacak pinggang. Ada beberapa bangku dan meja yang disusun rapi di pinggiran sungai.
"Iya, karena cuacanya sedang cerah begini." Nao kemudian menoleh. "Kalian ada yang ingin berenang ke sungai? Atau mungkin memancing ikan?"
"Memang boleh?" kaget Sarada.
Boruto menatap waswas pada Sarada. Jangan bilang bahwa gadis cerewet satu itu ingin berenang.
"Aku mau memancing, Nao-san." Sarada mengutarakan keinginannya seraya tersenyum riang.
"Ayo, yang ingin memancing bisa ikut aku. Alat pancing dan umpannya ada di sana." Nao menunjuk ke arah dapur.
Boruto menatap kepergian Sarada bersama Yuri dan Nao. Diam-diam cowok itu bersyukur karena Sarada hanya memutuskan untuk memancing. Setidaknya memancing jelas lebih aman daripada berenang, 'kan? Boruto sendiri segera sibuk melepas jaket hitam serta ransel yang ia gunakan.
"Kau mau berenang, Boruto?" Mitsuki menghampiri Boruto.
"Iya."
Mitsuki mengangguk. "Aku mau memancing dengan Sarada dan Yuri-san, ya. Aku lupa bawa baju ganti soalnya."
"Oke."
Boruto tersenyum menyapa Sada yang sudah duluan menenggelamkan setengah badannya di aliran sungai. Sungainya jernih sekali, airnya dingin, tak terlalu deras, dan banyak riak tanda berbatu. Ketika ikut berendam, Boruto bahkan bisa melihat seekor ikan menyelinap di antara bebatuan.
"Jernih sekali, 'kan?" Sada mengajak bicara.
"Iya. Omong-omong, wisata di desa ini sebenarnya cukup menarik, 'kan? Sayangnya masih sepi pengunjung."
Sada menangkap ranting kayu yang hanyut terbawa arus, kemudian membuang ranting tersebut ke pinggiran sungai. "Justru bagus, lho, masih sepi begini. Kita perlu bersyukur karena bisa menjadi sebagian orang yang datang ke sini selagi pengunjungnya masih sepi. Coba kalau pengunjungnya ramai? Sungai mungkin akan penuh dengan orang-orang yang ingin berenang."
Masuk akal juga apa kata Sada.
"Kau berenang? Memang kau bawa pakaian ganti?" Sarada tiba-tiba muncul di pinggir sungai dengan sebatang alat pancing.
Boruto mendongak seraya menegakkan kerangka tubuhnya. "Bawa. Aku bukan pelupa seperti dirimu, 'ttebasa."
Sada tertawa karena melihat wajah kesal Sarada. "Kalian persis aku dan Yuri yang dulu sering bertengkar, lho."
KAMU SEDANG MEMBACA
Future? [BoruSara Fanfiction]
FanficEnd- Future? [BoruSara Fanfiction] Untuk pertama kali dalam hidupnya, Boruto akui ia menyesal karena telah menolong seseorang. Andai malam itu ia bergegas pulang seperti apa kata Sarada, mungkin ia tak akan terlibat dalam ramalan tengah malam. Hari...