Boruto memejamkan matanya. Semalaman tak tidur dengan pikiran semrawut membuat Boruto lelah. Cowok berambut keemasan itu duduk di depan camp, sendirian, merenungi dirinya yang tak bisa melakukan apa pun.
"Bagaimana aku bisa melindungi Sarada, kalau masalahnya seluas ini?"
Kedatangan Mia dan Sarada membuat Boruto membuka pejaman matanya. Dua gadis itu kelihatan sudah siap untuk dibawa menyisir hutan, lain dengan Boruto yang masih butuh waktu tenang guna berpikir matang.
"Kita tunggu Mitsuki," ucap Mia.
"Jadi, jumlah total korban hilang ada tujuh orang, 'kan, Mia-san? Sedangkan korban tewas ada empat orang?" tanya Sarada.
"Iya."
Boruto termenung hingga Mitsuki datang, lantas keempatnya segera melanjutkan perjalanan. Beberapa kali mereka bertemu langsung dengan petugas kepolisian atau konservasi yang masih berkeliaran menyisir area sekitar. Beberapa kali juga Boruto melirik sekitar dengan waspada. Alat komunikasi jarak jauh yang Mia bawa juga sempat bersuara, mengatakan bahwa korban yang meninggal di area utara dan barat daya telah dibawa ke pusat desa.
Pukul sebelas, Mia memutuskan untuk berhenti berjalan. Gadis itu menatap Boruto. "Bagaimana menurutmu kalau sekarang kita pergi ke barat daya, tempat tewasnya salah satu petugas kepolisian kemarin?"
Boruto diam, tak tahu harus menjawab apa.
"Aku setuju." Sarada menjawab duluan.
Mitsuki menatap Boruto seolah menunggu pemimpin timnya itu untuk bersuara.
"Aku ... terserah kalian saja," balas Boruto.
"Aku setuju," balas Mitsuki.
Dengan semua pendapat itu, maka berangkatlah mereka menuju area barat daya. Mia masih memimpin jalan dengan langkah lugasnya. Ketika akan memasuki area barat daya, gadis itu menggunakan pedang untuk menebas semak belukar berduri yang menghalangi jalan mereka.
"Sebelah mana kemarin?" tanya Mitsuki.
"Di depan, sedikit lagi," jawab Mia.
Iris biru Boruto sudah menemukan letak kamera trap yang kemarin menampilkan insiden aneh. Langkah kakinya menuju ke sana tanpa ragu. Boruto benar-benar akan menebas serigala itu jika seandainya mereka bertemu lagi.
"Tanahnya setengah lumpur," komentar Sarada sambil terus berjalan.
Di dekat tempat meninggalnya anggota kepolisian kemarin, ternyata sedang ada beberapa orang yang berkumpul guna memantau area sekitar. Mia menghampiri mereka guna menanyakan sesuatu, dan Sarada mengekori gadis itu. Boruto sendiri lekas membawa Mitsuki untuk mendatangi langsung kamera trap yang diikat kuat di batang pohon.
Alis tipis Mitsuki terbentuk tajam ketika dilihatnya jejak kaki semalam sudah menghilang. Cowok itu berjongkok demi memegang langsung tanah, memeriksa teksturnya yang kelihatannya agak basah.
"Tanahnya mirip lumpur, tapi bukan lumpur sepenuhnya," komentar Mitsuki. "Jejak kaki kemarin tak ada yang tersisa, padahal kemarin jejaknya terlihat jelas."
"Mungkin karena tanahnya setengah lumpur, ya, makanya jejak kakinya bisa hilang dengan cepat." Boruto memegang badan kamera trap. "Kameranya baik-baik saja."
Mitsuki bangkit lagi. Ia berputar mengitarj pohon guna menemukan jejak kaki yang tersisa. Boruto pun ikut melakukan hal yang sama dengan Mitsuki.
"Lihat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Future? [BoruSara Fanfiction]
FanfictionEnd- Future? [BoruSara Fanfiction] Untuk pertama kali dalam hidupnya, Boruto akui ia menyesal karena telah menolong seseorang. Andai malam itu ia bergegas pulang seperti apa kata Sarada, mungkin ia tak akan terlibat dalam ramalan tengah malam. Hari...