12¦ Tenang

1.7K 224 81
                                    

Mitsuki mengamati Boruto yang ternyata ikut ke pantai. Cowok pucat itu berkedip pelan ketika Sarada datang dan mengobrol baik dengan Boruto. Sejak tadi pagi, dua sobatnya itu tak pernah bertengkar.

"Bawa sepeda sendiri-sendiri?" tanya Yuri.

"Iya." Sada mengangguk sambil membenarkan posisi ranselnya.

Nao mengikat rambutnya dalam satu ikatan sebelum ia naik ke sepedanya sendiri. "Boruto, aman, 'kan? Kau bisa bawa sepeda sendiri?"

Boruto mengangguk. "Tentu."

Sarada membawa sepedanya ke depan posisi Boruto, tepat di sebelah Nao. Yuri dan Sada mengambil posisi paling belakang, sedangkan Boruto dan Mitsuki di tengah.

"Jadi, kita berangkat?" Nao tersenyum gembira sebelum benar-benar mengayuh sepedanya.

"Kenapa tidak dari dulu dibangun jalan seperti ini, Nao-san? Ini akan menjadi salah satu kegiatan favoritku di sini. Anginnya enak, pemandangannya juga," komentar Sarada.

"Terkendala biaya, Sarada. Jadi Mizūmigakure mengumpulkan dana dulu untuk membangun bangunan lain, sebelum akhirnya membangun jalan ini."

Boruto menarik napas pelan ketika bahunya terasa sedikit perih. Atas perintah Sarada, dirinya tidak membawa ransel di bahu. Namun rasanya tetap perih sesekali. Mungkin karena tergesek baju atau memang perbannya terlalu kencang.

"Kenapa?" Mitsuki bertanya.

Boruto menoleh sejenak. "Bukan apa-apa, 'ttebasa"

Setibanya di pantai dengan keadaan selamat, rombongan mereka lekas mampir di vila pantai tempat wisatawan biasa menghabiskan malam. Memarkirkan sepeda di sana, Sarada lekas menoleh pada Boruto. "Sakit?"

Boruto turun dari sepedanya sambil menggeleng. "Perih, bukan sakit."

Mitsuki menatap pantai dengan posisi tetap duduk di sepeda. Sejujurnya, bibir pantai masih cukup jauh jika dihitung dengan langkah kaki dari posisi mereka sekarang. "Bermalam di sini mungkin akan sangat menyenangkan, Nao-san."

"Kalian mau bermalam di sini?" Nao berkedip antusias. "Akan sangat seru, karena bisa menyaksikan senja nanti sore, juga bisa bakar-bakaran ayam, ikan, atau daging malam nanti."

Yuri menoleh pada Sada dengan tatapan memohon agar diperbolehkan menginap.

"Keren," puji Sarada.

"Mau menginap?" tanya Boruto.

Sarada mengangguk.

Boruto tak membalas lagi ucapan Sarada. Tangan kanannya memasuki saku jaket guna memastikan bahwa kertas itu aman terlipat di dalam sana. Boruto beralih menatap pantai. Dalam batinnya ia sudah memutuskan, bahwa ia memilih percaya pada apa kata peramal waktu itu. Tadi malam ketika Mitsuki pergi ke toilet, Boruto pun memandang kertasnya dalam-dalam, kemudian dibuat tertegun karena menemukan gambar serigala di balik salah satu gambar ekspresi Sarada. Jelas itu gambar seekor serigala yang diarsir tipis, penuh misteri kenapa sampai gambar hewan buas satu itu juga ada di sana.

"Ayo, kita minum dulu di atas. Ada kelapa muda juga, lho." Nao memimpin perjalanan.

Mitsuki berjalan di sebelah Boruto. Ransel di pundaknya terlihat lebih padat karena ia juga membawakan pakaian Boruto. Kedua kakinya menginjak undakan depan vila dengan kecepatan konstan. Angin yang berembus membuat wajah rupawan cowok itu terekspos ke sekitar.

Future? [BoruSara Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang