10¦ Bahunya

2K 249 44
                                    

Tok, tok, tok.

Klek.

"Belum tidur juga?"

Sarada berkedip sekali, kemudian membuang wajahnya. "Aku hampir tidur dan kau menggangguku."

"Apanya yang hampir tidur? Matamu bahkan tak menunjukkan kantuk," balas Boruto.

Sarada menatap segelas susu cokelat hangat yang Boruto bawa. Dari mana Boruto tahu kalau ia berniat pergi ke dapur untuk memesan susu pada penjaga dapur? Dari mana juga Boruto tahu kalau dirinya belum tertidur?

"Nao-san sudah tidur?" tanya Boruto.

"Sudah."

"Tentu sudah, ya, ini jam dua belas malam, 'ttebasa. Kau saja yang bandel dan belum tidur." Boruto menyerahkan segelas susu cokelat pada Sarada. "Minumlah, setelah itu segera tidur."

Sarada menerima susu cokelatnya. "Kau tahu dari mana kalau aku ingin ini?"

Boruto diam sejenak sambil berbalik badan. "Tentu tahu."

"Hah?"

Boruto menoleh sekilas pada Sarada yang kini berada di balik punggungnya. "Kita teman, 'kan? Seorang teman tentu tahu apa yang temannya inginkan."

Iya, mereka memang berteman.

Sarada menatap Boruto yang berjalan menjauh di antara sepinya lorong. Lampu dipasang berjarak-jarak di bagian dinding lorong, sehingga pencahayaan hanya berada di kelas temaram. Boruto terus berjalan, semakin jauh, kemudian berbelok menuju kamarnya. Suara burung hantu dari luar vila menyadarkan Sarada bahwa ia juga seharusnya sudah masuk ke kamar. Gadis itu melirik lorong sekali lagi, kemudian mundur dan memasuki kamar.

Di sana, di lorong yang Sarada pandangi tadi, sosok Boruto kembali muncul. Cowok itu memasukkan kedua tangannya ke saku celana, kemudian tersenyum lelah dengan kecil. "Tidur nyenyak, Sarada. Semoga besok liburan kita berjalan menyenangkan, dan kau tetap baik-baik saja."

Serta semoga, gambaran di kertas itu tak sepenuhnya berupa kebenaran.

Pagi gerimis di Mizūmigakure

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi gerimis di Mizūmigakure. Yah, beginilah rasanya kedinginan di vila yang terletak di dekat gunung. Dapur ramai dengan orang-orang yang berebut minuman panas. Uap mengepul di bak mandi demi kelangsungan mandi pagi ini. Area makan sudah setengah penuh dengan para wisatawan. Jumlah total wisatawan yang menginap di vila ini sebenarnya tak sampai tiga puluh orang, mungkin hanya berada di kisaran angka dua puluh dua atau dua puluh tiga. Namun jika ditotal dengan para petugas dapur, para pramuwisata, dan beberapa penjaga depan vila, mungkin angkanya menyentuh tiga puluh. Vila yang besar lagi luas, punya lantai dua juga.

Future? [BoruSara Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang