Keadaan camp area barat daya terpantau ramai. Senja sudah nyaris hilang ditelan kegelapan. Usai suara aungan serigala bergaung dari macam-macam arah, mendadak hutan kembali dibalut sunyi, bahkan suara kicau burung pun lenyap dari balik dedaunan. Memanfaatkan sepi, Mia pun membawa timnya bergegas menuju camp terdekat. Badan-badan serigala cepat dilarikan oleh petugas konservasi, diamankan untuk penyelidikan.
Hingga malam, belum ada lagi tanda-tanda dari bahaya yang mungkin akan datang kembali. Boruto duduk di teras bersama Mitsuki, membiarkan Sarada dan Mia berada di kamar mereka. Ketika Mitsuki sibuk berbicara dengan salah seorang petugas konservasi, Boruto pun menatap kegelapan. Dirinya ingat tentang gambar burung hantu yang ada di dalam kertas. Hingga kini, ia belum bertemu langsung dengan makhluk itu.
Apa mereka akan segera bertemu?
Boruto membuka telapak tangannya yang terlihat pucat. Tiga serigala sudah tewas, seharusnya kasus hilangnya warga juga terhenti, pun kasus tentang tewasnya beberapa warga. Boruto harap begitu.
"Boruto, Mitsuki."
Seorang petugas kepolisan datang dengan raut khawatir, seolah ia sedang diancam oleh sebuah bahaya. Lelaki tinggi lagi tegap itu memegang salah satu tiang yang ada di teras camp. "Tadi, dari arah sana, kudengar ada suara. Seperti seorang wanita yang meminta pertolongan, tapi ketika aku menghampiri posisinya, aku tak menemukan apa-apa."
Boruto mengernyit. "Mungkin hantu," asalnya.
"Apa iya?" heran Mitsuki.
Polisi itu diam sejenak. "Hantu? Kenapa malah jadi horor?"
"Lalu siapa, 'ttebasa?" balas Boruto setengah minat. Kini iris birunya menatap polisi itu dengan heran. Niatnya, Boruto ingin melanjutkan ucapannya, tapi alat komunikasi yang ada di pinggang polisi itu mendadak bersuara.
"Di pusat desa sedang hujan, bagaimana dengan posisi kalian?"
"Dari barat, kami baik."
"Selatan terpantau aman."
"Timur sedikit gerimis, tapi semuanya aman."
"Tenggara hujan deras, dari luar terdengar suara petir."
Begitulah kurang-lebih laporan dari masing-masing camp atas pertanyaan yang diutarakan oleh Kepala Desa. Namun hingga laporan nyaris berakhir, suara Mia tak kunjung terdengar untuk turut melaporkan, bahwa camp barat daya dalam keadaan baik-baik saja tanpa hujan.
"Mia-san ke mana?" tanya Mitsuki.
"Barat daya, bagaimana? Apa kalian baik-baik saja?"
Suara Kepala Desa terdengar lagi guna menanyakan kondisi camp barat daya. Boruto, Mitsuki, petugas konservasi, dan petugas kepolisian itu saling tatap bingung. Apa mereka boleh mengambil alih tugas Mia selaku pimpinan kelompok untuk angkat suara?
"Biar kuangkat." Polisi itu akhirnya mengambil keputusan. Biar bagaimanapun, dirinya memang paling berhak untuk bicara dibandingkan dengan Boruto, Mitsuki, atau bahkan salah seorang anggota konservasi yang ikut duduk di sebelah Mitsuki. Ketika mulutnya terbuka hendak menjawab, dari seberang sana camp lain malah berseru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future? [BoruSara Fanfiction]
FanficEnd- Future? [BoruSara Fanfiction] Untuk pertama kali dalam hidupnya, Boruto akui ia menyesal karena telah menolong seseorang. Andai malam itu ia bergegas pulang seperti apa kata Sarada, mungkin ia tak akan terlibat dalam ramalan tengah malam. Hari...