Kenyataan Perasaan.

186 29 1
                                    













Untuk sesaat fokus para tamu undangan mengarah pada Namjoon dan juga Seokjin. Dengan mata kepala mereka sendiri mereka melihat bagaimana Namjoon  merengkuh Seokjin dan  menyumpal hidung Seokjin  dengan menggunakan saputangan yang Namjoon miliki.

"Apa yang terjadi dengan pemuda itu?" tanya para hadirin.

"Ratu, kenapa Pangeran bisa berada di sana? siapa pemuda yang bersamanya itu?"tanya kerabat sang Ratu.

"Ahh itu... itu.. dulu pemuda itu pernah bekerja di istana," jawab Sang Ratu.

"Oh ,Pangeran Namjoon mengenalnya ya? kenapa ya pemuda itu?"

Dan terpaksa baik  Yoonji  dan juga Seokjin
meninggalkan acara Jimin terlebih dahulu. Beruntung Seokjin masih sanggup melangkahkan kakinya hingga masuk ke dalam kereta kuda yang Yoonji sewa untuk datang ke acara tersebut.

"Hyung , kau baik-baik saja kan hyung?" Yoonji khawatir melihat keadaan Seokjin. Ia masih menutup hidungnya menggunakan saputangan milik Namjoon.

"Aku sekarang sudah lebih baik. Maaf ya Yoonji sudah mengacaukan acara mu . Harusnya kau masih lama berada di sana,"

"Tak usah di pikirkan Hyung.  Justru aku yang meminta maaf karena ulah Minhyun tadi,"

"Dia siapa Ji ah?"

"Hanya seseorang yang selalu berusaha mengejar ku. Tapi aku tak menyukai dia sebab dia terlalu arogan."

"Aku harap dia tak akan mengganggu mu lagi,"

"Iya , toh dia sudah mendapat pelajaran dari Pangeran Namjoon. "
Seokjin hanya diam tak ingin mengomentari. Apa yang Namjoon lakukan pada Seokjin tadi sebenarnya meninggalkan tanda tanya di benak Yoonji. Jaraknya yang tak berada jauh dari Namjoon membuat ia bisa mendengar apa yang Namjoon katakan pada Minhyun.

'Jangan mengganggu Seokjin?"

'Rasanya terlalu janggal untuk di dengar. Apakah Seokjin dan Namjoon saling mengenal? Apalagi mengingat bagaimana Namjoon yang tak ragu bersentuhan dengan Seokjin seolah mereka memiliki sebuah kedekatan. Hanya saja Yoonji tak berani untuk mempertanyakan.

"Yoonji, tolong jangan ceritakan kejadian ini pada ayah ku ya. Anggap saja tak terjadi apapun," mohon Seokjin.
gadis itu  mengerti  Seokjin tak ingin membuat ayahnya khawatir.

"Iya hyung, tenang saja."

"Tolong sampaikan juga permintaan maaf ku untuk Jimin dan Jiwon juga,"

Setidaknya kini darah dari hidungnya berhenti mengalir. Di tatapnya saputangan merah  Namjoon yang  telah tercampur dengan darahnya .

'Dia masih menyimpannya....'

Yang Seokjin maksud adalah saputangan  tersebut. Saputangan satin berwarna merah dan di saputangan itu terdapat tulisan rajutan dari benang berwarna kuning emas yang membentuk inisial  Namjoon Kim.  Si perajut tersebut tak lain dan tak bukan adalah Seokjin sendiri.

Setidaknya Seokjin berhasil menyembunyikan keadaannya di hadapan sang ayah. Saputangan milik Namjoon ia sembunyikan dari ayahnya. Syukurnya  sang ayah tak menaruh rasa curiga sama sekali.


***

"Joon, kenapa dengan Seokjin?  Dia menghadiri acara Jimin juga ternyata." kini Namjoon dan sang ibu berada dalam kereta. Mereka akan bertolak ke istana.
Mengenai kekacauan tadi, Ratu Hana dan juga Namjoon telah meminta maaf pada Jimin dan keluarganya.

Beautiful Memories about youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang