Kisah Tak Sempurna

381 61 9
                                    


Happy Reading

💞
💞
💞





Malam harinya usai pertemuannya dengan Namjoon, Seokjin melampiaskan semua kesedihannya dengan menangis di dalam kamarnya berharap beban di hatinya berkurang. Menjerit pilu tak tertahan ketika semua kenangannya bersama Namjoon berputar di benaknya. Kenangan yang tak semudah itu akan di lupakan.

Kepalanya berdenyut sakit tapi ia tak ingin peduli. Seokjin hanya ingin berbaring menghiraukan rasa mual yang menyerangnya lagi. Terakhir ia menyantap makanan hanya siang tadi bersama dengan Namjoon berupa daging Rusa panggang yang dijanjikan oleh Shindong. Itupun disantapnya sedikit karena tiba-tiba saja perut Seokjin bergejolak dan membuatnya memuntahkan semua isi perutnya.

Atas paksaan Namjoon, terpaksa Seokjin beristirahat sejenak di kamar yang tersedia di hanok tersebut. Namjoon tak dapat menyembunyikan kekhawatirannya bahkan dengan sabar Namjoon membalur punggung dan tengkuknya dengan minyak dari daun kayu putih

"Jin, apa kau hendak mengisi perutmu lagi?"tanyanya

"Tidak. Aku hanya ingin tidur sejenak. Maafkan aku merepotkanmu lagi,"

"Aku tidak merasa seperti itu. Justru aku tak tega melihatmu seperti tadi. Apa kau mengalami masalah pencernaan ? Atau asam lambungmu naik?"

"Iya sepertinya begitu,"bohongnya.

"Segeralah periksakan Jinnie,. Pasti karena sibuk kau jadi suka terlambat makan,"nasihat Namjoon. "Sekarang tidurlah, kau pasti lelah..."

"Dan kau.....?"

"Aku akan berada di luar. Aku tak ingin istirahat mu terganggu,"
Saat Namjoon hendak melangkah meninggalkan Seokjin tiba-tiba Seokjin menggenggam tangannya.

"Iya kenapa Jin?"tanya Namjoon.
"Bagaimana kalau kita istirahat bersama,,"

"Maksudnya?"

"Tidurlah di sini bersama dengan ku," Sebenarnya Seokjin benar-benar malu mengatakan hal tersebut, tapi di tekannya rasa malunya tersebut. Namjoon sendiri tak menolak. Akhirnya ia merebahkan tubuhnya di samping Seokjin.
"Tidurlah..." "apapun untukmu sayangku,," yang ia ucapkan di dalam hatinya. Ajaibnya ketika mendapat pelukan Namjoon dan juga mencium aroma tubuhnya,Seokjin terbuai oleh rasa kantuk yang teramat sangat. Rasanya begitu hangat dan nyaman. Matanya terpejam dan sebelum kesadarannya hilang,ia berjanji inilah terakhir kalinya ia dan Namjoon untuk saling dekat. Mungkin mereka tidaklah memiliki hubungan apapun tapi selamanya Namjoon akan menjadi orang yang paling ia sayang sepanjang hidupnya.


Bila esok hari datang lagi...
Ku coba tuk hadapi semua ini
Meski tanpamu...



●●●

Hal yang sama juga di rasakan oleh Namjoon. Ia tidak bisa memejamkan matanya malam itu dan berusaha menguatkan hatinya kalau kisahnya dengan Seokjin telah usai. Hubungan mereka kini hanya sebatas Penguasa dan bawahannya, tak lebih!
Diingatnya lagi saat ia tidur bersama Seokjin tadi. Ia memandang wajah Seokjin yang tertidur dan tak hentinya mengagumi paras wajah Seokjin. Ia juga mencuri kecupan-kecupan kecil di sekitar wajah Seokjin sebelum akhirnya ikut tertidur sambil mendekap penuh sayang Seokjin.

Andai hal seperti itu bisa terus di lakukannya bersama Seokjin. Terlintas selalu di pikirannya ketika ia terbangun, akan ada Seokjin yang selalu menyambut pagi harinya, mereka tidur di ranjang yang sama, saling  berbagi selimut,  dan pelukan sepanjang malam

Rasanya Namjoon seperti seseorang yang mengalami putus cinta. Mengalami patah hati karena harus kehilangan sebab baginya Seokjin adalah seseorang yang sangat berarti dalam perjalan hidupnya.

Pernah terbersit di benaknya dulu untuk menjadikan Seokjin sebagai kekasihnya. Tetapi urung ia lakukan sebab saat itu Seokjin disibukkan dengan serangkaian tes dan ujian agar bisa lolos seleksi menjadi Pengawal Kerajaan. Namjoon hanya tak ingin mengganggu fokus Seokjin dalam meraih impiannya. Di saat yang sama, Namjoon juga sibuk belajar karena ia akan melanjutkan pendidikan ke salah satu Sekolah Kebangsawanan yang terletak jauh di Ibu Kota.

Padahal tidak ada janji untuk saling setia di antara mereka saat keduanya harus dipisahkan oleh jarak. Tidak ada adegan melankolis atau tangisan haru yang mewarnai ketika Namjoon akan berangkat ke Ibu Kota. Seokjin hanya mengajaknya ke Kuil untuk berdoa.

"Joon, aku hanya bisa berdoa semoga segala sesuatunya untukmu di lancarkan. Kau selalu di beri kesehatan,bisa menyelesaikan pendidikanmu dan menerapkannya dengan baik ketika kau menjadi Raja nanti," Itulah harapan yang Seokjin ucapkan padanya saat itu. Harapan yang penuh akan ketulusan di dalamnya.

"Aku yakin dan percaya kau akan menjadi Raja yang hebat suatu hari nanti.."

Lima tahun lamanya Namjoon menghabiskan waktunya untuk menempuh pendidikan di Ibu Kota. Sekolah tempatnya menuntut ilmu merupakan sekolah yang elit dan diperuntukkan untuk para kaum bangsawan. Selama di ibu kota ia tinggal di Asrama yang di siapkan khusus oleh pihak Sekolah. Di Sekolah tersebut, Namjoon bertemu dengan beberapa Pangeran dari kerajaan-kerajaan lainnya. Kemudian mereka berteman dan sama-sama mendapat penggemblengan ilmu yang benar-benar menguras pikiran.

Lima tahun juga Namjoon tak pernah pulang ke Silla. Terkadang ia berkirim surat dengan kedua orangtuanya atau orangtuanyalah yang mengunjunginya di Ibu Kota. Tak pernah sekalipun ia berkabar dengan Seokjin begitupun sebaliknya. Namjoon mengira mungkin ia akan menemukan tambatan hatinya di Ibu Kota. Mungkin saja ia akan jatuh hati pada seorang wanita. Tapi ternyata hatinya tak pernah menginginkan untuk di isi oleh sosok yang lain.

Sekalipun ia mengenal beberapa putri atau wanita dari keturunan bangsawan dan pernah dekat dengan beberapa dari mereka tetapi tak pernah berhasil sampai ke tahap percintaan. Padahal perhatian sudah mereka tunjukkan untuk Namjoon tetapi tak ada yang mengena di hatinya. Namjoon hanya menginginkan seseorang yang tulus dan apaadanya terhadap dirinya tanpa memandang atau membicarakan tentang siapa dia, maupun status yang disandangnya.

Pada akhirnya hanya satu nama yang selalu bisa meluluhkan hatinya. Sekalipun ada jarak yang membentang, tak ada kabar atau pesan,banyak hati yang mendekat tapi kesetiaan itu tak bisa terkalahkan.

Namjoon tak tahu sanggupkah ia merelakan setiap kepingan ukiran kenangan indahnya bersama dengan  Seokjin ?
Banyak kebahagiaan di dalamnya meski berakhir menjadi sebuah kisah yang tak sempurna.


TBC

aku ngakak liat photo ini tapi mbak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aku ngakak liat photo ini tapi mbak.y ini bener2 beruntung bgt ya 🤣

Dan Maafkan kalo ceritanya maju mundur gini alurnya.

Beautiful Memories about youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang