Keresahan sang Pangeran

722 66 7
                                    

●Typo adalah unusur ketidaksengajaan










Happy Reading
🍃
🍃
🍃











Merasa sudah lebih baik,  dan luka di lengannya sudah mengering, Seokjin akhirnya kembali melaksanakan tugasnya . Untuk sementara ia hanya akan melakukan penjagaan di  dalam lingkup wilayah istana. Sudah memasuki tahun ke delapannya saat ini dalam memegang posisi sebagai prajurit istana.
 
 

Ada selentingan kabar juga yang mengatakan bahwa Seokjin akan terpilih sebagai salah satu satuan khusus mengawal Raja ketika Namjoon naik tahta nanti. Seokjin sendiri tak mau ambil pusing memikirkannya, karena hal tersebut belum tentu benar adanya. Hanya saja desas desus yang beredar seolah olah Seokjin sangat menginginkan posisi tersebut mengingat kedekatannya dengan Sang Pangeran. Pikiran Seokjin tidaklah sepicik itu. Asal kan ia masih bisa mengabdi pada kerajaan saja sudah membuatnya senang mengingat kebaikan-kebaikan yang telah di limpahkan oleh anggota kerajaan padanya dan sang ayah.

Seokjin tahu siapa dalang di balik ini semua. Orang tersebut tak lain dan tak bukan adalah Lee Taemin, rekan sejawatnya sendiri. Ia dan Taemin berada dalam angkatan yang sama, menjalani pelatihan sebagai prajurit  bersama.

"Wah rupanya kondisimu sudah membaik Seokjin?" tanya Lee Taemin saat ia berpapasan dengan Seokjin.

"Seperti yang kau lihat sendiri," jawab Seokjin dengan ekspresi datar.

"Oh ya dengar-dengar Putra Mahkota sempat mendatangi paviliun mu untuk menjengukmu. Benar-benar perhatian sekali ya ,,"

"Kau jangan berani-beraninya membuat desas desus tentang Putra Mahkota . Itu adalah tindakan lancang apalagi di dalam wilayah istana."

"Tentu saja. Aku  sangat menghormati Putra Mahkota. Hanya saja aku muak padamu masih saja menempel pada Putra Mahkota. Apa yang sebenarnya kau cari? "

"Aku tidak peduli seberapa besar kemuakanmu itu. Pepatah mengatakan sekalipun aku benar tetap saja salah di mata mu yang notabene pembenci ku. Tapi jika kau terus mengusikku, tidak menutup kemungkinan kan pedang kita akan saling beradu..."  Ujar Seokjin berusaha  meredam emosi yang menguasainya.

"Aku tidak takut dengan ancaman mu. Silahkan saja" tantang Taemin. "Dan ya aku memang sangat membenci orang yang bermuka dua sepertimu,"

"Terserah. Lanjutkan saja kebencianmu padaku. Pupuklah hingga membusukkan dirimu. Yang jelas kita sama-sama bermuka dua kan, karena di hadapan anggota kerajaan kita bisa bertingkah seolah kita adalah dua insan yang akur dan kompak." Setelah menyelesaikan perkataannya itu, Seokjin memilih pergi meninggalkan Taemin. Ia malas beradu mulut terlalu lama karena beradu mulut itu hanya pantas di lakukan oleh kaum wanita.

Taemin mengepalkan tangannya erat. Emosi itu tercetak jelas di wajahnya. Ya dari mereka masih kecil dulu hingga kini Taemin masih saja memendam rasa bencinya pada Seokjin. Berawal dari rasa irinya karena Pangeran yang lebih memilih melakukan latihan dengan Seokjin. Taemin tahu seberapa dekatnya Pangeran Namjoon dan Seokjin. Bahkan rupanya kedekatan mereka berlanjut hingga kini. Terkadang Taemin bisa membaca tatapan Sang Pangeran pada Seokjin seperti tatapan seseorang yang memuja pasangannya. Meski Taemin merasakannya tentu saja Taemin tak berani menciptakan desas desus  semacam itu di wilayah kerajaan, konsekuensinya terlalu besar dan bisa berakibat akan karit yang selama ini mati-matian ia perjuangkan.

"Tapi aku masih penasaran Seokjin, sebenarnya ada apa kah  antara dirimu dan Pangeran Namjoon," gumamnya.










Beautiful Memories about youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang