Happy Reading
🌼
🌼
🌼
"Aku jadi rindu saat saat itu Jinnie."ungkap Namjoon. Ia meraih tangan Seokjin yang melingkar di lehernya dan digenggamnya erat.
"Aku pun begitu. Waktu begitu cepat berlalu ya Joon. Kita sudah bukan sepasang anak remaja yang sedang belajar mengenal dunia lagi,"tambah Seokjin.
"Terlebih aku rindu dengan Seokjin yang suka bermanja denganku," Namjoon mengucapkannya sambil menatap ke dalam mata Seokjin.
"Sudahlah hentikan dulu nostalgianya dan pakailah pakaianmu. Nanti kau masuk angin,"
Seokjin mengalihkan pembicaraan.
Ya begitu banyak afeksi yang tercipta antara dirinya dan Namjoon salah satunya yang kerap ia lakukan dulu adalah dengan tanpa ragu tertidur di pangkuan Namjoon, meski merupakan hal yang lancang tapi lain cerita kalau cinta sudah berbicara. Sebagai bawahan , Seokjin sebenarnya juga tak boleh memanggil Namjoon hanya sebatas nama mengingat kedudukan Namjoon yang tinggi tetapi Namjoon sendiri yang melarangnya memanggil dengan embel embel Pangeran jika mereka sedang berdua saja. Pipi Seokjin yang bulat juga kerap Namjoon jadikan sasaran, entah ia cubit atau terkadang ia gigit gigit karena gemas."Pakaikan ya,"canda Namjoon.
"Tidak akan.. Ini cepat pakai,"paksa Seokjin.
"Baiklah tuan pemaksa,"gerutu Namjoon."Aku memakainya didepanmu ya,"
"Asal jangan bertelanjang,"
"Aku tidak akan berbuat macam-macam denganmu Jinnie,"
Seokjin berusaha tak menghiraukan soal omongan Namjoon. Diam-diam Seokjin memperhatikan tubuh Namjoon yang sekarang.
"Tubuhmu yang sekarang benar-benar lebih proporsional Joon," Terang Seokjin, Memiliki postur tubuh yang tinggi jadi Seokjin yang hanya bertinggi badan 173 cm tampak mungil jika bersanding dengan Namjoon.
"Dulukan kita sering berenang bersama,dan ku rasa kau dulu sama kurusnya denganku,""Memang proporsional seperti apa?"
"Lebih kekar, otot ototmu lebih terbentuk sekarang,"
" Entahlah ini semua terbentuk dengan sendirinya. Aku terlalu malas juga membentuk tubuhku agar terlihat kekar.
Kenapa jadi membicarakan bentuk tubuh?""Hanya ingin saja,"
"Apa jangan-jangan kau mengagumi bentuk tubuhku?"
Seokjin hanya memberi pandangan malas kepada Namjoon.
"Kalau kau ku peluk, kan hangat jadinya... "tambah Namjoon.
Mendengar apa yang Namjoon katakan membuat Seokjin tersenyum. Tapi di saat yang sama ia juga bersedih. Ia ingin selalu merasakan saat indah seperti ini bersama Namjoon. Tapi memang sangat mustahil untuk dilakukan. Bahkan demi pertemuan ini mereka harus mencuri waktu dan melakukannya serapi mungkin agar tidak dicurigai lingkungan istana.
Seokjin bangkit dari duduknya menghampiri Namjoon dan membantu merapikan lipatan Jaegorinya.
"Joon......"Panggilnya.
"Iya ada apa?"
"Sudah saatnya kita berbicara...."
Namjoon memandang Seokjin untuk sesaat.
"Dan aku ingin ke Lembah Peoni, sepertinya bunga bunga Peoni sudah tumbuh sekarang,"
"Baiklah.... ayo kita ke sana."●
●
●
Dan di sinilah mereka berdua sekarang.
Meninggalkan air terjun dan menuju ke lembah lain dimana Bunga-bunga Peoni berhamparan. bunga Peoni yang merupakan salah satu bunga kesukaan Seokjin."Joon, lihat, bunga-bunga Peoninya sudah bermekaran,"
Namjoon memeluk Seokjin dari belakang dan mencium Seokjin di pipinya. Seokjin terlihat bahagia, rasanya sudah lama Namjoon tak melihat rona bahagia di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Memories about you
FanficWaktu terus berlalu, tetapi rasa rindu ini tak pernah luntur. Hanya sebuah kisah sederhana antara Sang Pangeran dan sahabat tersayangnya...