Harus pergi

413 65 2
                                    









Happy Reading
💕
💕
💕





"Tidak ada hal serius yang terjadi pada Pangeran Namjoon. Kemungkinan dia pingsan karena lambungnya kosong Yang Mulia dan dicecoki juga oleh minuman keras. " begitulah penjelasan tabib istana mengenai keadaan Namjoon.

Saat ia pingsan tadi, Yunho segera melarikan sang putra ke kamarnya dan bergegas memanggil tabib Istana. Namjoon masih memejamkan matanya, ia juga terpaksa di tidurkan telungkup karena luka di punggungnya akibat sabetan cambuk sang ayah. Ratu Hana dengan setia mengelus surai sang Putra sambil menangis sesenggukan melihat keadaan sang anak.

"Teganya kau menyakiti putraku seperti ini, Yang Mulia..." isak Ratu Hana.

"Maafkan aku Hana jika bagimu aku berlaku kejam pada Namjoon. Tapi segala sesuatu akan ada konsekuensinya.  "

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Namjoon mabuk seperti ini. sebegitu tak inginnyakah dia berpisah dari Seokjin?"

Yunho memilih tak ingin membicarakan tentang kata terakhir Namjoon sebelum ia jatuh pingsan karena istrinya pasti akan bersedih.

"Apa mungkin inilah maksud dari perkataan nenek itu, bahwa ikatan di antara mereka berdua memang benar-benar kuat?"

"Untuk sekarang biarkan dia istirahat dahulu, aku akan berbicara lagi dengan putra kita ketika dia sudah sadar nanti... Aku akan mencari tahu hal yang dia inginkan..." Setelah itu Yunho nengecup kening sang istri juga mencium surai hitam anaknya yang terlelap sebelum pergi menyelesaikan sebuah hal.

Hari sudah menjelang siang, ketika akhirnya Namjoon sadar. Ia benar-benar merasakan sakit dikepalanya, dan rasanya sesuatu di sekelilingnya berputar-putar. Ketika Namjoon hendak menggerakkan badannya ia juga merasakan sakit yang luar biasa pada punggungnya. Samar-samar ia mengingat kejadian semalam saat ia merasakan sabetan cambuk yang di lakukan oleh ayahnya tapi ia tak ingat hal lain apa lagi yang telah ia lakukan. Namjoon sadar sepertinya kemarin ia sudah benar-benar dipengaruhi oleh alkohol. tak lama kemudian Ratu Hana masuk ke dalam kamar dan ia lega melihat putranya telah bangun dari tidurnya.
Sebelum Namjoon mengeluarkan sepatah kata, perutnya bergejolak ingin mengeluarkan semua isinya. Alhasil Namjoon memuntahkan semua isi perutnya. Syukurnya sang ibu sigap menyiapkan wadah dan juga mengurut tengkuknya.

"Bagaimana ?,Sudah merasa lebih baik?" dan di balas anggukan oleh Namjoon. Kemudian Ratu Hana memberi sang Putra air hangat untuk di minumnya. Terkadang Namjoon meringis karena punggungnya juga benar-benar terasa perih akibat luka sabetan cambuk.

"Jangan banyak bergerak dulu nak. kau harus mengisi perutmu dulu sekarang" kemudian di ceknya kening sang putra, terasa agak hangat.

"Habis makan ,ibu kompres ya.. sepertinya kau demam," lalu Ratu Hana mengambil mangkok yang telah berisi bubur,
"Sini ibu suapi, rasanya sudah lama tidak menyuapi putra ibu yang tampan ini.." Namjoon hanya menurut saja pada ibunya. Badannya masih terasa lemas. Sekian tahun lamanya

"Jangan banyak-banyak bu... "

"Iya, makan sedikit saja ya, "bujuk Ratu Hana.

"Bu, ayah mana? "

"Ayahmu sedang di sibukkan dengan pekerjaannya. Ada apa memangnya?"

"Aku ingin meminta maaf pada ayah. Kelakuan ku kemarin benar-benar keterlaluan,,,"

"Sudahlah jangan di pikirkan dulu. Berjanjilah jangan mengulanginya lagi, nak,"

"Seharusnya aku bisa menahan diri, bu..Aku mengacaukan keadaan."Kini saat kesadarannya sudah kembali, Namjoon merasa benar-benar malu akan perbuatannya.

Beautiful Memories about youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang