Malam yang melankolis

604 63 7
                                    

Typo adalah unsur ketidaksengajaan



Happy Reading

👑
👑
👑










KRIETTT....

Pintu  Paviliunnya pun akhirnya di buka oleh Seokjin . Setelah beberapa hari berlalu kini Namjoon dapat bersitatap secara langsung dengan pujaan hatinya.

"Mari masuk, Pangeran..." Seokjin mempersilahkan.

"Aku harap  kedatanganku tidak mengganggumu Jinnie, " ujarnya sembari menatap Seokjin yang entah kenapa tampak menggoda di matanya walau hanya mengenakan jaegori putihnya yang agak menerawang , di padukan dengan celana  panjang putih berwarna  senada, dan rambutnya yang ia ikat asal-asalan, beberapa helainya menjuntai dan membingkai kedua pipinya yang bulat.

"Tentu saja tidak. Apa Pangeran tak merasa lelah hari ini?" yang Seokjin maksud adalah mengenai perjalanan mereka hari ini ke dermaga. Seokjin sendiri bukannya tak merasa bahwa Namjoon sedang memperhatikan penampilannya.

"Aku lelah tapi aku hanya ingin bertemu denganmu" dan tanpa aba-aba Namjoon memeluk Seokjin dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Seokjin.

"Kau wangi sekali , apakah kau baru saja selesai mandi?" tanya nya ketika penciumannya menangkap wangi rempah yang menguar dari tubuh Seokjin.

"Hmm baru saja selesai dan rencananya aku ingin membuat makan malam sekarang." Seokjin harap dengan begitu Namjoon melepaskan pelukannya dari tubuhnya sebelum Seokjin merasa terbuai akan hangatnya dekapan Sang Pangeran.

"Kau ingin memasak? kalau begitu aku ikut makan bersama mu ya,"

"Memangnya Pangeran belum makan?"
"Sudah tapi hanya sedikit. "
"Baiklah. Tunggulah sebentar di sini, aku menyiapkan hidangannya dulu."

Dengan berat hati Namjoon melepas pelukannya dari tubuh Seokjin. 
"Baiklah jangan lama-lama," pintanya dan secara spontan mencium pipi Seokjin setelahnya.
  
Saat berada di dapur, pikiran Seokjin merasa tak karuan. jantungnya berdetak kencang mengingat pelukan dan ciuman di pipi yang Namjoon berikan.  Namjoon yang selalu menjaga wibawanya tak pernah merasa sungkan untuk merajuk pada Seokjin, sebagai dua orang lelaki yang telah beranjak dewasa mereka juga kerap berbagi sentuhan fisik walau hanya sebatas pelukan dan berciuman. Seokjin merasa gelisah, ia merasa ini salah tapi tubuhnya tak kuasa untuk menolak. Cumbuan yang Namjoon berikan adalah salah satu hal yang kadang-kadang ia inginkan.

Akhirnya Seokjin berhasil menyelesaikan masakannya, ia hanya memanggang ikan yang sudah di lumurinya dengan madu dan penemannya adalah soyu yang di campurnya dengan irisan cabe , bawang dan perasan jeruk nipis.  Namjoon tampak berbinar melihat hasil masakan Seokjin, meskipun hanya makanan sederhana tapi masakan Seokjin selalu terasa pas di lidahnya.

  "Masakanmu benar-benar enak. Aku sangat menikmatinya, "puji Namjoon.

"Kau terlalu berlebihan Joon, itukan hanya ikan panggang, semua orang bisa membuatnya." tanpa sadar Seokjin memanggil Namjoon dengan namanya.
"Aku pengecualian. Bisa-bisa dapur ikut terbakar."
"Iya aku tahu, kadang-kadang Pangeran Namjoon itu ceroboh sekali," ledek Seokjin.
   "Tapi kau sayang kan?"
Seokjin hanya tersenyum mendengar pertanyaan Namjoon tersebut.

Beautiful Memories about youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang