Happy Reading
🌼
🌼
🌼
"Nak, kenapa ayah merasa kau terlihat lebih kurus dan pucat? apa kau sempat sakit?" tanya Jong Woon. Setelah hampir 3 minggu lamanya akhirnya ia bersama rombongan kerajaan telah kembali ke istana. Kekhawatiran tampak jelas di matanya ketika memandang putra semata wayangnya itu.
"Ehm tidak ayah. Aku baik-baik saja. Mungkin aku hanya kelelahan , akhir-akhir ini divisi kita sedang sibuk. Aku sering begadang mengerjakan laporan." Akhirnya Seokjin memilih berbohong meski tidak sepenuhnya karena memang benar ia sering begadang demi mengerjakan laporan , ia hanya tak ingin ayahnya terlalu mencemaskan keadaanya.
Meski terasa janggal, namun Jong Woon berusaha percaya.Raut wajah anaknya juga terlihat kusut , seolah ada banyak beban yang di tanggungnya. Kekhawatiran lain pun muncul dalam benaknya.
"Seokjin, boleh ayah bertanya sesuatu padamu,?""Iya ayah, ingin menanyakan apa?"
"Apa... Kau dan Putra Mahkota masih berhubungan? Apa Putra Mahkota masih terus mendekatimu hingga sekarang?"
Seokjin tahu, ayahnya was was tiap ia dan Namjoon terlihat dekat. Dan hubungannya dengan Namjoon di ketahui oleh ayahnya sekitar 2 tahun yang lalu.
Ketika Namjoon baru saja kembali ke Silla setelah berhasil menyelesaikan pendidikanya di Ibu Kota.Sedangkan Seokjin sudah berhasil di lantik menjadi Pengawal Kerajaan.
Berawal ketika Jong Woon harus kembali ke Paviliunnya karena ada laporannya yang tertinggal. Tiba-tiba dari kejauhan ia melihat Sang Pangeran berjalan ke arah paviliunnya yang mengundang keheranan untuknya. Buat apa sang Pangeran datang ke Paviliunnya seorang diri. Akhirnya Jong Woon memutuskan mencari tahu apa yang akan Sang Pangeran lakukan.
Ternyata Namjoon datang untuk menemui Seokjin yang memang sedang bebas tugas di hari itu.
Dan Jong Woon menyaksikan semuanya.
Saat Namjoon memanggil Seokjin yang sedang memotong dahan pohon gingko yang terletak di belakang paviliun mereka. Perlahan Seokjin turun dari atas pohon yang cukup tinggi. Mereka terlibat percakapan sebelum akhirnya Jong Woon benar-benar dikejutkan dengan adegan dimana Sang Pangeran memeluk dan mencium bibir sang putra. Persendiannya terasa lemas , seluruh tubuhnya bergetar demi melihat hal tersebut bahkan ia bisa merasakan betapa anaknya menikmati ciuman tersebut."Ba... bagaimana bisa? Sebenarnya apa yang tidak ku ketahui dari mereka?" Emosi Jong Woon benar-benar di puncaknya. Ingin rasanya mendatangi mereka berdua tapi ia lebih memilih menahannya dan memutuskan akan menyelesaikannya nanti bersama Sang Putra.
Sebagai dua orang sejoli yang saling memiliki rasa cinta di hati dan hampir 5 tahun tak pernah berjumpa, tentu saja mereka di landa rindu yang amat sangat. Seokjin hanya tak menyangka bahwa pelepasan rindunya itu akan menjadi sebuah petaka.
"Aku bau Joon, tapi kau tetap saja main peluk," sungut Seokjin. Selain berkeringat ia juga tak mengenakan atasan, maklum karena hendak menebang dahan. Jadilah Punggung juga dada Seokjin ditempeli beberapa dedaunan.
"Tidak masalah bagiku. 'wangi tubuhmu bagaikan candu Jin, bahkan apa kau berniat menggodaku dengan tidak mengenakan atasan seperti ini" dipungutnya beberapa daun yang menempel di rambut Seokjin yang telah memanjang.
"Aku menebang pohon Joon, bukan ingin menggodamu,"
Namjoon tertawa pelan , dan di tatapnya Seokjin. Ia hanya tak menyangka bahwa setelah bertahun tahun lamanya ia masih tetap bertahan pada rasa yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Memories about you
Fiksi PenggemarWaktu terus berlalu, tetapi rasa rindu ini tak pernah luntur. Hanya sebuah kisah sederhana antara Sang Pangeran dan sahabat tersayangnya...