Kekhawatiran

1.7K 90 5
                                    

Typo adalah unsur ketidaksengajaan











Happy Reading





🌻
🌼
🍃











"Bagaimana keadaan Seokjin sekarang paman?" tanya Namjoon pada Panglima Kim Jong Woon. Kim Jong Woon adalah panglima perang kerajaan Silla yang juga merupakan ayah dari Kim Seokjin.

"Sudah lebih baik Pangeran, tadi juga tabib kerajaan sudah memeriksa keadaannya dan memberi obat untuk Seokjin."

"Lalu apa kata tabib tentang keadaan Seokjin,?"

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan pangeran. Untungnya sabetan pedang yang mengenai kulitnya tidak terlalu dalam. Mungkin beberapa hari ke depan keadaannya akan membaik"

"Ku harap dia bisa secepatnya pulih. dan kedatanganku hari ini untuk melihat keadaannya sekaligus membawakan buah dan kue beras kesukaannya"ujar Namjoon sembari memperlihatkan keranjang yang ia bawa dimana didalam keranjang tersebut berisi buah-buahan segar dan juga kue beras yang dilapisi madu yang memang merupakan jajanan kesukaan sang putra.

"Terimakasih atas pemberian anda untuk Seokjin, pangeran. Anda seharusnya tidak perlu serepot itu hingga membawakannya sesuatu.

"Aku tak merasa sungkan untuk melakukannya paman karena Seokjin adalah orang terdekat bagiku dan aku sangat menyayanginya,"jelas Namjoon dengan menunjukkan senyumnya yang tulus.

"Menyayangi putra hamba?" Jong Woon mengulang kembali kalimat Namjoon dengan nada bertanya.

"Ah iya maksud ku sebagai sahabat berhubung kami sudah mengenal sedari kecil," Namjoon meralat ucapannya.


"Iya hamba mengerti maksud Pangeran. Hamba hanya  berharap Pangeran tidak mengesampingkan pekerjaan Pangeran hanya untuk menemui putra  saya harap Jong Woon.

"Tentu saja tidak Paman. Aku sudah menyelesaikan semua pekerjaanku sebelum kemari."

"Silahkan pangeran bisa langsung melihat Seokjin di kamarnya. kebetulan juga hamba ingin kesana untuk membawakan bubur dan obat untuknya. Tubuhnya agak sedikit demam akibat efek dari lukanya,"

" bolehkah aku yang membawanya paman? Biar aku yang menyuapi dan memberinya obat,"

Entah mengapa Namjoon bisa melihat ada rasa ragu dan tak ingin untuk menyerahkan nampan yang ada di tangan Jong Woon kepada Namjoon.

"Tentu saja boleh pangeran. kalau begitu saya serahkan bubur dan obat ini kepada pangeran. Tolong bujuk dia pangeran sebab tadi hanya sedikit makanan yang di makannya," Pada akhirnya Jong Woon menyerahkan nampan tersebut ke tangan Namjoon.

"Paman serahkan saja padaku. kalau begitu aku masuk ke kamar Seokjin dulu paman."

"Baik pangeran. dan sekali lagi terimakasih atas perhatiannya."ungkap Jong Woon dengan cara sedikit menundukkan kepalanya ke arah Namjoon sebagai wujud rasa terimakasihnya. Namjoon hanya menanggapi dengan senyuman sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar Seokjin dengan membawa keranjang buah dan kue beras serta nampan kayu yang berisi semangkuk bubur juga obat untuk Seokjin.

Beautiful Memories about youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang