BAB 4

130 10 0
                                    

"Nana! Cepat kita ada meeting penting pagi ini! Lama sekali!", "Iya..! Ini sudah!".

Min Jae adalah orang yang selalu meneriaki ku setiap pagi sejak bibi memilih untuk tinggal di rumahnya yang di dekat panti asuhan. Seperti pagi biasanya aku berangkat bersama Min Jae ke kantor.

"Astaga!", Min Jae tiba-tiba menghentikan mobilnya. "Apa lagi sekarang?" , "Dokumen ku tertinggal! Aku harus mengambilnya". "Tunggu!! Kau ambil, aku tunggu di toserba itu", "Mau apa lagi kau ini? Sudah ikut saja", "Aku hanya akan duduk diam di dalam sana sambil minum kopi instan. Aku janji", "Kau janji duduk diam disana sampai aku datang", "Iyaa. Kau jangan lama-lama".

"Totalnya..,"

"Aaaaaa..! Tolong!"

Seseorang berteriak dari seberang toserba. Sepertinya pakaian yang dia pakai itu seragam. Seorang laki-laki berdiri di depannya hanya mengenakan handuk baju sedang membuka handuknya. "Maaf tapi bisakah kamu tolong pelajar itu? Kasihan sekali dia" ujarku meminta pertolongan laki-laki di toserba itu, dan jawabannya sangat mengejutkan "Panggil polisi saja, aku harus menjaga toko ini". Apa? Apa dia sudah gila? Apa susahnya menolong seseorang di depan. Aku membayar kopi ku dan segera keluar. Seorang laki-laki berbadan tinggi besar keluar dari van hitam masuk ke dalam toserba. Lagi-lagi aku mencoba meminta seseorang untuk menolong gadis itu dan jawabannya juga mengejutkan "Dia hanya berpura-pura! Biarkan saja!". Darimana kau tahu dia hanya berpura-pura? Sementara dia masih berteriak meminta tolong.

"Aku pinjam topi sebentar" aku pergi sembari membawa topi milik penjaga toserba dan kopi panas ku.

"Hei!" selangkah dia mendekat padaku ku tumpahkan kopi panas ku padanya. "Apa kau gila?!!"

"Siapa? Aku? Ya.., sepertinya aku memang gila. Memang harus orang gila yang menghadapi orang gila sepertimu", "Apa kau bilang?!" dia menyerangku.

"Hyaa!!"

Seseorang datang secepat kilat melayangkan kepalannya ke wajah pria gila itu, mengambil topiku menutupkannya di wajah laki-laki tadi dan berdiri di depan ku. Seseorang yang lain datang dari belakangku menarik tangan ku, membuatku membelakangi orang gila itu dan menarik dan menutupi wajahku dengan topi yang dibawanya.

Mereka datang. Bala bantuanku datang.

"Kau gila?!", "Iya dia orang gila" sahut ku. "Bukan dia tapi kau!", "Ah aku?"

Dia yang datang dari belakang adalah Min Jae, dan yang datang dari depan adalah Hyung Won. Sebentar lagi aku akan mendengar keduanya menceramahiku panjang sekali.

"Min Jae kau urus orang ini", "Baik" mereka pergi meninggalkan aku dan Hyung Won. Hyung Won melihatku dengan kesal, "Maaf" kataku sambil tersenyum lebar menatap Hyungwon yang sedang marah. Sayangnya Hyung Won hanya diam dan terus menghela nafas panjang. "Masuk ke mobil sekarang!" baiklah ikuti saja dulu apapun yang dia katakan.

"Pak Hyung Won"

Laki-laki besar tadi mengenal Hyung Won?

"Pak Lee! Ada disini?", "Iya ada sedikit masalah tadi. Ini..?"

"Ah ini adik saya Erina. Cepat beri salam" Hyung Won mencolek ku memintaku menyapa laki-laki itu? "Aku? Menyapanya? Untuk apa? Malas sekali. Ayo cepat pergi kita sedang di tunggu" aku pergi masuk ke dalam mobil. "Maafkan adikku pak Lee. Sampai bertemu di kantor", "Tidak apa- apa Pak Hyung Won, sampai jumpa"

Tiiinn...!! Aku membunyikan klakson memanggil Hyung Won. "Kau gila? Kau tidak tau siapa dia?", "Tau. Dia laki-laki yang ku mintai pertolongan tapi enggan menolong. Sudah cepat. Aku ingin beli kopi di toko dekat kantor", "Nanti kau pasti menyesal".

I Will Protect You - Naega Neol JikyeojulkkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang