"Mau apa? Aku masih bisa jalan Min Yoongi" aku terkekeh melihat Yoongi yang ingin menggendongku ke kamar sesampainya di rumah.
Di rumah Hye In menyambutku dengan mata berkaca-kaca. Hye In juga memelukku dengan sangat hati-hati.
"Tega-teganya kau tidak memberi tahuku kalau kau sudah sadar! .... Kalian naiklah, aku akan bawakan buah dan makanan ke kamarmu nanti" Hye In mengatakannya sambil sesenggukan karena menangis.
Sampai di kamar Yoongi juga ikut menanyakan hal yang sama seperti Hye In. Kenapa aku tidak memberitahu siapa pun kalau sudah sadar. Sementara semua orang menunggu kabar bahagia itu.
"Aku gagal memberi kejutan untukmu malam itu. Jadi aku menggunakan cara ini sebagai gantinya. Maaf.."
"Sudahlah.. Yang penting sekarang kau sudah kembali. Kau istirahatlah, aku harus kembali ke kantor. Nanti malam aku akan datang". Aku hanya mengangguk untuk menjawabnya, kemudian Yoongi mencium keningku sebelum pergi.
Tenagaku masih belum sepenuhnya pulih, jadi aku hanya menghabiskan waktuku berbaring di kamar bermain ponsel sampai ketiduran. Dan malam ini aku melihat Yoongi lagi saat terbangun tengah malam.
Aku bangun untuk mengambil air minum, tapi ternyata Yoongi ikut terbangun dan mengambilkan air minum untukku tanpa mengatakan apa pun kemudian menarikku kembali ke pelukannya untuk tidur.
"Kau harus cepat pulih, supaya aku bisa segera memarahimu" ucap Yoongi lembut sambil mengelus puncak kepalaku dan aku mengeratkan pelukanku. Jika setiap malam seperti ini aku pasti cepat pulih.
Manajer Lee yang melihat kedatanganku di kantor mereka hari ini bertanya pada Yoongi apakah aku sudah bisa di ajak bertemu karna mereka ingin menanyakan kejadian hari itu. Yoongi mengatakan kalau aku masih belum bisa banyak beraktivitas dan akan memberitahu mereka jika menurutnya aku sudah bisa pergi ke perusahaan mereka. Tapi Yoongi tidak mengatakannya padaku.
'Jika ku katakan sekarang, dia pasti akan datang tanpa memikirkan dirinya sendiri yang belum pulih' batin Yoongi saat mengelus pucuk rambutku.
Dua hari kemudian Min Jae menanyakan keadaanku. Pertanyaan yang menurutku aneh karna setiap hari dia melihatku. Setelah kukatakan kalau aku sudah jauh lebih baik Min Jae memberitahuku jika Do Hwan dan perusahaan Bangtan menungguku untuk menceritakan apa yang terjadi hari itu. Aku memang belum mengatakannya pada siapa pun dan mereka juga tidak menanyaiku sama sekali sampai hari ini.
"Katakan saja besok aku akan menemui mereka"
Esoknya aku datang ke perusahaan mereka bersama Min Jae dan Hyung Won karna Do Hwan sudah langsung menuju ke perusahaan Bangtan. Aku sengaja tidak memberitahu Yoongi kalau aku akan datang ke perusahaannya, tapi justru bertemu dengan Jhope saat menuju ruang meeting. Aku yakin sebentar lagi Yoongi tahu jika aku ada di sini.
Saat aku tiba di ruang meeting manajer Lee, ketua tim pengawal dari perusahaan mereka dan Do Hwan sudah ada di dalam. Bahkan pimpinan mereka pun juga ada di sana. Aku menceritakan semua yang terjadi hari itu pada mereka.
Tadinya kukira mereka akan mengajukan keluhan pada perusahaan Do Hwan, untungnya tidak. Mereka justru saling bekerja sama dan saling mengevaluasi atas kejadian hari itu, dan berterima kasih padaku karna sudah mengorbankan diri demi melindungi artis mereka.
'Bagaimana mungkin aku membiarkan hal seperti itu menimpa mereka'
Sebelum keluar dari ruang meeting mereka memintaku tinggal sebentar. Tersisa aku, Do Hwan, pak Lee dan pak Bang. Jika seperti ini situasinya, sepertinya mereka akan segera membahas hal yang dikatakan Hyung Won saat di mobil tadi. Menyangkut aku dan Yoongi.
Tidak seperti yang orang-orang pikirkan saat perusahaan menentang hubungan asmara artisnya. Pak Bang justru menunjukkan sebaliknya.
"Erina kami tahu kau sedang menjalin hubungan dengan Yoongi, kami tidak akan menentangnya. Karna kami yakin kau tahu harus bagaimana untuk melindungi Yoongi. Kami harap kalian bisa berhati-hati. Aku juga sudah mengatakannya pada Yoongi" aku hanya mengangguk untuk menjawab pak Bang.
Setelah pak Bang mengatakan itu kami semua keluar dari ruang meeting. Min Jae bilang mereka sedang menungguku di ruangan Yoongi untuk mendengarkan hal yang sama.
"Kenapa tidak memberitahuku kalau kau akan datang kemari hari ini" tanya Yoongi menyambutku masuk ke ruangannya.
Setelah mendengar ceritaku semua orang terkejut dan memarahiku kecuali Yoongi. Aku curiga dia diam karna dia akan memarahiku sendiri nanti.
"Nana kau ini gila! Bagaimana jika terjadi hal yang lebih buruk lagi padamu?! Kenapa tidak menghubungi yang lain saja?!" Jin terus mengomeliku tanpa henti. Tapi aku tahu dia hanya khawatir.
"Jika aku bisa menghubungi mereka pasti hal itu tidak terjadi. Lagi pula mereka sudah sangat dekat dengan kalian dan aku masih bagian dari perusahaan Do Hwan yang bertanggung jawab untuk melindungi kalian. Aku sudah baik-baik saja sekarang. Ya kan?" jawabku sambil menoleh ke Yoongi yang masih tidak bersuara.
Mereka terus mengatakan betapa takutnya mereka hari itu ketika tahu kalau yang mengalami kecelakaan itu aku. Dan betapa bersyukurnya mereka saat melihatku sudah sadar, bahkan datang ke perusahaan mereka.
Setelah berbicara panjang lebar mereka meninggalkanku dan Yoongi berdua di ruangan Yoongi. Yoongi yang masih diam dan terus menghela nafas terus menatapku yang duduk di seberangnya. Aku duduk di samping Yoongi, menggenggam tangannya dan bersandar di bahunya.
"Aku benar-benar sudah baik-baik saja sekarang" ucapku yang tidak berani menatapnya. Tapi Yoongi mengangkat kepalaku dari bahunya dan membuatku duduk menghadapnya.
"Jangan lakukan itu lagi. Apa kau tidak mendengarkanku waktu itu? Aku jelas mengatakan biar mereka yang mengurus hal-hal yang berbahaya. Kau menghancurkan hati banyak orang ketika semua tahu itu kau dan bahkan tidak sadarkan diri beberapa hari"
Aku tidak bisa menjawabnya lagi. Aku hanya mengangguk kemudian memeluknya erat-erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Protect You - Naega Neol Jikyeojulkke
FanfictionErina hanya seorang gadis biasa yang mendapat kesempatan menerima keajaiban dihidupnya. Keajaiban yang tak henti datang membuatnya bertemu dengan "mereka", dan juga "dia" yang selama ini selalu menjadi pujaan dihatinya. Ketulusannya yang sempat dira...