Sudah hampir sepekan sejak mereka pergi dari rumah ini. Kita kembali ke rutinitas masing-masing, dan rumah ini menjadi terasa sangat sepi sejak mereka pulang. Rasanya aneh.
Belakangan ini aku sengaja memadatkan aktivitasku, supaya sampai di rumah larut dan langsung istirahat. Hyung Won yang menyadarinya sengaja membuatku pulang awal hari ini.
"Kau sendiri yang buat keputusan tidak ingin terlibat lagi dengan mereka. Sekarang kau menyesal?" Hyung Won mulai kesal melihatku murung beberapa hari ini.
"Tidak. Memangnya aku kenapa?"
Sekeras apa pun aku berusaha menyangkalnya, dia adalah Hyung Won. Meski tidak 24 jam bersamaku tapi dia dan Min Jae tau betul seperti apa aku. Hyung Won meminta Hye In untuk membawaku pergi bersenang-senang dan Min Jae sudah datang untuk mengantarku pulang.
Aku hanya berganti pakaian dan langsung pergi bersama Hye In. Kami duduk di rerumputan menikmati matahari tenggelam di taman dekat sungai Han.
"Kenapa tidak minta Do Hwan untuk melibatkanmu lagi saja? Kau selalu murung beberapa hari ini" tanya Hye In yang sejak tadi menatapku.
"Aku bukan murung.. Aku hanya merasa sepi saja. Lucu ya.. padahal sebelum mereka datang aku juga hanya bersama kalian. Hanya beberapa waktu mereka membuat ricuh hariku, rasanya sepi sekali setelah mereka pergi"
"Kau tidak menghubungi mereka sama sekali?".
Aku hanya menggelengkan kepalaku dan tersenyum. Aku tidak punya keperluan apa pun dengan mereka, jadi untuk apa menghubungi mereka.
'Jika dia ingat yang terjadi malam itu, seharusnya dia mengatakan sesuatu bukan? Tapi dia tidak mengatakan apa pun sampai saat ini.. Itu berarti dia tidak ingat apa pun'
----- o -----
Esoknya di kantor, Do Hwan memintaku pergi ke perusahaan Bangtan.
"Jika kau memintaku ke sana karna Hyung Won mengatakan sesuatu tentangku padamu, aku tidak akan pergi".
"Hyung Won sedang mengurus hal lain bersama Min Jae, sebentar lagi aku ada meeting dengan klien penting. Dan mana mungkin aku mengirim sekretaris Bae kesana sendiri untuk hal sepenting ini. Ini benar-benar untuk pekerjaan".
Mau tidak mau aku harus pergi jika Do Hwan yang memintanya.
Di perjalanan menuju perusahaan Bangtan, aku berusaha memastikan kalau memang aku perlu datang kesana lewat sekretaris Bae. Dan dia membenarkan apa yang Do Hwan ucapkan.
Ternyata memang ada beberapa hal yang harus di bahas dengan mereka. Sejak datang sampai rapat selesai aku tidak melihat satupun dari mereka di gedung ini. Mengharapkan apa aku ini.
- Di sisi lain gedung -
"Bukankah itu Nana?!" tanya Jungkook pada Yoongi yang melihatku dari kejauhan.
"Hmm.. Itu dia"
Dalam hati Yoongi, 'Apa tidak apa aku menemuinya..'
"Nana!!" Jungkook berlari ke arahku dan memelukku.
"Turunkan aku cepat! Ada banyak orang di sini!" ucapku karna Jungkook mengangkatku.
"Apa kau tidak merindukan kami?" tanya Jungkook.
"Untuk apa? Aku masih bisa melihat kalian" jawabku sambil tertawa kecil. 'Tentu saja rindu'
"Wah kau jahat sekali. Kau lihat dia.." Jungkook menunjuk Yoongi yang sedang berjalan ke arahku. Jungkook bilang Yoongi menjadi lebih pendiam sejak keluar dari rumahku. Tapi ku rasa memang seperti itu orangnya. Mungkin dia hanya masih kelelahan saja makanya jadi lebih pendiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Protect You - Naega Neol Jikyeojulkke
FanfictionErina hanya seorang gadis biasa yang mendapat kesempatan menerima keajaiban dihidupnya. Keajaiban yang tak henti datang membuatnya bertemu dengan "mereka", dan juga "dia" yang selama ini selalu menjadi pujaan dihatinya. Ketulusannya yang sempat dira...