TEMAN TIDUR?

447 27 5
                                    

Jangan buat hatiku goyah lagi. Kalau aku kalah kau tak akan bertanggung jawab.

Zedria

*****

Arga semakin merapatkan pelukannya pada Zedria sembari berkata ditelinga Zedria "Sekarang tidurlah Zeze, malam masih panjang." Arga pun memejamkan matanya.

Sementara Zedria yang tidak bisa memejamkan matanya, menatap lurus ke arah wajah tenang Arga yang terlelap.

'Kenapa seperti ini ? Sebenarnya apa maksudmu Arga?' Zedria masih memikirkan dua pertanyaan yang masih setia berputar-putar di dalam pikirannya.

*****

Malam semakin larut namun Zedria tak kunjung mengantuk, sekarang Zedria hanya bisa menatap wajah terlelap Arga yang ada di pelukannya. Sedari tadi Zedria sudah berusaha untuk melepaskan pelukannya dengan Arga tapi setiap kali Zedria berusaha menarik tangannya Arga akan langsung bereaksi seolah-olah akan terbangun. Zedria hanya bisa diam dan berusaha mengatur detak jantungnnya yang masih saja berdetak tak beraturan.

'Haaah enak sekali pria menyebalkan ini bisa tertidur dengan lelap sementara aku harus tersiksa dengan detak jantung yang tak karuan ini' ujar Zedria dalam hati diikuti dengan helaan napas panjangnya.

Zedria melihat jam yang berada di ujung kamar yang menunjukkan kalau sekarang sudah pukul 3 pagi. Sudah sangat terlambat untuk Zedria mencoba tidur karna jam 5 nanti Zedria sudah harus bangun lagi, jika dia tidak bangun pasti akan dimarahi lagi oleh Madam Diana.

Tiba-tiba Zedria merasakan pergerakan Arga yang tiba-tiba berteriak dan keringat membanjiri wajahnya "tidak Zia tidak...tidak kita baru bertemu jangan pergi lagi tidak...tidak ZIAAA......" Arga langsung terbangun dengan napas terengah-engah.

Zedria langsung berinisiatif mengambil air putih yang selalu ada di samping tempat tidur Arga dan langsung memberikannya pada Arga. Arga dengan cepat mengambil air yang disodorkan padanya dan langsung meneguknya dengan cepat.

"Tenang tuan, tenang minum dengan perlahan semuanya baik-baik saja." Ujar Zedria berusaha menenangkan Arga sembari mengelus bahu Arga berusaha menenangkan.

Arga memberikan gelas yang telah kosong itu pada Zedria dan ketika Zedria berbalik badan setelah meletakkan kembali gelas tadi ketempatnya, Arga langsung memeluk Zedria dengan sangat kuat dan Zedria merasa kesakitan karna pelukan itu. "Tuan saya kesakitan, tolong jangan terlalu kuat." Ujar Zedria terbata-bata kesulitan berbicara karna Arga memeluknya dengan sangat erat. "Jangan pergi lagi jangan...jangan.." Arga tak menanggapi ucapan Zedria tapi pelukan itu sedikit lebih longgar dari pada sebelumnya. Arga masih saja meracau tidak jelas, berkata jangan pergi dan jangan tinggalkan aku pada Zedria yang masih ada di dalam perlukannya. Zedria kemudian membalas pelukan Arga dengan sembari mengelus punggung Arga dan berkata "Saya tidak akan pergi." Ujar Zedria dengan lembut pada Arga.

Setelah beberapa menit dalam posisi yang masih sama yaitu berpelukan, Zedria merasa Arga sudah mulai tenang dan dengan perlahan Zedria berusaha membaringkan Arga kembali dengan pelukan yang masih saja belum dilepaskan Arga.

"Tenang Arga, ayo tidur kembali malam masih larut." Ujar Zedria yang telah berubah posisi dengan berbaring tetapi masih dengan pelukan Arga.

Arga mulai memejamkan matanya kembali dan berkata"Tolong Usap kepalaku, Aku mohon." Ujar Arga dengan nada kesakitan yang sangat terasa.

Zedria sedikit terkejut dengan permintaan Arga telebih Arga berucap dengan nada yang sangat memohon, itu bukan seperti Arga yang biasanya. Namun Zedria tetap menuruti permintaan Arga. Zedria mengusap kepala Arga dengan satu tangannya, sedangkan tanggan yang satunya digenggam erat oleh Arga.

Zedria berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Jujur dia sangat terkejut dan juga merasa bingung kenapa Arga seperti sangat menderita sekali ketika bermimpi. Sebenarnya apa yang dimimpikan Arga sampai-sampai membuat Arga ketakutan dan berkeringat dingin itu.

"Zia? Siapa dia Arga?" Ujar Zedria dengan sangat pelan sembari menatap Arga yang dia tahu tidak akan menjawab pertanyaannya itu karna Arga sudah kembali terlelap dalam tidurnya.

Setelah kejadian itu Zedria benar-benat tidak bisa tidur sampai matahari menjelang. Terlalu banyak yang dipikirkannya malam itu, mulai dari sikap Arga yang selalu berubah-ubah, hatinya yang juga mulai goyah dan juga siapa itu Zia. Pikiran itu berputar-putar didalam otak Zedria.

*****

Pagi sudah menjelang, jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Arga mulai terbangun dari tidurnya sambil meraba-raba bagian kasur disampingnya, mencoba mencari seseorang yang tadi malam berada disampingnya. Arga tidak menemukan kehadirannya dan langsung refleks membuka mata dan melirik ke kiri dan kanan, tidak menemukan Zedria yang dia cari dan langsung berteriak dengan kencang "ZEZE...ZEDRIA..ZEDRIA," Arga sudah dalam posisi duduk dan hendak berusaha turun dari ranjang.

"Saya disini tuan Arga, tidak usah berteriak sekencang itu saya belum tuli." Ujar Zedria yang mencul dari samping bawah ranjang.

"Kamu ngapain dibawah sana, kenapa turun dari kasur." Ujar Arga dengan ketus dan tegas terlihat kesal namun juga lucu karna mukanya sedikit memerah ketika bangun dipagi hari.

"Saya sedang cari Karet rambut saya, semalam saya letakkan disini tapi tidak ada." Ucap Zedria sembari menunjuk nakas yang ada disamping ranjang.

"Sudah biarkan saja, nanti saya belikan yang baru 100 karet rambut." Ujar Arga cuek dan tidak ada beban.

Mata Zedria refleks melotot karna terkejut "Kenapa tuan sampai mengurusi karet rambut saya dan juga untuk apa 100 karet rambut tuan Arga, saya Cuma punya satu kepala." Zedria berucap dengan sedikit kesal melihat tingkah sombong Arga.

"Biarkan saja Kalau karet rambut kamu hilang masih ada yang lain jadi kamu tidak perlu sampai masuk ke kolong ranjang untuk mencari karet rambut lagi." Arga masih saja berucap dengan santai padahal wajah Zedria sudah mulai memerah menahan kesal dengan tingkah menyebalkan Arga.

"Tidak usah tuan, saya masih mampu kalau hanya untuk membeli karet rambut." Zedria masih berusaha menolak ide gila majikannya itu.

"Tidak. Disini aku yang memutuskannya." Ujar Arga tegas.

"Huufff.......Dasar keras kepala." Ujar Zedria tidak tahan dengan tingkah aneh Arga.

"Kamu bilang saya apa?" Ujar Arga yang tadinya sudah akan turun ke kursi rodanya namun berbalik kembali menghadap Zedria.

"Tidak, saya tidak bilang apa-apa." Ujar Zedria cepat, dia baru sadar ternyata tadi dia tidak sengaja mengucapkan apa yang ada dipikirannya.

Arga pun kembali membelakangi Zedria dan turun dari kasu untuk berpindah ke kursi rodanya. Zedria dengan sigap segera membantu Arga.

"Kalau begitu saya permisi keluar dulu tuan." Ucap Zedria sambil sedikit membungkuk meminta izin untuk keluar.

Arga langsung menahan tangan Zedria "Siapa bilang kamu bisa keluar, sekarang siapkan pakaianku, aku akan ke kantor hari ini."

"Ta..tapi saya kan pelayan tuan, biasanya yang menyiapkan perlengkapan tuan madam Diana." Ujar Zedria membantah Arga.

"Sudah kerjakan saja. Sudah aku bilang disini aku yang memutuskannya." Arga berucap enteng sembari mendorong roda kursi rodanya menuju ke kamar mandi.

'TUHAAN KAPAN SIKSAAN INI BERAKHIR..........' Teriakan Zedria didalam hatinya sambil tetap melangkah dengan lesu menuju Ruang pakaian Arga yang ada di pintu samping kiri kamar.

*****

Haloo ^_^

Maaf olan baru balik sekarang, terlalu banyak drama di rf nya olan :((

Mohon ditandai ya kalo ada typo atau salah pengetikan

Terimakasih :))

Selamat membaca

Olan \^_^/

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERFECT MAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang