Kau benar benar membuatku gila, jangan permainan aku
Zedria
*****
Zedria merasakan kegugupan yang luar biasa. Jantungnya bergerak terlalu cepat.
" Tenanglah Ze, kita hanya tidur." ucap Arga sambil menarik Zedria semakin masuk ke dalam pelukannya.
*****
Malam pun berlalu berganti pagi, Zedria terbangun dari tidurnya, ketika pertama kali membuka mata yang terlihat hanya lah kasur kosong disisinya, kejadian tadi malam terlintas kembali di pikirannya.
"kenapa tuan Arga menjadi aneh seperti itu?"
Zedria beranjak dari kasur dan merapikan kasur itu kembali.
*****
Suasana dapur terlihat sangat sibuk, ketika Zedria melangkahkan kakinya memasuki area dapur setelah sebelumnya membersihkan diri di kamarnya.
Semua tatapan pelayan tertuju padanya, tatapan itu seolah olah berkata
'Enak sekali jadi dirimu Zedria, kau seorang pelayan tapi bertingkah seperti nyonya'
'Dasar pelayan tak tau diri'
'Bisanya cuma menggoda majikan'
Seolah olah tatapan itu berkata seperti itu pada Zedria.
Zedria hanya menggelengkan kepalanya berusaha mengusir pikiran buruk yang ada di otaknya.
Tiba tiba Madam Diana memanggilnya.
"Zedria tolong kau bereskan meja makan, tuan Arga telah selesai sarapan." ujar madam Diana pada Zedria.
"Baik madam."
Zedria pun melangkah menuju ruang makan. Sepanjang perjalanan Zedria masih terus memikirkan, bagaimana nanti jika dia bertemu dengan Arga, bagaimana dia harus bersikap kepada Arga, apakah dia harus bersikap biasa saja, seolah olah tidak pernah terjadi apa-apa antara dirinya dan Arga, semua hal itu mengganggu pikiran Zedria.
Sesampainya di ruang makan, Zedria menarik napas panjang, bersyukur ketika melihat suasana ruang makan telah sepi, itu berarti Arga tidak ada di ruangan itu, dan dia bisa dengan tenang mengerjakan pekerjaannya.
*****
Setelah membersihkan ruang makan, Zedria bergegas kembali menuju dapur untuk melakukan pekerjaan lainnya.
"Zedria tolong antarkan minuman dan obat ini kepada tuan Arga." Madam Diana langsung menyuruh Zedria melakukan pekerjaan lain ketika dia melihat Zedria tengah mencuci piring.
"Tapi Madam, saya masih harus...." ujar Zedria teputus karna Madam Diana langsung menyerahkan nampan yang telah berisi segelas air minum dan beberapa butir obat kepada Zedria.
"Kenapa kau selalu membantah ku Zedria, kerjakan saja apa yang aku perintahkan." ujar Madam Diana dengan tegas, kesal dengan bantahan Zedria.
"Baik Madam, maafkan saya." ujar Zedria pasrah.
*****
Zedria sampai di depan pintu ruang kerja Arga dengan hati-hati Zedria membuka pintu.
"Maaf tuan, saya mau mengantarkan obat anda tuan." ucap Zedria dengan kegugupan yang luar biasa, terasa canggung dan malu di saat yang bersamaan.
Degupan jantung Zedria tidak terkontrol. Seolah olah ingin keluar dari rongga dadanya.
Arga hanya menoleh sebentar dan sembari berucap.
"letakkan saja di meja, dan kau bisa pergi." ujar Arga dingin.
Langkah Zedria tiba-tiba terhenti.
Zedria diam membeku ketika mendengar ucapan Arga, seolah olah ada yang menikam jantungnya, sakit yang di rasakan oleh Zedria ketika menerima sikap dingin dari Arga.
Zedria pun melangkah mendekat dan meletakkan nampan berisikan obat Arga ke depan meja kerja Arga.
"permisi tuan." ujar Zedria melangkah pergi.
"kenapa terasa sakit, kenapa begini, dia berubah lagi," ujar Zedria sembari melangkah pergi.
Dan Arga pun mendengar semua yang dikatakan Zedria, sembari tersenyum kecil.
******
Hari pun berganti malam, semua pelayan telah diperolehkan untuk beristirahat dan kembali ke kamar mereka masing masing.
"aaakkkhhhhh......... Aku kesal, kenapa dia begitu menyebalkan, selalu berubah ubah, kadang baik, kadang bersikap manis, kadang juga sangat dingin padaku, apa dia berniat ingin mempermainkanku, dasar pria aneh." gerutu Zedria di dalam kamarnya ketika dia telah selesai membersihkan diri dan ingin beranjak tidur karna hari yang telah mulai larut malam.
"Zedria kenapa kau bodoh sekali, kenapa kau dengan gampang nya meletakkan hati pada pria yang jelas jelas tak akan pernah bisa membalas perasaanmu." ujar Zedria pada dirinya sendiri dengan sedih.
"lebih baik aku mengambil segelas air lalu tidur, semoga besok perasaan aneh ini akan segera hilang." Zedria melangkah keluar kamar ingin pergi ke dapur.
Ketika Zedria membuka pintu kamarnya, Zedria terkejut ketika melihat Arga telah berada di depan pintu kamarnya.
Keduanya saling bertatapan, tatapan Zedria yang menunjukkan keterkejutan dan tatapan Arga yang menyiratkan kegugupan.
"Ke..kenapa tuan ada di depan kamar saya? Apa tuan butuh sesuatu?" ujar Zedria dengan gugup.
"Kenapa kau lama sekali, kenapa tidak Ke kamarku." ujar Arga sembari menunjukkan tatapan kesal pada Zedria.
Zedria menunjukan sorot bingung kepada Arga.
"Ah.... Cepat lah." ujar Arga sembari menarik tangan Zedria dengan berusaha memutar kursi rodanya.
Zedria yang masih dilanda kebingungan, hanya pasrah mengikuti langkah Arga yang menariknya.
"kenapa dia selalu bertingkah aneh, semalam bersikap manis, tapi pagi dingin padaku, dan sekarang seperti ini lagi, apa dia punya kepribadian ganda?" ujar Zedria dalam hatinya.
"Aku lupa mengatakannya padamu, mulai saat ini kau tidur di kamarku, dan jangan membantah." ujar Arga sembari masih menarik tangan Zedria.
Sontak Zedria terkejut dengan yang dikatakan Arga dan reflek menghempaskan tangan Arga yang menariknya.
"maksud tuan apa? Kenapa seperti ini? Tuan ingin mempermainkan saya? Jangan permainan saya tuan," ucap Zedria dengan nada yang tinggi, Zedria telah muak dengan segala sikap aneh Arga padanya.
Arga yang melihat kemarahan Zedria hanya membalas dengan menampilkan senyuman tipis di wajahnya dan berkata
"Mulai sekarang kau itu teman tidurku. "******
Hai hai hai semuanya
Maaf maaf maaf yaaa
Emoticon apa yang cocok untuk part ini? Jawab di kolom komentar yaa 😄
Happy reading 😍😍
Jaga lupa vote dan coment nya
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT MAID
RomanceAku tak tau apakah aku harus bersyukur atau merutuki keadaan ini, tapi yang aku tau dia sangat manis -Zedria Dia datang dengan tiba tiba dan merubah semua ny -Argatha