Hallo semuanya ini merupakan flashback masa lalunya Arga..
Nah bagi yang penasaran tentang Arga, kakak semua akan menemukan jawabannya disini.
Karna menurut olan flashbacknya kepanjangan,takut kalo yang baca nanti jadi bosan, maka flashbacknya olan bagi menjadi dua bagian ya.
Oke deh selamat membaca ^^
*****
Alur hidupku membuatku membenci dan mencintaimu
Argatha
*****
"Aku lelah pa, tak bisa kah aku di rumah saja," Arga mengeluh pada Ayahnya yaitu tuan Edgar.
Arga merasa sangat kesal ketika dia baru saja beristirahat setelah pulang dari sekolahnya, sekarang dia sudah harus ikut bersama orangtuanya untuk pergi ke acara ulang tahun perusahan Cleonard Corp, yap ulang tahun perusahan Ayahnya sendiri. Tapi entah kenapa sekarang ini dia merasa sangat malas untuk pergi.
Edgar memberikan senyumannya, "Begitukah Arga, apa kau mau membuat papamu ini merasa kebingungan ketika disana nanti hanya dirimu yang selalu ditanyakan oleh teman-teman papa?" Edgar mencoba membujuk Arga.
"Teman-teman papa semuanya sangat menyebalkan, mereka selalu saja menyodorkan anak gadisnya padaku, seolah-olah anak mereka itu cuma barang, dan apa mereka tak berpikir kalau aku tak berminat sedikitpun pada anak mereka itu," Arga masih saja berusaha mencari alasan agar dia tidak harus ikut bersama orangtuanya.
"Baiklah, tapi jangan salahkan papamu ini jika nanti Zia kesayanganmu itu akan menemukan pria lain yang lebih tampan darimu Arga." Edgar masih saja tidak hilang akal, dan sekarang dia menggunakan ancaman andalannya.
Ketika Arga mendengar nama Zia disebut-sebut ditambah lagi ada unsur menakut-nakuti yang dilakukan oleh Ayahnya, dia langsung merasa terusik dengan kata-kata Ayahnya itu.
"Kenapa Zia di sebut-sebut pa, apa dia akan ikut juga?" Arga berusaha memastikan, dia berharap semoga saja kata-kata Edgar tadi hanya bualan saja.
"Tentu saja Zia akan ikut, kalau dia tidak ikut, dia akan bersama siapa di rumah, kau tau kan Arga, Zia hanya tinggal bersama kakaknya, dan kakaknya pun sekarang sedang dinas di luar kota," Edgar mencoba menjelaskannya pada Arga.
"Oh, papa membuatku jengkel, baiklah aku akan pergi." Arga pun menyerah dan akhirnya memilih ikut bersama orang tuanya.
*****
Arga tengah menuruni anak tangga menuju ke lantai bawah, untuk pergi ke acara ulang tahun perusahaan Ayahnya.
"Hai Arga," Zia tiba tiba saja menyapa Arga, itu membuat Arga sedikit terkejut.
"Hai." Arga menjawab dengan nada sedikit jengkel, dia kesal kenapa dia akhirnya harus ikut pergi juga.
"Kenapa kau mau saja di ajak orangtuaku untuk ikut juga," nada ketus masih saja sangat kentara keluar dari mulut Arga.
"Aku ikut karna aku memang tidak mau di tinggal sendiri, kau tau di rumah sekarang sangat sepi, hanya mama Alen yang selalu menemaniku, jika mama Alen ikut, tentu aku akan ikut juga." Zia menjawab pertanyaan Arga dengan nada yang santai saja, seolah-olah dia sudah biasa mendengar Arga berucap ketus padanya.
"Tapi karna kau ikut, aku juga terpaksa harus ikut juga," Arga sekarang sangat merasa kesal, di tambah dengan cara Zia menjawab pertanyaannya tadi, seolah-olah dia tak merasa bersalah sama sekali.
"Kalau kau memang tak mau ikut, jangan ikut, aku tak butuh keterpaksaanmu." Zia sekarang menjadi ikut merasa kesal karna disalahkan oleh Arga, padahal Zia sama sekali tak bersalah.
"Kau ini, seharusnya kau minta maaf atau berterima kasih padaku, bukannya malah balik memarahiku," perdebatan mereka hanya menjadi tontonan gratis untuk Edgar, karna itu sudah menjadi hal yang biasa bila melihat dua sejoli ini selalu berkonfrontasi.
"Aku tak memarahimu, aku hanya tak mau kau terpaksa melakukan sesuatu, jika kau tak mau, ya sudah jangan kau lakukan, lagian aku bisa pergi tanpamu, di sana pasti banyak pria yang tidak menjengkelkan sepertimu Arga." Zia benar-benar marah sekarang, wajahnya yang manis sekarang diliputi dengan semburat merah, bukan karna malu, melainkan karna menahan kemarahannya yang sebentar lagi akan meledak.
"Jadi menurutmu aku ini bukan pria yang baik, sehingga kau membanding-bandingkanku dengan pria lain," Arga menjawab dengan intonasi suara yang sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.
"Kau bukannya tidak baik tapi kau itu menyebalkan, kau pacar yang menyebalkan, aku kesal padamu ARGA." usai sudah pertahanan kemarahan Zia, dan sekarang kemarahan itu benar-benar telah meledak keluar.
Arga terdiam mendengar kata kata Zia, sedikit banyak itu menyakiti hatinya, dia tau mungkin dia terlalu berlebihan, tapi Zia harusnya mengerti bahwa beginilah cara Arga menunjukan rasa sayangnya pada Zia.
Zia bagi Arga adalah kegembiraannya, wanita periang yang selalu bisa membuat Arga lupa dengan semua masalahnya, Zia jugalah wanita pertama yang bisa meluluhkan hati Arga, sehingga Arga dapat merasakan rasa sayang kepada seseorang selain keluarganya.
*****
Perdebatan yang terjadi di rumah tadi akhirnya berhenti ketika Edgar melihat gelagat bahwa itu bukanlah sekedar perdebatan biasa. Edgar berinisiatif untuk mengajak mereka segera ke mobil karna Alen sudah selesai bersiap-siap.
Dan sekarang di mobil pun suasana hening, tak ada yang berani memulai pembicaraan, karna Edgar dan Alen merasa bahwa dua sejoli yang duduk di kursi belakang itu tengah mempertahankan egonya masing-masing.
Edgar pun memilih kembali fokus untuk mengendarai mobilnya, tapi tiba-tiba dari arah belakang ada sebuah mobil truk besar yang menyalip dari kanan, tetapi di saat truk itu menyalip tiba-tiba mobil yang ada di depan truk berhenti mendadak karna ada motor yang melaju kencang dari arah kanan jalan, sopir truk yang berusaha mengendalikan laju truknya tidak dapat menghindari tabrakan, Edgar yang tak dapat me rem mobil langsung membanting stir.
Dan hanya teriakan yang menghilangkan keheningan tadi.
Terakhir yang di dengar Arga adalah teriakan Zia memanggil namanya, dan semuanya menjadi gelap.
*****
Arga tersadar dari pingsannya, dia merasa pusing di bagian kepala belakang, hal pertama yang dilihat Arga adalah wajah mas Altav.
"Mas Altav, kau sudah kembali bagaimana perjalanan dinasmu?" Arga seolah olah lupa jika saat sekarang ini bukan lah waktu yang tepat untuk menanyakan hal uang tidak penting itu.
"Hei, Arga jangan kau menanyakan itu, itu tak penting, sekarang yang harus kau pikirkan adalah keadaanmu setelah........kecelakan beruntun," Altav merasa ragu untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, karna dia tau bahwa Arga tak akan sanggup menerima kenyataan yang ada.
Ketika Arga mendengar ucapan Altav, dia langsung kembali mengingat kejadian mengerikan yang di alaminya.
Arga mengingat sesuatu hal yang membuat jantungnya seolah-olah berhenti dan tubuhnya menjadi dingin.
"Orangtuaku dimana Mas?" Arga berujar panik menanyakan Edgar dan Alen, dan tiba-tiba dia teringat teriakan itu, teriakan Zia...
"Mas, Zia dimana?" Arga bertambah panik, Altav tak tau harus menjawab apa, karna dia sendiri pun belum siap menerima kenyataan pahit ini, air mata pun tak dapat di cegah keluar, Altav tak menjawab pertanyaan Arga.
Arga melihat Altav menangis langsung saja sekelabat pikirin buruk menghampirinya. "Kenapa Mas menangis, jawab Mas dimana orangtuaku dan Zia, dimana, bagaimana keadaanya," Arga semakin membanjiri Altav dengan pertanyaan.
"Baiklah biar aku cari Zia dan Orangtuaku sendiri jika Mas tak mau memberitahuku." Arga berusaha untuk turun dari kasur rumah sakit, tapi satu hal yang ganjal dirasakannya.
"Kenapa kakiku berat sekali untuk di gerakan," Arga masih berusaha mengangkat kakinya, namun tiba tiba mata Arga membesar menujukan kepanikan.
"Mas kakiku.......lumpuh?"
*****
Bersambung ke INGATAN ITU (b) ya kakak....
Mohon komentar dan votenya
Terima kasih
Olan (^°^)/
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT MAID
RomanceAku tak tau apakah aku harus bersyukur atau merutuki keadaan ini, tapi yang aku tau dia sangat manis -Zedria Dia datang dengan tiba tiba dan merubah semua ny -Argatha