Kemarahanmu menyulut emosiku juga menyulut sesak di dadaku.ZEDRIA
*****
Zedria yang melihat Arga pun terkejut, dia pun bingung apa yang harus dia katakan kepada tuannya itu.
Apakah dia harus jujur, tapi bagaimana dia harus berucap.
Napas Zedria masih naik turun dengan cepat, belum mengeluarkan sepatah katapun untuk menjawab pertanyaan Arga.
"Aa.. aku." ucap Zedria bingung.
"Tolong aku..." ucap Zedria frutasi, tak tau lagi dia harus berucap apa.
*****
"Tenanglah, dia pasti tidak apa-apa." ucap Arga mencoba menenangkan Zedria yang duduk di sampingnya, yang terlihat gelisah sejak tadi.
Ya, akhirnya Arga ikut mengantarkan Zedria untuk melihat Zico yang sakit.
Zedria tak menghiraukan ucapan Arga dia tak bisa tenang, yang ada di dalam pikirannya sekarang adalah bagaimana supaya dia lekas sampai di rumahnya.
Arga yang melihat Zedria tidak mengindahkan ucapannya menjadi sedikit jengkel dan kesal karna dia merasa Zedria tak menghargai usahanya untuk menghibur wanita itu.
"Kau tak usah berlebihan, dia bukan anak kandungmu." ucap Arga dengan di iringi dengusan meremehkannya.
Zedria sendiri yang tadinya tak memperdulikan apapun ucapan Arga, sontak saja dia terdiam, tiba-tiba amarahnya tersulut karna ucapan Arga.
"Tuan memang pria tak punya hati ternyata, saya berfikir setidaknya walaupun saya tak memiliki kekayaan apapun, setidaknya saya masih punya hati, tak seperti anda tuan." ucap Zedria telak, dia berucap dengan ekspresi kaku.
"Mulutmu memang kasar untuk status seorang pelayan, jaga ucapanmu, jangan kau pancing emosiku." ucap Arga masih berusaha menahan emosi dan amarah yang sebenarnya sudah sangat siap untuk meledak jika Zedria masih saja memancingnya.
Zedria menanggapinya dengan dengusan yang ternyata masih terdengar oleh Arga.
Sontak emosi Arga meledak dia dengan gerakan yang cepat menarik tangan Zedria yang ada di sampingnya sehingga Zedria yang belum siap dengan situasi langsung terhuyung ke arah Arga dan jatuh di dada Arga.
Zedria yang cepat sadar akan situasi langsung berusaha untuk menegakkan dirinya kembali, tapi gerakannya itu tertahan karna lengan Arga masih menahannya. Zedria termangu kaku, jantungnya seolah memompa terlalu cepat, seolah-olah jantung itu akan meloncat keluar dari tubuhnya.
"Oh tuhan... Jantung ini kenapa, " runtuk Zedria dalam hatinya.
Arga masih belum berusaha untuk melepaskan Zedria, Arga mendekatkan wajahnya ke sisi samping Zedria.
"Jangan coba-coba kau memancing emosiku Zedria, jika kau sendiri tak sanggup menanggung akibatnya." ucap Arga di telinga Zedria dengan setiap kata yang penuh penekanan.
Setelah mengucapkan itu Arga pun melonggarkan rangkulannya di tubuh Zedria. Zedria pun langsung menarik diri dari sisi Arga dan berusaha duduk sejauh mungkin dari Arga.
Arga yang melihat reaksi Zedria yang berlebihan sontak saja membuat sudut bibirnya sedikit terangkat membentuk sebuah senyuman kecil.
Keadaan di dalam mobil yang tadinya penuh dengan perdebatan seketika berubah menjadi sepi senyap tak ada suara sedikit pun.
Zedria berusaha mengalihkan pandangannya dari tatapan Arga yang sedari tadi masih saja menatapnya dengan senyum yang aneh.
"Dasar pria titisan lucifer." Umpat Zedria dalam batinnya.
Arga pun mengalihkan pandangannya ke luar kaca mobil sambil masih tetap tersenyum.
"Wanita yang unik....." Arga membatin.
"Sial..... Pikiran aneh apa ini.." Ucap Arga lagi, membatin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
*****
"Bagaimana keadaan Zico Paras ? Apakah Panasnya sudah turun? dia tidak kejang-kejangkan? Apa ap...... " ucap Zedria dengan tergesa-gesa, dia tak menutupi kecemasannya sedikitpun.
"Tenanglah Zeze sayang, Zico sudah lebih baik sekarang, panasnya sudah turun, dan juga dia tidak sampai kejang-kejang," ucap Paras dengan lembut sambil mengusap bahu Zedria, Paras berusaha untuk menenangkan Zedria.
Arga yang sedari tadi hanya melihat dari dalam mobil tak kuasa menahan dengusannya, entah kenapa tiba-tiba saja ada rasa kesal dalam hatinya melihat pria teman Zedria itu terlalu dekat dengan Zedria.
*****
Satu jam lebih Arga telah sabar menunggu Zedria, tapi wanita itu tak kunjung keluar dari rumahnya itu.
"Zero kau panggil pelayan aneh itu, cepat!!! aku sudah bosan menunggu." perintah Arga dengan tegas pada Zero pegawalnya yang menjadi supir pribadinya juga.
Zero pun tanpa berbasa basi langsung membungkukkan kepalanya dan langsung keluar dari dalam mobil.
...........…………
Tak berselang lama Zero keluar dari dalam rumah itu di ikuti dengan Zedria di belakangnya, terlihat dari wajahnya Zedria terlihat kesal.
Pintu mobil pun di buka oleh Zedria "kenapa tuan masih menunggu saya, saya bisa pulang sendiri, terima kasih atas kebaikan anda tuan." ucap Zedria dengan wajah sedatar mungkin.
"Kau pelayan yang lancang, berani sekali kau mengusir tuanmu." ucap Arga yang raut wajahnya yang tadinya terlihat kesal bertambah semakin kesal.
"Bu...bukan begitu maksud saya tuan," ucap Zedria kebingungan berusaha membela diri.
"Sudahlah cepat masuk, aku muak mendengar ocehanmu, atau kau memang ingin pulang SEN...DI...RI?" ucap Arga tanpa ekspresi yang bisa di tebak, dia pun menambahkan penekanan di akhir katanya.
Mobil pun melaju meninggalkan rumah Zedria dengan keheningan yang menyesakan yang terjadi di dalam mobil sedan hitam mewah itu.
*****
Taraaaaa maaf baru update semuanya, maaf kan olan ini 😂😂🙇🙇🙏🙏
Oke deh nggak mau ngomong panjang lebar lagi 😄😄
Intinya semoga terhibur dan terimakasih 😘😘😘
Love you 😘😘😘😘
Nb. Update selanjutnya di usahakan secepatnya jadi mohon bersabar ya kakak-kakak kuuu sayang 😘😘😘😄😄
Olan \(^°^) /
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT MAID
RomanceAku tak tau apakah aku harus bersyukur atau merutuki keadaan ini, tapi yang aku tau dia sangat manis -Zedria Dia datang dengan tiba tiba dan merubah semua ny -Argatha