MERINDU

7K 436 8
                                    

Kau itu menjengkelkan tapi hatiku berpihak padamu Arga.

Zedria

*****

"Tuan Arga itu kenapa Lerra beritahu aku!"Zedria sekarang kembali merasa penasaran.

"Tuan Arga.....,"

*****

"Apakah kalian tidak ada pekerjaan yang harus dikerjakan, sehingga kalian bisa bersantai disini !!" Madam Diana berbicara dengan ketus lengkap dengan tatapan tajamnya pada Zedria dan Lerra.

"Lebih baik kalian segera menyiapkan meja makan untuk makan malam, kalian aku gaji bukan untuk bersantai," tambah Madam Diana berucap  ketus.

Lerra lalu berucap minta maaf diikuti dengan membungkukkan badannya, melirik Zedria yang acuh tak peduli, Lerra langsung menarik lengan Zedria untuk membuatnya sedikit membungkukkan badannya, sebelum mereka mendapatkan masalah lagi "Baik Madam, kami minta maaf."

Lerra pun menarik Zedria untuk segera kembali ke dapur.

"Tak sadarkah dia kalau dia disini juga bekerja, dan bukan dia yang menggajiku." cicit Zedria kecil meluapkan kekesalannya.

Tanpa Zedria sadari bahwa umpatannya itu di dengar oleh Madam Diana "Zedria," Zedria pun menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap ke belakang.

"Hati hati dengan mulutmu, itu bisa membuatmu dalam kesulitan." ucap Madam Diana dan langsung melangkah pergi tanpa peduli mendengar jawaban dari Zedria.

"Sudahlah Ze tak usah kau pikirkan, lebih baik kita selesaikan pekerjaan kita," ucap Lerra santai dan langsung menarik tangan Zedria, mereka kembali melanjutkan langkah mereka untuk menuju ke dapur.

*****

"Lerra, Zedria, Afey ikut aku sekarang kalian yang harus bertugas melayani tuan Arga makan." ucap Madam Diana dengan langsung melangkah menuju ruang makan, dan di ikuti oleh mereka.

"Kenapa aku harus bertemu dengan dia lagi, dia itu menjengkelkan,"Zedria menggerutu dalam hatinya.

Setelah sampai di ruang makan mereka bertiga pun berdiri dengan memanjang membuat sebuah barisan. Mereka masih menunggu si empunya rumah datang.

Zedria melirik ke arah seorang wanita yang berdiri di sampingnya, yang tidak salah namanya Afey, Zedria meneliti penampilannya, Afey adalah perempuan berperawakan manis tapi sesuatu membuat dahi Zedria berkerut ketika memperhatikan penampilan Afey, Zedria melihat kenapa wajah yang manis itu harus di tutupi dengan make up yang tebal dan terlihat seperti seorang wanita club malam.

Zedria menyingkirkan pemikiran negatifnya tentang Afey dan berniat untuk berkenalan dan berteman dengannya.

"Hai aku Zedria kau Afey kan?" Zedria memulai percakapan terlebih dahulu dengan nada lembut dan bersahabat.

"Jika kau sudah tau tak usah ditanyakan lagi, itu sangat mengganggu." balas Afey menjawab dengan nada ketus dengan padangan tetap mengarah ke depan.

Kerutan di dahi Zedria muncul kembali setelah mendengar jawaban dari Afey.

"Kenapa dia ketus sekali, apa dia salah makan?" Zedria berujar di dalam hatinya.

"Sudahlah Ze jangan kau sapa dia, dia itu wanita yang menyebalkan, baginya kita ini adalah saingannya, karna itulah dia bersikap ketus seperti itu," Lerra tiba tiba berucap berbisik di telinga Zedria memberitahukan sesuatu yang tak Zedria tau, Lerra seolah mengerti maksud dari kerutan yang muncul tadi di dahi Zedria.

"Saingan? Saingan apa, kita tidak pernah menggangu miliknya kan," Zedria semakin bingung dengan penjelasan dari Lerra.

"Kita ini saingan baginya dalam upayanya mendapatkan tuan Arga." Lerra kembali menambahkan penjelasannya.

"Begitukah, apa dia sangat tertariknya pada tuan Arga sampai seperti ini?" Zedria kembali bertanya.

"Entahlah Ze aku juga tidak tau, tapi dari gosip para pelayan yang aku dengar, dia pernah sampai berusaha untuk mendapatkan tuan Arga dengan cara menyodorkan tubuhnya pada tuan Arga." Lerra terlihat semakin bersemangat bercerita pada Zedria.

"Sampai seperti itu, apa tuan Arga menanggapinya?" Zedria terlihat terkejut mendengar penjelasan Lerra.

"Hahaha sayangnya tuan Arga tak berminat padanya, sampai-sampai dia tak di acuhkan oleh tuan Arga." ucap Lerra dengan tawanya.

Zedria terdiam sebentar dan hendak kembali bertanya pada Lerra tapi suara pintu di buka menghentikan niatnya itu.

Arga masuk ke ruang makan dengan kursi rodanya dan di ikuti oleh pengawal yang selalu mengekori kemanapun Arga pergi, yaa kecuali ke kamar mandi tentunya.

"Selamat malam tuan," ucap Madam Diana sopan dengan membungkukkan badannya.

"Malam Diana." jawab Arga singkat.

Arga pun telah berada di depan meja makan.

Afey dengan sigap langsung melayani tuan Arga, namun saat Afey baru hendak mengambilkan nasi untuk Arga, Afey langsung dihentikan oleh Arga.

"Hentikan, aku tak mau dilayani oleh wanita murahan seperti dia, Diana aku peringatkan kau, jangan pernah lagi kau biarkan dia berkeliaran di dekatku, aku muak melihatnya." Arga berucap marah dengan intonasi rendah yang mengancam.

"Maafkan saya tuan, saya tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi," Diana berucap maaf dan langsung membawa Afey pergi dari ruang makan itu.

Suasana pun kembali menjadi hening.

"Apakah kalian hanya akan berdiri diam saja di sana tanpa melakukan tugas kalian?" Arga mengagetkan Zedria dan Lerra yang tadi larut dalam pikiran mereka masing-masing setelah kejadian tadi.

Lerra pun langsung sigap dengan mengambilkan minum untuk Arga dan Zedria mengambilkan nasi untuk Arga.

"Kenapa tangan mu?" Arga mencekal tangan Zedria yang tadinya tengah sibuk menyendokkan nasi ke piringnya Arga.

Zedria terkejut ketika tangannya tiba tiba di cekal oleh Arga dan langsung reflek menarik tangannya yang berada di cekalan Arga, namun Arga malah mempererat cekalannya itu.

"Jawab aku? Aku bertanya padamu, jadi kau harus menjawabnya,"

"Ini hanya luka kecil tuan, tadi saya terkena air panas dari sup." ucap Zedria hati hati karna entah kenapa sekarang nyaliya sedikit ciut ketika melihat tatapan Arga yang menurutnya terlihat menakutkan dan terlihat kesal.

"Kau obati dulu lukamu itu, aku tak suka melihatnya." ucap Arga dengan melepaskan cekalannya.

Zedria merasa kebingungan dia pun melirik ke arah Lerra, setelah mendapat anggukan dari Lerra, Zedria pun pergi dari ruangan itu untuk mengobati lukanya.

*****

Waktu telah menunjukan pukul 2 dini hari, namun Arga masih saja terjaga, dengan posisi yang sama seperti biasanya duduk di depan kaca besar di kamarnya.

"Kenapa aku masih saja tak bisa tidur, padahal kau sudah ada didekatku," ucap Arga sendu dengan sebuah foto di tangannya, foto yang terlihat lusuh dan sudah usang.

"Aku masih saja selalu mencemaskanmu, kau tetap saja ceroboh tak pernah berubah."senyum yang jarang menghiasi wajah Arga muncul dengan tatapan sendu yang menyiratkan kesedihan.

" Tapi kau kejam, kau melupakanku Zia," Arga kembali berucap dengan nada sendu yang  memilukan hati sambil menatap foto yang di genggamnya.

"Aku rindu senyumanmu sayang."

Tbc

*****

Jreng jreng hallo semuanya

Olan nongol lagi

Semoga suka, olan lagi dalam mood yang baik sekarang

Mohon vote dan comment ny kakak.

Terimakasih

Olan (^°^)/

PERFECT MAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang