Tang San mengangkat tubuh Cheng Xia kemudian meletakannya di atas kasur. Dia menutupi tubuh mungil Cheng Xia dengan selimut.
Beberapa saat yang lalu, Cheng Xia menangis dengan lama dan tertidur karena kelelahan.
Tang San menatap wajah Cheng Xia. Matanya menelusuri anak laki-laki yang memiliki penampilan cantik itu. Rambut putih pendeknya acak-acakkan namun justru membuatnya semakin menarik.
Tangannya menyentuh pipi Cheng Xia, mengusapnya dengan lembut.
Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Darimana datangnya rasa ingin melindungi yang kuat ini? Tang San mengerutkan kening, mencoba menghilangkan perasaan gelisah yang sejak tadi mengeruak di dalam dirinya.
"Mmm..." Cheng Xia menggumam dalam tidurnya. Keningnya mengkerut dan mulutnya bergerak mengeluarkan suara tidak nyaman.
Tang San menundukkan kepalanya dan mencium dahi Cheng Xia.
Ajaibnya, Cheng Xia berhenti tidak nyaman. Bahkan sedikit tersenyum dalam tidurnya.
☆☆☆
Dalam beberapa hari ini, Tang San menghabiskan banyak waktunya untuk belajar menjadi pandai besi dari ayahnya. Pasangan ayah dan anak itu kini terlihat lebih manusiawi, tidak seperti sebelumnya.
Setidaknya sekarang, Tang Hao lebih banyak berbicara dengan Tang San meskipun itu hanya seputar pandai besi.
Beberapa hari yang lalu, setelah mengobrol dengan Cheng Xia, Tang San dengan berani bertanya kepada ayahnya mengenai apakah dia bisa menggunakan potongan besi untuk dia gunakan.
Tang Hao cukup terkejut saat itu dan bertanya kepada anaknya apakah dia ingin menjadi pandai besi.
Tampaknya terjadi obrolan yang cukup serius saat itu dan kini ayah yang malas itu mengajari Tang San setelah anak itu sanggup mengangkat palu yang berat dan bahkan lebih tinggi darinya.
Penempaan adalah proses yang benar-benar membosankan dan melelahkan, tetapi Tang San masih menganggap ini sebagai cara yang benar untuk menempa tubuhnya.
Ketika sebelas hari telah berlalu, dia sudah menempa berkali-kali, rasanya seperti mengayun palu besi, dia tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan fisik tubuhnya, dan harus menggunakan bantuan Mysterious Heaven Skill.
Cheng Xia sesekali akan menemani Tang San, mendengarkan suara yang dihasilkan dari tabrakan antara palu besi dan gumpalan besi yang menurut Cheng Xia sangat merdu di telinganya.
Apalagi saat pasangan ayah dan anak itu melakukannya bersama, suara selaras yang dihasilkan sangat menyenangkan dan menenangkan. Tidak terdengar berisik, justru dapat membuat Cheng Xia mengantuk.
Hanya saja, entah kenapa Cheng Xia masih takut kepada Tang Hao. Anak kecil itu akan menyusut, mencoba membuat hawa keberadaannya tidak terlihat oleh Tang Hao.
Fenomena ini sebenarnya membuat Tang San cukup penasaran dan dia sempat bertanya kepada Cheng Xia mengapa dia begitu takut kepada ayahnya. Jawaban yang dia dapat hanya,
'Tang San Gege, ayahmu sangat kuat.'
Hari berlalu dengan cepat, Tang San masih dengan teguh menekuni pandai besi. Saat istirahat, dia meluangkan waktunya dengan Cheng Xia.
Pagi hari ini, tetua desa datang menemui keluarga Tang. Lelaki tua yang dipanggil Old Jack itu memberitahu Tang Hao bahwa tiga hari ke depan, akan ada Upacara Kebangkitan Roh.
"Xiao Xia, kamu ikut denganku nanti untuk mengikuti Upacara Kebangkitan Roh, oke?" Tang San bertanya dengan nada menuntut kepada Cheng Xia.
"Tang San Gege, apa itu Upacara Kebangkitan Roh?"
Saat Old Jack datang, Cheng Xia masih tidur. Jadi dia tidak tahu apa-apa mengenai hal ini.
"Aku juga tidak begitu paham. Kakek Jack berkata, setiap manusia masing-masing memiliki esensi roh di dalam dirinya dan terbangun saat usia mencapai enam tahun. Setelah esensi roh terbangun, kita dapat berkultivasi dan menjadi Master Spirit. Tapi pertama-tama, sebelum kita dapat berkultivasi, kita harus memiliki kekuatan roh. Kelihatannya banyak orang yang terbangun dengan esensi roh tapi tidak memiliki kekuatan roh, mereka tidak bisa menjadi Master Spirit," jawab Tang San.
"Roh, maksudmu Kekuatan Spiritual?"
Tang San mengangguk.
Cheng Xia bergerak tidak nyaman. "Mungkin ... aku lebih baik tidak ikut..."
Dia benar-benar tidak mau Tang San Gege-nya ini menjauhinya jika sampai hasilnya tidak sesuai harapan. Jangan sampai itu terjadi.
"Kenapa?"
Cheng Xia membuang muka dengan gelisah. Tang San saat ini menatapnya dan dia benar-benar tidak tahu harus memberikan alasan bagaimana. "Aku bukan dari dunia ini ... aku mungkin tidak punya apa yang disebut roh bawaan itu. Lagipula aku sudah tujuh tahun."
Tang San mengerjapkan matanya. Di dalam pikirannya, dia membenarkan perkataan Cheng Xia. Cara mereka pindah berbeda. Dirinya sendiri pindah sebagai bayi dan terlahir di sini sedangkan Cheng Xia tampaknya pindah bersama tubuh aslinya.
Tang San mengangguk, menerima alasan Cheng Xia yang logis. "Tampaknya Xiao Xia tidak asing dengan Kekuatan Spiritual."
"Di duniaku juga, manusia memiliki Kekuatan Spiritual."
Tang San duduk mendekati Cheng Xia. "Bisakah Xiao Xia menceritakannya lebih jelas?" tanyanya dengan penuh ketertarikan.
Cheng Xia menggelengkan kepalanya. "Bukannya aku tidak mau, tapi tidak banyak yang aku ketahui. Aku ... lupakan. Pada dasarnya ada tiga jenis tipe kekuatan spiritual dan manusia hidup mengikuti aturan alami itu. Mungkin sedikit berbeda dengan kekuatan spiritual disini. Di sana, kita dapat menggunakan kekuatan spiritual itu sendiri secara langsung, tidak melalui esensi roh seperti yang tadi Gege sebutkan."
Tang San mengangguk mengerti. "Aku merasa tidak enak Xiao Xia banyak bercerita sedangkan aku belum menceritakan apapun tentang diriku."
Tang San mengusap pipi Cheng Xia. Anak kecil lucu yang ternyata lebih tua satu tahun dari tubuhnya ini menatapnya dengan cemberut.
"Aku butuh waktu. Xiao Xia tunggu Gege-mu ini sebentar lagi, oke?"
Tang San merasa bersalah. Dia melemparkan tatapan meminta maaf pada Cheng Xia. 'Aku belum sepenuhnya percaya padamu.'
☆☆☆
"Xiao San, kakek datang menjemputmu."
Old Jack datang tepat waktu ke bengkel, kali ini dia bahkan tidak masuk ke dalam, hanya memanggil Tang San dari luar.
Tang San melirik ayahnya di sisinya yang baru saja makan. Tang Hao dengan acuh tak acuh berkata, "Pergi. Jangan tunda memasak di tengah hari.”
Tang San mengangguk dan berjanji akan segera kembali, lalu membuka pintu dan berbicara kepada Old Jack. "Kakek, tunggu sebentar. Aku akan ke kamar dulu."
Old Jack mengangguk dan berdiri menunggu di depan pintu.
Setelah mendapat izin, Tang San berlari ke kamarnya. Di sana, dia melihat Cheng Xia yang masih terbaring di kasur. Namun saat dia mendekat, dia merasa ada yang salah.
Wajah Cheng Xia tampak memerah dan darinya basah oleh keringat. Bagian bawah tubuhnya dari dada sampai ke kaki ditutupi oleh selimut. Cheng Xia tampak kepanasan tapi tangannya mengepal erat pada selimut.
Tang San mendekat, berniat menempelkan tangannya pada dahi Cheng Xia untuk mengecek suhunya.
Namun, justru tanggapan yang dia terima sangat mengejutkan. Bahkan Tang Hao yang sedang makan di ruang tengah menoleh dengan kaget.
"Jangan sentuh aku! Menjauh!" teriak Cheng Xia dengan sengit. Anak itu bangun dan duduk meringkuk di sudut kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Douluo Dalu: Destiny
Fanfiction[Bukan Novel Terjemahan] Sejak hari itu, Cheng Xia dinobatkan sebagai orang yang paling tidak berguna. Orangtuanya yang menaruh harapan tinggi padanya langsung berbalik meninggalkan dia. Namun suatu hari, setelah kunjungan seorang peneliti ke rumah...