Chapter 16 - Adik?

1.2K 186 29
                                    

jangan lupa vote dan komen

Selamat Membaca 📖

Mendengar panggilan dari Gegenya itu, seluruh tubuh Cheng Xia langsung kaku. Padahal dia bisa saja langsung merapal mantra zodiak untuk kabur, tapi dia tidak bisa menggerakkan bahkan seujung jari pun.

Apakah karena terlalu rindu, atau karena rasa bersalah, Cheng Xia tidak tahu.

Langkah kaki semakin mendekat, detik berikutnya, seluruh tubuh Cheng Xia langsung diselimuti oleh pelukan Tang San.

Tubuh Cheng Xia masih tidak merespon, wajahnya melongo, dan mulutnya terbuka seakan ingin mengatakan sesuatu.

Minta maaf, kah? Atau aku merindukan Gege? Atau, kenapa kamu ke sini bersama perempuan!?

Bukan itu masalahnya, Cheng Xia!

Namun, Cheng Xia tidak perlu melakukan apapun karena Tang San langsung menodongkan banyak pertanyaan untuknya.

"Kenapa kamu pergi tanpa bilang-bilang!? Apa kamu tahu bagaimana Gege mengkhawatirkanmu, Xiao Xia? Apa kamu mau meninggalkan Gege?"

Sambil menyerbu dengan banyak pertanyaan itu, Tang San membalikkan tubuh Cheng Xia agar anak laki-laki itu berhadapan langsung dengannya.

Cheng Xia menundukkan kepalanya, dia menatap lurus ke tanah, tidak berani langsung menatap wajah Tang San.

Xiao Wu sampai di sana sedikit terlambat dan disuguhi oleh pemandangan hewan kecil yang sedang ditindas oleh cheetah yang mengamuk.

Karena Cheng Xia tidak menanggapinya, Tang San bertanya lagi, "Xiao Xia? Apa kamu mendengar Gege? Apa kamu tidak ingin bertemu dengan Gege? Apa kamu tidak merindukan Gege?"

Xiao Wu mengangkat sebelah alisnya. Gege? Yang benar saja? Tang San yang serius dan santai itu memanggil dirinya sendiri Gege, dengan nada yang ... errr ... manja?

Entahlah, karakter Tang San yang dia kenal di akademi tampaknya telah runtuh sedikit demi sedikit, semenjak Tang San pulang ke rumah.

"Gege...," Cheng Xia berbisik dengan suara pelan.

Telapak tangan Tang San menyentuh pelipis Cheng Xia, mengusapnya dengan lembut. Dia menunduk menatap lekat Cheng Xia yang lebih pendek darinya.

Dengan kaku, Cheng Xia mendongakkan wajahnya. Di dalam hatinya dia menjerit,

'Apa yang harus aku katakan!?'

Meski begitu, dia masih dengan berani menatap Tang San. Namun hanya dalam beberapa detik, dia sudah tidak sanggup dan langsung menunduk lagi.

Hanya saja, Tang San tidak akan membiarkan itu terjadi. Cengkeraman tangan kanannya di pelipis langsung berpindah ke bawah telinganya dan menegakkan kepala Cheng Xia.

"Lihat Gege."

Cheng Xia menelan ludah. Matanya melihat ke pinggir, tidak mau menatap Tang San.

"Cheng Xia."

Saat itu juga, Cheng Xia langsung menegang. Dengan cepat dia menatap Tang San dan berkata, "Gege, aku melihatmu."

Tang San menatap lekat pada Cheng Xia. "Apa yang kamu lakukan selama ini?"

"Gege, aku berlatih roh di sini. Aku selalu di sini."

Tang San mengerutkan keningnya. "Bohong."

"Gege! Aku tidak berbohong." Kali ini, Cheng Xia sudah lepas dari kegugupannya. Dia dengan berani menatap Tang San dan menyangkal tuduhannya.

"Gege percaya tentang kamu berlatih disini, tapi selalu di sini?"

[BL] Douluo Dalu: DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang