Chapter 12 - Buku 13 Zodiak

1.3K 214 13
                                    

selamat membaca

jangan lupa komentar ya!

aku suka kalian komentar tentang cerita ini!
________________

Langit malam tampak cerah. Di atas bukit di Desa Kudus itu, tidak disangka akan terlihat sangat indah di mata.

Ilalang yang tinggi membuat pemandangan di depan terlihat misterius. Bunga-bunga ungu dan merah muda saling bergoyang seiring angin menghembus.

Kunang-kunang yang berkedip-kedip membuat suasana tampak meriah, menghasilkan pancaran dari sinar rembulan.

"Disini ya?" gumam seseorang yang menatap ke atas langit malam, seolah-olah menerawang ke sana, mencari-cari sesuatu yang mungkin dapat memberinya jawaban.

Tubuh orang itu bersinar. Berkedip-kedip bersamaan dengan kunang-kunang yang mengelilinginya. Aliran spiritual berkumpul di sana, membentuk pusaran kecil namun terasa sangat berbeda.

Orang itu mendesah. Ada rasa puas, namun ada rasa penyesalan.

Dan di heningnya malam itu, orang itu dikelilingi oleh kabut. Kabut ungu kehitaman yang familiar. Dengan titik-titik bintang yang tampak kecil, keberadaan yang mirip dengan titik bintang di atas langit sana.

"Gege, sepertinya kita harus berpisah dulu. Tapi tenang saja, aku akan selalu mengawasimu. Hehehe."

☆☆☆

"Ayah! Apa kamu melihat Xiao Xia?"

Baru saja bangun dari tidurnya, Tang San langsung berteriak mengawali pagi hari itu. Bagaimana tidak? Seseorang yang akhir-akhir ini selalu menjadi pemandangan dia saat bangun telah menghilang dari pandangannya.

Tang San membuka gorden yang menutupi kamar Tang Hao. Meskipun dia tahu Cheng Xia tidak mungkin ada di kamar ayahnya, tatapannya masih menelusuri kamar untuk mencari keberadaan adik kesayangannya itu.

Tang Hao membuka matanya. Di menatap anaknya itu dengan datar. Awalnya dia kira anaknya ini tidak akan sebodoh itu untuk membangunkannya. Seperti, jika dia bangun, dia akan berubah pikiran sehingga tidak mengizinkannya pergi ke Kota Nuoding?

"Apa?" tanyanya dengan suara yang serak. Khas suara orang yang baru saja bangun tidur.

"Xiao Xia... Dia tidak ada di kamar. Aku sudah mencarinya tapi tidak ada!"

Tang Hao menggaruk kepalanya. Dia bangun dan duduk di kasurnya. "Dia pergi, mungkin saat tadi malam."

Tang San menatap ayahnya itu dengan bodoh. "Apa? Ayah tahu? Kenapa tidak mencegahnya?" tanya dia dengan emosi, meskipun dia sedikit menahannya. Lagipula ini ayahnya.

"Kenapa aku harus? Ini keputusannya. Lagipula, kau akan pergi kan? Aku tidak bisa mengurusnya."

Tidak menyangka akan mendapat jawaban seperti ini, Tang San hanya bisa mendesah pasrah. "Ayah..."

"Sebentar lagi orang tua itu akan datang. Cepat bersiap." Melihat anaknya masih menunduk di sana, Tang Hao menambahkan, "Aku yakin kalian akan bertemu lagi."

"Benarkah?" tanya Tang San dengan mata bersinar penuh harapan.

Tang Hao tidak menjawab. Dia kembali membaringkan dirinya di atas kasur dengan membelakangi Tang San. Tangannya mengibas, terlihat mengusir Tang San. "Sudahlah, sana pergi."

Tang San menganggukkan kepalanya. Dia dengan cepat keluar dari kamar ayahnya itu dan membereskan segala kebutuhannya untuk pergi.

Dalam hatinya dia bertanya-tanya, apa sebenarnya yang menyebabkan Cheng Xia pergi? Apakah karena Tang San pergi meninggalkannya? Tapi bukankah mereka sudah sepakat dan saling berbicara dengan tenang tadi malam?

[BL] Douluo Dalu: DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang