selamat membaca
jangan lupa tinggalkan komentar yaa♥︎
jangan lupa juga like jika kalian menikmatinya★★__________________________
Sekilas info: Tang San belum menandai Cheng Xia. Gigitan kemarin hanya tanda sementara!!
_________________________
Tang San belum pernah melihat ekspresi wajah ayahnya yang begitu kaya.
Setiap jenis emosi yang kompleks muncul di wajah Tang Hao dan setelah waktu yang lama, dia perlahan bisa mengucapkan kalimat, “Ingat, di masa depan, kamu harus menggunakan palu di tangan kiri untuk melindungi dengan baik rumput di tangan kananmu. Selama-lamanya.”
Sebelum Tang San dapat merespon, Tang Hao menoleh ke arah Cheng Xia sekilas dan berkata, "Dan kelihatannya anak yang kau pungut sedikit spesial. Kekuatannya pasti diincar banyak orang."
Tang San mengangguk tanpa mengerti alasannya. Dia kemudian menoleh ke arah Cheng Xia yang menatapnya dengan ceria. Ekspresi bahagia itu membuat Tang San juga balik tersenyum.
Melihat ini, Tang Hao berdiri dan langsung kembali ke ruang tidurnya.
Saat menyiapkan makanan tengah hari, Tang San pada saat yang sama merenungkan bagaimana hari ini ia berhubungan dengan dunia roh.
Roh kembar. Tampaknya di dunia ini sangat sedikit yang seharusnya ada. Kalau tidak, ayah tidak akan seterkejut itu. Juga, tampaknya roh palu miliknya ini sangat menggerakkannya.
Mengenai apa yang dia katakan, apa yang tetap juga penting adalah bahwa roh saling berhubungan dengan Mysterious Heaven Skill. Dalam kasusnya, karena cincin roh ini justru merupakan kunci ketidakmampuannya untuk menembus Mysterious Heaven Skill, makabagaimanapun caranya dia harus memikirkan cara untuk mendapatkan cincin roh untuk mengujinya.
Saat makan siang, Tang Hao tampak sangat pendiam, makannya juga tampak jauh lebih kecil dari sebelumnya. Tatapannya sering jatuh pada Tang San, tampaknya ragu-ragu tentang sesuatu.
Cheng Xia memperhatikan ini. Dia menatap bolak balik Tang San dan Tang Hao kemudian menundukkan kepalanya, menyembunyikan ekspresi di wajahnya.
Tangannya mengepal dan dia mendapat firasat bahwa Tang San akan meninggalkan pandangannya dalam waktu dekat.
Setelah selesai makan siang, Tang San seperti biasa bersiap untuk merapikan piring, tetapi Tang Hao memintanya untuk berhenti.
"Tunggu sebentar sebelum kamu membereskan. Xiao San, aku bertanya kepadamu, apakah kamu ingin menjadi Master Spirit?"
Tang San linglung sejenak, memandang ke arah Tang Hao, tidak mau menipu ayahnya. Dia ragu-ragu sejenak, dan akhirnya mengangguk.
Tang Hao menghela nafas, wajahnya tampak lebih tua, “Pada akhirnya kamu masih menuju jalan ini."
Dia hanya mengucapkan kalimat ini, lalu kembali ke kamarnya.
Tang San menyadari, ketika Tang Hao menghela nafas, dia merasa kecewa tetapi bagaimanapun ekspresinya lebih memuaskan. Dia mengerti bahwa dalam hati ayahnya sepertinya ada banyak hal yang tersembunyi.
Cheng Xia mengikuti cara Tang Hao. Dia berjalan ke kamar Tang San dengan wajah ditekuk.
Tang San mengangkat alisnya. Dia tidak mengerti mengapa suasana hati Cheng Xia tiba-tiba turun. Akhirnya dia berjalan ke kamarnya sendiri untuk memeriksa Cheng Xia.
Tepat saat Tang San masuk ke kamarnya, Cheng Xia menubruk langsung ke dalam pelukannya.
Tang San merasa de javu.
"Ada apa Cheng Xia?" tanyanya dengan tersenyum. Tang San bertanya-tanya apakah sekarang Cheng Xia juga akan menciumnya.
Namun sayang sekali, yang menanggapinya adalah isak tangis anak laki-laki manis di pelukannya.
"Hiks... Gege, a-apa kamu akan pergi? Kamu akan meninggalkan Xia? Hiks... huhu..."
Tang San seketika melihat ke bawah, ke rambut putih Cheng Xia, dengan kaget. "Meningalkanmu? Apa maksudmu, Xiao Xia?"
"Huhu... Gege akan pergi ke akademi meninggalkan Xia!! Gege jahat! Katanya Gege mau bersama Xia terus..."
Tang San mencengkeram bahu Cheng Xia dan membuat anak laki-laki itu berhadapan langsung dengannya. "Tunggu, Xiao Xia! Tentu saja kita akan pergi bersama, kan?"
Cheng Xia mengangkat wajahnya, menatap langsung kepada Tang San dengan mata putihnya yang sembab. "Tapi... Kakek Jack bilang kuota desa kita hanya satu! Aku juga sudah tujuh tahun! Ge... huaaa..."
Tang San menuntun Cheng Xia dan membuatnya duduk di tepi kasur. Dia duduk disampingnya sambil mengusap air mata Cheng Xia dengan ibu jarinya.
Cheng Xia sesenggukan namun dia membiarkan Tang San dengan sesuka hati mengusap-usap wajahnya.
Setelah berusaha mengusap air mata Cheng Xia yang terus keluar, Tang San memeluk Cheng Xia dengan harapan akan menghentikan tangisannya.
Tang San tidak memikirkan kemungkinan ini. Cheng Xia benar, dia sudah tujuh tahun. Dia tidak tahu apakah usia tujuh tahun diperbolehkan masuk ke akademi bersama anak usia enam tahun yang baru membangunkan roh.
Dan jika diperbolehkan, lalu apa? Desa mereka hanya memiliki satu kuota.
Lalu, apakah Tang San akan meninggalkan Cheng Xia atau tetap disini sebagai pandai besi?
Cheng Xia menatap Tang San yang bingung. Wajahnya sedikit menggelap. Dengan wajah menunduk, Cheng Xia menarik baju Tang San dengan pelan. "Maafkan aku, Gege. Gege harus pergi, ya? Xia lihat Gege sangat bersemangat jadi Master Spirit. Lupakan tadi, Xia egois dan impulsif."
"Tidak, Xiao Xia. Gege tidak akan meninggalkanmu. Kita akan terus bersama. Bukankah Gege berjanji akan melindungimu? Lagipula ayah tidak memberi izin Gege ke akademi, kan? Biarpun ayah mengizinkan nanti, Gege akan berbicara dengan Kakek Jack, oke? Serahkan semuanya pada Gege."
Tang San berkata dengan serius. Satu tangannya memegang bahu Cheng Xia sedang satunya lagi mengusap pipi Cheng Xia dengan lembut.
Merasakan suara lembut Tang San yang lembut dan serius, bersama dengan sentuhan Tang San yang menenangkan, Cheng Xia menjadi sedikit tenang. Wajahnya terangkat. Mata bulatnya menatap Tang San.
Mata mereka saling menatap. Tang San memberikan senyum andalannya. "Xiao Xia tidak perlu mengkhawatirkan apapun."
Cheng Xia mengangguk. Wajahnya menelusup ke pelukan Tang San sambil memejamkan matanya. Tang San mengeceknya dan melihat bahwa Cheng Xia tertidur.
Dia membaringkan Cheng Xia dan menyelimutinya. Setelah menatap wajah Cheng Xia dan matanya yang sembab, Tang San merasa bersalah.
Dia mendekat, mencium dahi Cheng Xia dengan lembut sambil berbisik, "Percaya pada Gege, oke, Xiao Xia?"
Setelah itu, dia keluar kamarnya untuk melanjutkan pekerjaannya. Untuk melanjutkan menempa.
Setelah Tang San pergi, Cheng Xia membuka matanya. Wajahnya menunduk. "Tentu. Aku sangat mempercayaimu, Gege."
Setelah mengatakan itu, sudut bibirnya naik.
Author Note:
Wo wowowowo ada apa nih dengan tingkah aneh Cheng Xia?
Apakah mereka akan dipisahkan?
Atau mereka akan tetap bersama?
Atau mereka akan....?
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Douluo Dalu: Destiny
Fanfiction[Bukan Novel Terjemahan] Sejak hari itu, Cheng Xia dinobatkan sebagai orang yang paling tidak berguna. Orangtuanya yang menaruh harapan tinggi padanya langsung berbalik meninggalkan dia. Namun suatu hari, setelah kunjungan seorang peneliti ke rumah...