Chapter 14 - Sambut atau Tidak?

1.2K 202 39
                                    

jangan lupa vote dan komen ya

Selamat Membaca 📖

Proses kultivasi Cheng Xia bukanlah menyerap Qi atau roh di alam seperti yang dilakukan kultivator lainnya, tapi dia menyerap cahaya.

Sebenarnya secara spesifik itu bukanlah cahaya, tetapi aliran spiritual yang jatuh dari bintang di langit. Mungkin bintang zodiak? Entahlah, Cheng Xia hanya menyerap saja secara membabi buta, mengandalkan insting.

Lagipula, meskipun dia mendapatkan banyak pengetahuan dengan mendengarkan dari yang lain, Cheng Xia sama sekali tidak mendapatkan pengetahuan mengenai masalahnya sendiri.

Dia hanya secara tidak sadar ingin berkultivasi disini, kemudian menyerap apa yang berada di langit sana.

Mengenai kunci zodiak. Cara membuka kunci zodiak adalah memadatkan kekuatan spiritual kemudian menjadi kabut hitam berbintang, lalu gumpalan kekuatan kabut hitam itu diubah bentuknya menjadi kunci untuk membuka kunci zodiak.

Membuka 3 kunci zodiak sejak awal berkultivasi, sebenarnya adalah hasil yang sangat bagus.

Cheng Xia pernah melihatnya beberapa kali dan dia juga mendengarnya, bahwa Master Spirit mempunyai cincin roh. Sebuah lingkaran berwarna yang akan terlihat saat roh diaktifkan. Yang melayang di tubuh dan bersinar.

Tapi saat mengaktirkan buku zodiak miliknya, Cheng Xia tidak memilikinya. Sepertinya buku ini benar-benar bukanlah esensi roh.

Katanya, manusia memiliki esensi roh sejak lahir dan terbangun di umur 6 tahun. Tapi buku ini sepertinya adalah esensi dari kekuatan objek luar yang masuk ke tubuh Cheng Xia.

Tebakan dari Cheng Xia, mungkin ini adalah bentuk esensi dari kabut hitam berbintang.

Mengenai cincin itu, mencoba menjadi sama dengan orang lain, dia akan memikirkan hal ini nanti.

Cheng Xia berdiri setelah duduk bersila semalaman ini. Meskipun dia masih bisa berkultivasi di siang hari, Cheng Xia tidak melakukannya.

Ada kegiatan lain yang menantinya. Yaa,

"Ayo melihat Gege!" Cheng Xia mengepalkan kedua tangannya di depan dada lalu berlari menuruni bukit dengan cepat.

☆☆☆

Satu tahun sekolah telah berlalu. Tang San akhirnya bisa kembali ke rumah dan melihat ayahnya, juga Cheng Xia. Sore ini di bengkel dia sudah meminta cuti dan juga secara khusus membeli palu tempa yang baru, bermaksud membawa kembali untuk diberikan kepada ayahnya.

Untuk barang bawaan sebesar dan seberat itu, Tang San memiliki alat roh yang berguna menyimpan barang, pemberian dari gurunya, Grandmaster. Sebuah sabuk yang bentuknya cukup menawan.

"Xiao Wu, untuk liburan besok, apa kamu akan kembali ke rumah?" tanya Tang San kepada gadis kecil di dekatnya sambil mengepak barang bawaannya.

Xiao Wu adalah seorang gadis kecil yang menjadi ketua di asrama tempat mereka tinggal. Di Hostel 7, ruangan asrama Tang San, hanya Xiao Wu satu-satunya perempuan.

Awalnya saat pertama kali Tang San masuk ke asrama ini, dia diserang oleh penghuni asrama ini dan kemudian menang. Setelah itu Tang San yang menjadi ketua asrama.

Tapi sepertinya jabatan itu hanya bertahan kurang dari satu menit, karena Xiao Wu datang. Mereka bertukar petunjuk dan Xiao Wu menang.

Alasannya? Jika Tang San tidak ceroboh, mungkin dia yang akan menang. Tapi Tang San saat itu masih belum belajar cara bertarung di dunia ini.

Jangan salahkan dia, kerjaannya kan masak untuk ayah, kultivasi, kemudian menempa besi.

Jadi, Tang San terlalu terpaku pada gaya bertarung di kehidupan dia sebelumnya. Sedangkan gaya bertarung Xiao Wu adalah mengandalkan kelenturan, dan sepertinya itu cukup asing bagi Tang San.

Sejak saat itu, mereka sering bertukar petunjuk, bahkan pernah sampai saling bertarung semalaman, contohnya malam sebelum dia pergi ke Hutan Berburu Roh.

Xiao Wu bersandar di tempat tidur, matanya mengungkapkan kesepian. Padahal biasanya dia sangat aktif dan berisik. "Aku tidak akan pulang. Mungkin, tetap di akademi saja.”

Tang San tercengang sesaat. "Sepanjang tahun, kamu tidak akan kembali untuk melihat keluargamu?"

Mata Xiao Wu tiba-tiba bersinar kemudian berkata, “Xiao San, keluargamu tidak jauh dari akademi, kan? Kalau tidak, aku ikut denganmu pulang dan bermain, bagaimana?"

"Bagaimanapun Wang Sheng dan Xiao Chen-Yu sama-sama akan berpartisipasi dalam ujian akademi guru roh menengah, tidak ada yang menemani aku untuk bermain," lanjutnya dengan nada mengeluh.

“Keluargaku sangat miskin, tanpa ada yang menyenangkan untuk menghiburmu,” jawab Tang San sambil tersenyum pasrah.

Xiao Wu menangkupkan kedua tangannya dan dengan matanya yang besar, dia menatap Tang San, berkata, "Ayolah. Kamu menyimpan banyak uang dari gajimu. Begitu enggan menghabiskannnya sampai tidak mau menghiburku?"

Sebenarnya sejak awal Xiao Wu menawarkan diri untuk ikut, Tang San sudah setuju. Hanya saja sangat menyenangkan untuk menggoda gadis ini.

☆☆☆

Cheng Xia menaiki bukit dengan langkah cepat dan stabil. Wajahnya murung. Setelah sampai di tempat dia biasanya berkultivasi, Cheng Xia duduk sambil memeluk kakinya, menunduk dengan kepala dimasukkan ke antara kedua lututnya.

Dia telah melihatnya, hari ini adalah hari Gege-nya akan pulang ke rumah. Tapi Cheng Xia tidak sanggup menyambut Tang San dengan wajah tersenyum.

"Dia membawa gadis..." bisik Cheng Xia dengan suara serak. Mungkin beberapa detik kemudian, jika dia tidak menahannya, dia akan menangis.

Namun, Cheng Xia sebenarnya harus menerima kenyataan pahit ini. Sejak dia melihat ke kota, banyak orang berpasangan, namun dia tidak pernah sekalipun melihat pasangan antara dua laki-laki.

Jadi, Gegenya tidak salah. Yang salah adalah Cheng Xia, dia sendirilah yang aneh.

Apakah di dunia ini juga, dia akan ditinggalkan?

Cheng Xia menggelengkan kepalanya, mencoba menyangkal pikirannya yang tidak baik.

Gegenya tidak akan meninggalkannya, pasti. Dia juga menerima perlakukan intimnya, iya kan? Gegenya tidak pernah marah ataupun tidak sabar.

Gegenya, tidak akan benar-benar meninggalkannya kan? Iya kan?



Author Note:

Chapter kali ini cukup pendek ya, maaf hehe

Sampai ketemu di chapter selanjutnyaaaa

[BL] Douluo Dalu: DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang