ahahahaha, yang penting masih tanggal 20 ya!
halo semuanya, aku kembali! Maaf hiatus(?) gk bilang-bilang dulu!
karena sebenarnya gada niatan hiatus sih
Selamat Membaca 📖
Cheng Xia menatap bingung pada kedua kakaknya yang saling membuang muka itu. Sebagai pelopor-uhukk, seseorang yang dengan berani menunjukkan perasaan secara terang-terangan kepada yang lain, Cheng Xia sebenarnya sudah mendapat lebih tebakan dari sedikit pembicaraan antara Tang San dan Xiao Wu tadi.
Tapi, ayolah. Cheng Xia baru saja memiliki pikiran buruk mengenai masa depan hubungannya, setidaknya beri waktu dia untuk bersedih, oke bercanda.
Cheng Xia sudah menebak, tapi dia menyangkal. Sebelum bukti yang jelas ada, atau sampai keluar dengan tegas dari mulut Gegenya itu, Cheng Xia menolak untuk percaya.
Di sepanjang perjalanan mereka bertiga di Kota Suotuo, Cheng Xia berjalan di belakang kedua kakaknya. Maklum, langkahnya tidak lebar. Awalnya dia berusaha menyamakan langkahnya, tapi pikirannya sedang sibuk, jadi dia sedikit memisahkan diri.
Cheng Xia menatap Xiao Wu. Jari-jarinya yang lentik dia letakan di bawah dagu, tampilan seperti detektif yang berpikir dengan serius. Setelah beberapa detik, dia juga menatap Tang San dengan tatapan yang sama.
Sepertinya Tang San dapat merasakan itu. Remaja itu tampak sedikit kaku. Dia membuang muka dengan telinga yang sedikit merah. Jika tidak diperhatikan baik-baik, orang lain hanya akan menyangka itu merah karena sinar matahari yang terik.
Dan orang lain itu adalah Xiao Wu. Dia menoleh ke Tang San dengan tatapan mengejek. "Astaga, Xiao San. Baru segini, kamu sudah kepanasan!?"
Cheng Xia menjilat lidahnya dengan nakal. "Gege malu karena aku, sangat keren!"
"Gege..."
Setelah adu mulut dengan Xiao Wu, Tang San berbalik dan menanggapi Cheng Xia. "Kenapa?"
Cheng Xia menundukkan tubuhnya dengan lemah. "Lelah...." Telapak tangannya yang putih pucat mengusap dahinya penuh keringat.
Tang San langsung menghampiri Cheng Xia dan memeluknya dengan satu tangan. "Xiao Xia ingin istirahat dulu?"
"Aku pikir kita harus lanjut. Lihat, di depan sana ada penginapan." Xiao Wu menyipitkan matanya sambil melihat ke jauh di depan. Tubuhnya sedikit condong ke depan dengan telapak tangan di atas kedua matanya. "Jika kita beristirahat lagi, matahari mungkin akan semakin di atas."
"Tapi..." Tang San tampak bingung. Dia menatap antara Cheng Xia yang kelelahan dan matahari di atas yang semakin terik.
Xiao Wu mendecih. "Gendong saja, apa susahnya sih?"
Cheng Xia meneguk ludahnya sendiri. Dia tampak gugup. Entah kenapa dia merasa kalau Xiao Wu sengaja memaksa mereka untuk terus lanjut agar dia digendong!?
Astaga, Cheng Xia tidak mengerti!
"Uhuk, ekhem. P-permisi...," Tang San dengan canggung membungkuk.
Namun apa yang terjadi selanjutnya membuat mulut Cheng Xia, bahkan Xiao Wu langsung menganga dengan lebar.
"Eh!?" Cheng Xia sontak mengalungkan tangannya ke leher Tang San. Yang benar saja, gendong gaya putri!?
Apa Gegenya ini berencana menggendongnya seperti ini sampai ke penginapan, di depan banyak orang!?
Rahang Xiao Wu mungkin bisa saja jatuh sampai ke tanah. Detik berikutnya dia langsung menyeringai. "Kalau begitu ayo berangkat!" teriaknya dengan ceria sambil satu tangan menunjuk ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Douluo Dalu: Destiny
Fanfiction[Bukan Novel Terjemahan] Sejak hari itu, Cheng Xia dinobatkan sebagai orang yang paling tidak berguna. Orangtuanya yang menaruh harapan tinggi padanya langsung berbalik meninggalkan dia. Namun suatu hari, setelah kunjungan seorang peneliti ke rumah...