Selamat Membaca 📖
Mata Cheng Xia berbinar melihat apa yang terjadi di depannya. Baru saja, mereka, lebih tepatnya Xiao Wu dan Gegenya berdebat dengan pria tampan itu mengenai siapa yang berhak memiliki kamar hotel.
Dan berakhir dengan kesepakatan melalui pertarungan.
Sudah lama sejak terakhir kali Cheng Xia melihat, mungkin lebih tepatnya mengintip Tang San bertarung. Tentu saja pertarungan yang dia sukai yang Cheng Xia ingat adalah saat Tang San membunuh ular mandrake yang menjadi Cincin Roh pertama Gegenya itu.
Sebenarnya saat bertarung untuk mendapat Cincin Roh kedua juga menakjubkan, tapi entah kenapa Cheng Xia lebih suka saat yang Cincin Roh pertama.
Padahal saat itu Gegenya belum bisa bertarung menggunakan kekuatan roh miliknya.
Tidak, tidak. Sebenarnya semua moment saat Tang San bertarung sangat keren dan menakjubkan di mata Cheng Xia. Tapi Cheng Xia lebih suka saat wajah Gegenya yang imut dan kecil itu memiliki ekspresi serius yang tidak sesuai dengan usianya.
Ekspresi saat dia dengan panik menyembunyikan kekuatannya dari Grandmaster saat dia membunuh ular mandrake dengan tangannya sendiri.
Sangat imut.
"Xiao Xia, menurutmu Xiao San akan menang?"
Cheng Xia terputus dari ingatannya saat mendengar Xiao Wu berbicara padanya. Sebenarnya itu pertanyaan yang aneh mengingat Xiao Wu sangat percaya diri dan tentu percaya pada kekuatan Tang San, tapi Cheng Xia memakluminya.
Karena ternyata pria tampan itu memiliki tiga Cincin Roh. Jangan salah, satu perbedaan Cincin Roh berarti Tang San selangkah lebih lambat dalam hal jurus roh. Perbedaan pengalaman dalam menggunakan kekuatan roh dan perbedaan dalam besarnya kekuatan roh berdasarkan tingkatnya. Memiliki Cincin Roh ketiga berarti pria tampan itu memiliki tingkat kekuatan roh di atas 30.
Flashback
Baru saja dimulai pertarungan, pria tampan itu sudah bergerak dengan cepat. Dia tidak ragu-ragu mendaratkan tinju di dada Tang San. Sementara itu Tang San tidak bisa mundur dengan singkat, jadi dia hanya bisa menahan tinju itu dengan tangannya sendiri. Tangannya menjadi halus dan putih susu seperti batu giok.
Pria tampan itu terlihat tercengang mendapati tinjunya dapat ditahan, meskipun Tang San harus mundur empat atau lima langkah.
"Jiejie, kalah atau tidak, Gege sangat keren di sana!"
Xiao Wu juga fokus melihat pertarungan itu. Dia mengangguk mendengar ucapan Xiao Xia. "Kamu benar, Xiao Xia. Juga, kelihatannya orang itu cukup kuat."
"Tapi aku percaya Gege akan menang," Cheng Xia dengan cepat melontarkan kalimat itu.
Apa yang saat ini sedang terjadi adalah pria serba emas yang terus menyerang Tang San dengan gerakannya yang rumit. Namun Tang San dapat menghindar, membuat pria tampan itu sedikit kesal dan terkejut karena tampaknya serangannya selalu kehilangan tujuan.
Gerakan Tang San terputus-putus dan sangat cepat. Dalam sekejap dia langsung berada di depan pria tampan itu, berniat mendaratkan pukulan di bahu. Pria tampan itu dapat menghindar, membuat posisi Tang San menjadi sangat rentan. Namun Tang San dapat bergerak dengan cepat dan membuat gerakan menyamping untuk menghindari dari tinju pria tampan itu.
Dengan teredam peng terdengar, bahu Tang San tiba-tiba menabrak dada tuan muda Dai, ketika wanita kembar yang menyaksikan berseru dengan waspada, tubuh tuan muda Dai dengan cepat terbang kembali, menghadap ke atas, mengeluarkan gerakan jungkir mundur, terbang tidak kurang dari lima meter dan jatuh.
Namun meski terlihat pria tampan dengan marga Dai itu yang paling terpengaruh dari tabrakan itu, Tang San juga sama-sama terpengaruh. Pada saat tabrakan itu, dada tuan muda Dai menjadi sangat keras seperti besi, membuat bahu Tang San terasa sakit dan panas.
"Masih ingin melanjutkan?" Tang San dengan tenang bertanya.
Tuan muda Dai bangkit, "Tentu saja. Sangat bagus. Kamu dapat memaksa aku untuk menggunakan kekuatan roh, kompetisi ini sudah menjadi kekalahanku. Namun, mengukur kekuatan dengan tepat terhadap kamu beberapa kali, bagaimana aku tidak mau? Terlepas dari hasil kompetisi, setelah hari ini, aku memberikan ruangan ini kepadamu."
Itu artinya, jika tadi mereka bertarung untuk sebuah kamar, maka sekarang mereka bertarung karena mereka ingin. Mereka telah sama-sama menikmati pertarungan ini.
Dengan kata lain, kamar telah jatuh ke tangan Tang San.
Tuan muda Dai mengaktifkan kekuatan rohnya. "Harimau Putih Mata Jahat, peningkatan tubuh."
Terjadi perubahan dramatis pada tubuh tuan muda Dai itu. Rambutnya yang emas itu menjadi lebih lebat dan bermartabat. Matanya berubah menjadi sangat biru, membuat orang merasa seperti mesin pembunuh.
Di bawah kakinya, tiga cincin cahaya berkilauan muncul berturut-turut, naik dengan tenang, dua kuning dan satu ungu, cincin roh bergerak, "Cincin roh seribu tahun!" Xiao Wu yang menonton di samping tidak bisa tidak mencicit ketakutan. Kakinya sudah bergerak maju, berniat membantu Tang San untuk melawan tuan muda Dai, tapi dihentikan oleh Cheng Xia.
"Aiyah, tidak perlu khawatir, Jie. Firasatku mengatakan bahwa Gege akan menang."
Xiao Wu melirik Cheng Xia dengan bingung. Dia bolak-balik melihat kedua saudara laki-lakinya itu. Tanpa diduga, Tang San juga sepertinya mendengarkan percakapan mereka. Pemuda berambut hitam kebiruan itu menoleh sambil berkata dengan meyakinkan, "Tidak perlu cemas."
End of Flashback
(skip sebagian besar pertarungan, jujur saja ara gk ahli nulis pertarungan. Maapiinnn)
Pertarungan antara Tang San dan tuan muda Dai telah berakhir. Meskipun Tang San keluar sebagai pihak yang kalah, tetapi Tang San dapat dengan hebat mengimbangi sebagian besar serangan dari tuan muda Dai. Pria tampan dengan rambut emas berkilau itu mengatakan bahwa Tang San kalah karena perbedaan tingkat dalam kekuatan roh. Jika mereka berada di tingkat yang sama, siapa yang akan menang masih belum diketahui.
"Kurasa kita akan segera bertemu lagi. Di jalan menuju Akademi Shrek, jika ada yang memberimu masalah, beritahu mereka namaku, Harimau Putih Mata Jahat, Dai Mubai," tuan muda Dai, yang mengaku bernama Dai Mubai, berkata sambil berjalan meninggalkan mereka bertiga, diikuti dengan wanita kembar yang tadi menemaninya.
Xiao Wu tidak bisa tidak bertanya pada sosok punggung Dai Mubai, "Bagaimana kamu tahu kami akan pergi ke Akademi Shrek?"
Tanpa berbalik ataupun menjawab pertanyaan Xiao Wu, Dai Mubai hanya lanjut berjalan sambil terkekeh. "Aku akan menunggu kalian di Akademi Shrek."
Sementara Xiao Wu kesal karena tidak dijawab, Cheng Xia menatap punggung Dai Mubai dengan lama, mengundang tatapan aneh dari Tang San. "Xiao Xia? Kenapa?"
Cheng Xia tidak menanggapi. Justru Xiao Wu yang malah dengan kesal berkacak pinggang, "Hmph! Orang ini benar-benar mencurigakan. Xiao Xia, dengan tampangnya yang seperti itu, dia sepertinya bukan orang yang baik."
Cheng Xia menggelengkan kepalanya. "Aku tidak merasa terancam, sepertinya dia orang baik. Dai Mubai ... hehe, namanya sangat cocok." Terutama untuk seorang Alpha, sangat keren! Tapi tentu saja Gege lebih keren!
Xiao Wu mundur beberapa langkah. "Xiao Xia, aku tidak tahu apa-apa. Selesaikan masalahmu sendiri." Gadis kelinci itu berlari, mengambil kunci dari petugas dan pergi ke kamar duluan.
Sementara Cheng Xia sepertinya baru saja menyadari sesuatu. "Ge..."
Tang San memotong kata-kata Cheng Xia. "Dia terlihat bagus, ya? Maaf, Gege kalah jadi tidak terlihat bagus untukmu."
Catatan Ara:
Ternyata lebih dari seminggu, hehehe. Mangaappp
Ada yang merasa tulisan aku berubah, nggak? Kalau iya, maap ya, udah lama nggak nulis, hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Douluo Dalu: Destiny
Fanfiction[Bukan Novel Terjemahan] Sejak hari itu, Cheng Xia dinobatkan sebagai orang yang paling tidak berguna. Orangtuanya yang menaruh harapan tinggi padanya langsung berbalik meninggalkan dia. Namun suatu hari, setelah kunjungan seorang peneliti ke rumah...