Berseluk || 07

23 10 2
                                    





Berseluk

"Kring kring kring," bel sekolah pun berbunyi yang bertanda sudah waktunya masuk ke kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kring kring kring," bel sekolah pun berbunyi yang bertanda sudah waktunya masuk ke kelas.

Seluruh siswa terlihat berdempet-dempetan di depan pintu untuk masuk ke kelas masing-masing, tetapi tidak dengan Arka dan Rigel. Mereka sudah tidak berada di sekolah ini, bahkan mungkin di dunia ini.








"Hahaha...kapan lo bisa ngalahin gue?" sindir Arka.

"Ayolah, segala cara yang lo lakuin selalu sia-sia karena gue selalu diatas lo," sambung Arka lagi.

"Dasar bodoh," ejek Arka

Rigel terbangun dengan keadaan terkejut, kemudian melihat sekeliling ruangan yang dipenuhi obat-obatan dan satu brankar. Ia juga melihat rivalnya yaitu Arka yang sedang tertidur pulas beserta Vega dan Rafael di sampingnya.

Lalu ia melihat alat navigasinya,
10:00:00

"Sial, sisa 10 jam dan gue belum nemuin senjata gue."

Dengan diam-diam, ia keluar dari ruangan tersebut sambil mempelajari arti petunjuk yang masih belum dapat ia pecahkan.

Masa lalu kau lupakan
Berlari tanpa kepastian
Biarlah waktu terus berjalan
Namun di baliknya, ialah tujuan

"Masa lalu? Emangnya ada apa dengan masa lalu gue?"

Karena tidak memiliki akal lain, akhirnya ia memutuskan untuk menelusuri seluruh rumah sakit untuk mencari senjatanya.

Sudah setiap sudut rumah sakit ini ia mencari, namun hasilnya nihil.

Lalu dengan keputusasaan, ia kembali ke ruang penyimpanan obat untuk bergabung dengan Arka dan pemain lainnya.

Saat perjalanan kembali ke ruang penyimpanan obat, ia bertemu dengan Rafael.

"Anda belum memeriksa satu tempat," kata Rafael tanpa melihat ke arah Rigel.

"Tau apa lo?" balas Rigel jutek.

"Tempat pertama kali Anda sadar."

Rigel yang tiba-tiba teringat ia belum memeriksa ruangan tersebut pun bergegas pergi ke sana.

Sesampainya disana, ia tidak melihat apapun yang mencurigakan. Ia membuka kembali alat navigasinya dan membaca ulang petunjuk tersebut.

Masa lalu kau lupakan
Berlari tanpa kepastian
Biarlah waktu terus berjalan
Namun -

"Apakah Anda bodoh?" tanya Rafael tiba-tiba dari belakang.

"Lo ada masalah apa sih?!" Rigel kesal dibilang bodoh.

Baru saja Rigel diejek bodoh oleh Arka di dalam mimpi, sekarang ada lagi orang sok pintar yang berdiri di depan dia.

"Ngapain lo ikut gue ke ruangan ini?" tanya Rigel mencurigakan.

"Tenang, saya tidak akan melakukan apa yang ada di pikiran Anda," jawab Rafael

"Kesempatan saya untuk membunuh sudah habis hari ini," lanjut Rafael.

"Jadi ngapain lo kesini?" tanya Rigel dengan nada tinggi.

"Saya hanya ingin membantu Anda."

Rigel dan Rafael pun segera mengobrak-abrik seluruh laci yang ada di ruangan itu.

"Gak mungkin gak ada disini! Gue udah cari kemana-mana!" teriak Rigel karena kesal.

"Dimana senjata gue?!" tanya Rigel kepada Rafael.

"Saya tidak tahu, Rigel. Petunjuk itu milik Anda. Seharusnya Anda yang paling tahu di mana senjata itu berada," jawab Rafael dengan tenang.

Seseorang yang mengintip pertengkaran mereka berdua pun sangatlah puas. "Bodoh kalian semua." Lalu ia pun pergi dari situ.


Kira-kira siapakah orang yang mengintip pertengkaran mereka?

BerselukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang