Berseluk"Sudah berpuluh-puluh manusia berkunjung di sini, tetapi tidak ada yang bersedia menggantikanku berada di sini," keluh sang gadis.
Dia akhirnya mulai memikirkan siasat agar orang-orang yang masuk bersedia menggantikannya.
Dia menciptakan permainan di mana manusia berperang dengan bayangan yang telah dibuatnya. Bila manusia itu mampu menakhlukkan semuanya, maka akan timbul rasa berkuasa dalam hati sang manusia dan di saat itulah manusia itu akan mau berada di sini selamanya.
"Tentunya sebelum aku menyerahkan ruangan ini, aku akan bersenang-senang terlebih dahulu dengan para manusia setan! Haahahahahaha!"
Tanpa gadis itu sadari, dia sendiri telah menjadi setan yang dia namai pada manusia.
Setelah beribu-ribu tahun, banyak manusia meninggal di tangan gadis tersebut, tetapi tidak satupun dari mereka yang layak menggantikan posisinya.
Gadis tersebut menjadi tidak semangat dan depresi memikirkan berapa lama lagi dia akan terperangkap dalam ruangan kosong ini.
Satu per satu manusia masuk dan meninggal akibat bayangan yang dia ciptakan. Hingga Rafael masuk ke dalam permainannya.
Tanpa disangka, Rafael dapat mengalahkan seluruh bayangan yang gadis itu ciptakan tanpa hambatan apapun.
Gadis itu terkejut dan segera memunculkan dirinya ke hadapan Rafael.
"Selamat, Anda menjadi manusia pertama yang berhasil menaklukkan semua bayangan ini."
"Sebagai hadiah, Anda akan diberi kekuasaan penuh atas permainan ini dengan cara menetap di ruangan kosong ini."
"Sebentar, bagaimana caranya Anda bisa tersesat dalam ruangan ini?" tanya Rafael.
"Anda tidak perlu tahu itu! Yang Anda harus lakukan hanyalah menuruti apa yang saya perintahkan!" jawab gadis itu marah.
Walaupun gadis itu terkesan sangat marah, Rafael tetap bersikeras untuk bertanya, tetapi dengan pertanyaan yang berbeda.
"Apakah Anda pernah dianiya di sebuah desa tua...?" tanya Rafael berhati-hati.
Gadis itu terdiam. Tidak ada sepatah katapun yang terlontar dari mulutnya. Dia hanya bisa menatap Rafael dengan tatapan ketakutan.
"Apakah benar? Anda adalah gadis berambut ungu yang ada di desa kami?" tanya Rafael sekali lagi.
"Cukup!" teriak gadis itu.
"Yang Anda perlu lakukan hanyalah menerima kekuasaan dariku! Tidak lebih dari itu!" jawab gadis itu.
"Baiklah...saya akan menerima kekuasaan itu sebagai rasa permintaan maaf leluhur saya kepada Anda," jawab Rafael santai.
Tetapi, rencana gadis itu tidak berjalan dengan lancar. Dia tidak dapat menyerahkan kekuasaannya kepada Rafael.
Kuasa hanya dapat diberikan kepada mereka yang memintanya. Dalam diri Rafael, tidak ada keinginan atas kuasa.
"Sial!" kesal gadis itu.
"Anda tidak bisa menerima kekuasaan saya, karena Anda tidak menginginkannya!" lanjut gadis itu.
"Jadi saya harus bagaimana?" tanya Rafael bingung.
"Anda hanya perlu diam di tempat Anda, karena sebentar lagi, Anda akan saya lenyapkan!" seru gadis itu sambil mengangkat tangannya. Di atas Rafael muncul 8 bola api mengitari kepalanya.
"Astaga! Kita bisa bicarakan secara baik-baik jalan keluar semua masalah ini!" jawab Rafael ketakutan.
"Tidak ada yang bisa Anda lakukan selain meninggalkan dunia ini! Anda pikir saya sangat bodoh?"
"Saya sudah ribuan tahun terjebak di sini! Jika benar-benar ada jalan keluar selain memindahkan kekuasaan saya kepada manusia lain, sudah saya lakukan dari ribuan tahun yang lalu!" lanjut gadis itu marah.
"Sebentar...memindahkan kekuasaan Anda kepada manusia lain?" tanya Rafael.
"Bagaimana kalau begini saja! Saya akan membantu Anda dengan cara mencari manusia lain yang memiliki ambisi dan keinginan atas kekuasaan di dunia luar!"
"Tetapi sebelum itu, pastinya Anda harus megeluarkan saya dari ruangan ini terlebih dahulu!" lanjut Rafael.
"Apa yang membuat saya harus memercayai Anda?" tanya gadis itu curiga.
Rafael berpikir sejenak. Beberapa saat kemudian, dia mulai mengeluarkan ide hasil pemikirannya.
"Mari kita buat suatu perjanjian tertulis seperti yang dilakukan orang saat membuat perjanjian dengan para iblis. Bila saya tidak kunjung datang ke sini, anda boleh mengambil nyawa dan jiwa saya."
"Baiklah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Berseluk
Mystery / ThrillerKalah. Kata yang paling cocok untuk menggambarkan keadaan Rigel sekarang. Tidak pernah sekalipun ada kemenangan yang ia dapati ketika bertarung dengan Arka. Tetapi ada hal berbeda yang terjadi pada pertarungan kali ini. Pertarungan ini mempertaruhk...