Berseluk || 15

16 6 13
                                    





Berseluk

Berseluk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

D-day

Pagi yang indah menyambut Rigel. Sinar matahari menerpa wajahnya. Sayangnya keindahan itu tidak dapat dinikmati olehnya, kekalahan telak yang terjadi semalam masih menghantui tidurnya.

Namun setelah mendapat kabar bahwa permainan yang sudah ia pesan telah siap diambil, Rigel beranjak dari tempat tidur dan lekas berangkat ke sekolah.

Dalam perjalanannya ke sekolah, Rigel mampir ke sebuah toko permainan untuk mengambil senjata pembalasannya.

Sesampainya di toko permainan, terdengar suara yang menyambut Rigel.

"Namanya siapa, dek?" tanya penjaga toko tersebut.

"Rigel," jawab Rigel.

"Ini permainannya, dek Rigel," kata orang tersebut.

"Bagaimana cara mainnya?" tanya Rigel singkat.

"Anda harus mengangkat bidak ini untuk masuk ke dalam permainan yang sebenarnya," kata orang itu sambil menunjuk salah satu bidaknya.

"Di dalam permainan, akan ada orang yang membantu Anda. Orang tersebut memiliki tanda ini di tangan kanannya," kata orang itu sambil menunjukkan tandanya.

"Oke," jawab Rigel singkat kemudian berjalan keluar dari toko.

Rigel belum pernah melihat permainan ini sebelumnya.

"Sepertinya orang itu yang menciptakan permainan ini," pikir Rigel dalam hati.

Mengingat seringnya dia kalah terhadap Arka dalam permainan papan membuatnya semakin semangat ingin melihat wajah kekalahan Arka. Sepanjang perjalanan, Rigel memikirkan berbagai cara untuk menghina Arka saat dia menang nanti.

Sesampainya di sekolah, Rigel mengajak Arka untuk bertemu di gudang sekolah dan bertarung sepulang sekolah.

Sesuai arahan, Rigel mengangkat bidak yang dimaksud oleh penjual tersebut. Saat bidak tersebut menyentuh papan kembali, permainan sebenarnya pun dimulai.

Saat memasuki permainan, Rigel sangat puas melihat wajah ketakutan Arka. Ia hanya duduk tenang menikmati permainan ini ditemani oleh pemandangan wajah Arka yang sangat panik.

Saat hari pertama, Rigel masih tidak tahu apa yang terjadi karena tidak ada keterangan dari penjual toko tersebut kecuali orang bertato yang akan membantu dia.

Tetapi, ketika sudah bisa menyalakan alat navigasinya yang berisi informasi, dia semakin mengerti alur permainan ini. Dan mulai belajar cara mengendalikan permainan ini.

Saat dikejar raksasa, dia sebenarnya sudah mencoba membunuh raksasa itu dengan otoritasnya, tetapi gagal.

Dia juga mencoba melacak lokasi senjatanya, tetapi gagal. Sehingga, dia harus mencari senjata dengan kemampuannya sendiri.

Tetapi, tidak disangka, karena kegagalannya itu, dia akhirnya menemukan orang yang disebut penjaga toko tersebut, Rafael.

Dia terus mencoba menggunakan otoritasnya sampai akhirnya saat dikejar oleh pemuda itu, dia berhasil menggunakan otoritasnya sebagai game master untuk menghilangkan senjata player lain.

BerselukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang