Berseluk || 17

10 5 4
                                    






Berseluk

"Apakah Arka dihabisi oleh wanita tua itu?" tanya Rafael hati-hati kepada Vega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah Arka dihabisi oleh wanita tua itu?" tanya Rafael hati-hati kepada Vega.

Vega tidak menjawab pertanyaan Rafael, ia hanya dapat menundukkan kepalanya dengan tatapan sendu.

Dalam pikiran Rigel, jika memang Arka terbunuh, rencananya akan sia-sia semua. Karena tujuan utama dia membeli permainan ini adalah untuk mengalahkan Arka.

Melihat Rigel dan Rafael terdiam seperti batu, Vega pun menyudahi bercandaannya itu,

"Teman kalian ada di atas sana, aku sudah lelah menggendongnya dari luar rumah sampai ke ruang bawah tanah ini," kata Vega.

Mendengar itu, Rafael dan Rigel dengan cepat berlari ke atas dan melihat Arka yang tergelatak tidak berdaya di atas lantai.

Dengan perasaan lega, Rigel dan Rafael segera menopang Arka memasuki ruang bawah tanah dan menidurkannya di ruang tamu.








Arka membuka matanya pelan dan melihat ke sekitarnya, terdapat Rigel dan Rafael yang sedang berbincang.

"Eh? Kenapa aku masih hidup? Seharusnya aku sudah dibunuh oleh wanita jelek itu," pikir Arka.

"Sudah siuman?" tanya Rafael.

"Belum nih, duh aku gak bisa lihat, gak bisa ngomong," sindir Arka.

"Oh ya, di mana Vega?" sambung Arka.

"Aku ada di sini, kenapa?" balas Vega keluar dari suatu kamar.

"Kenapa?! kamu gak merasa bersalah sama sekali setelah membuatku hampir dibunuh?" marah Arka.

"Yang penting sekarang kamu masih hidup, kan?" tanya Vega santai.

"Dasar gak tau berterima kasih, harusnya tadi aku biarkan saja kamu dibunuh wanita itu," kesal Vega.

"Mulai sekarang, kamu jangan lagi deh buat rencana yang gak bakal berhasil!" lanjut Vega.

"Kalo rencana ini gak berhasil, bagaimana mungkin kita berempat masih bisa hidup?!" kesal Arka dalam hati.

"Sudah-sudah, kalian ini. Kita semua pasti pernah melakukan kesalahan. Lupakan saja kejadian tadi," jawab Rafael.

"Apakah kalian sudah mengetahui peran kalian hari ini?" tanya Rafael.

"Aku bahkan belum sempat melihat keseluruhan rumah Rigel!" jawab Arka dengan cepat.

Arka sebenarnya sudah melihat perannya sebelum memasuki rumah Rigel, namun dia berbohong agar ketiga temannya tidak merasa terancam dengan status killernya itu.

"Baiklah kalau begitu, bagaimana kalau kita berpencar terlebih dahulu untuk melihat peran kita masing-masing sekaligus menjelajahi rumah Rigel?" tanya Rafael.

"Ide bagus!" kata Arka.

Setelah itu, keempat orang tersebut pun mulai berpencar untuk melihat peran mereka masing-masing.

Arka yang pertama meninggalkan mereka segera menyalakan alat navigasi untuk mendapatkan petunjuk tentang lokasi senjatanya.

Air berhenti
Dalam kesunyian
Kediaman yang sepi
Dalam kekeruhan

"Air berhenti? Apakah keran air di kamar mandi yang dimaksud oleh petunjuk ini? Ah, tidak mungkin! Tapi...gak ada salahnya jika aku memeriksa," ngoceh Arka sendirian.

Arka tidak memperdulikan waktu yang tersisa, karena dia pikir masih tersisa banyak waktu menuju keesokan harinya. Faktanya, waktu yang tersisa tidak lebih dari 5 jam akibat Arka tidak sadarkan diri.

"Sebentar! Rumah seluas ini gak mungkin hanya punya 1 kamar mandi bukan!? Apakah ini artinya aku harus mencari ke seluruh kamar mandi yang ada?" ngoceh Arka lagi.

Tetapi tiba-tiba Arka teringat sesuatu...

BerselukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang