Berseluk"Menyerahlah Rigel!" teriak Vega.
"Saya sudah menyelamatkan Arka sejauh ini, usaha saya tidak boleh berakhir sia-sia," lanjut Vega.
"Terimalah kekuasaan saya, maka saya tidak akan menyakiti Anda."
Mendengar itu, Rigel segera mencabut tombak yang tertusuk dari perutnya. Dia kembali berdiri tegak di atas awan sambil menahan rasa sakit dari perutnya.
"Masih ingat ketika saya dan Arka dikejar oleh wanita tua di rumah lama Anda?" tanya Vega.
"Saya sengaja membuat Arka jatuh dan pingsan, karena tidak akan ada cara lain untuk bertahan selain menghilangkan wanita tua itu."
"Ah...pernahkah Anda bertanya, bagaimana saya dapat mengetahui lokasi ruang bawah tanah dan memasuki ruang bioskop dalam keadaan pintu terkunci?"
"An-," kata Vega terpotong.
"AHHHHHHHHHHHH!!!" teriak Rigel.
Kini, tubuh Rigel memancarkan cahaya yang sangat terang. Langit tiba-tiba menjadi gelap. Di bawah sana, terlihat Arka yang sudah sadar sedang menyalurkan kekuatan yang ia punya kepada Rigel.
5 menit sebelumnya,
"Dimana ini?" tanya Arka.
Arka yang baru saja terbangun dibuat bingung dengan keberadaannya sekarang.
"Masih di tempat yang sama," jawab Rafael.
"Jangan bohong, Rafael!"
"Jika ini masih di tempat yang sama, dimana mayat-mayat yang sudah Rigel bunuh?"
"Kenapa juga atapnya bisa jadi seperti itu?" tanya Arka.
"Mayat klon Anda sudah dihilangkan, dan atap itu dibelah oleh Rigel," jawab Rafael.
"Rigel?!" tanya Arka heboh.
"Ya, dan dia sekarang sedang bertarung dengan Vega di atas," balas Rafael sambil menunjuk ke arah langit.
"Apa, Vega?!" mendengar nama Vega, Arka segera bangkit.
"Bukannya Vega hanya sistem?" lanjut Arka.
"Vega adalah penguasa permainan ini, semua yang kita mainkan telah direncanakan olehnya."
Belum sempat Arka bereaksi, tetesan darah dari atas menitik tepat di atas hidung Arka.
"Sepertinya pertarungan ini akan dimenangkan oleh Vega," kata Rafael.
"Maksudmu Rigel akan mati?" tanya Arka memastikan.
Rafael hanya menjawab dengan anggukan kepala.
"Apa yang bisa aku lakukan? Aku tidak bisa membiarkannya seperti ini!" panik Arka.
Rafael tidak menghiraukan Arka. Dia merasa bukan saatnya untuk memedulikan keadaan orang lain, karena dirinya
"Ah! Unknown! Apa kamu tau kekuatan dari unknown?" tanya Arka.
"Anda masih percaya bahwa unknown itu nyata?" balas Rafael.
"Maksudmu?" Tanya Arka
"Unknown hanyalah ilusi untuk menipu kalian."
"Vega memberi kalian status unknown agar kalian merasa lebih spesial."
"Padahal faktanya, tidak ada yang bisa dilakukan oleh unknown," lanjut Rafael.
Arka marah, tangannya mengepal. Ia tidak menyangka seseorang yang ia percayai, Vega, akan mengkhianatinya.
Perlahan, kepalan tangannya mengeluarkan cahaya. Ia merasakan sesuatu yang tidak biasa mengalir dalam tubuhnya.
Ternyata, saat pemulihan, kekuatan yang Rigel salurkan kepadanya telah bertambah 10 kali lipat.
Menyadari itu, Arka segera melacak keberadaan Rigel, dan benar saja, Rigel sedang terluka di atas awan. Ia segera menyalurkan seluruh kekuatan dan energi yang ia punya kepada Rigel.
Langit tiba-tiba gelap, guntur bergemuruh. Kini, tubuh Rigel memancarkan cahaya yang sangat terang.
Di sisi lain, Vega merasakan sesuatu yang sangat kuat berusaha keluar dari raganya. Tubuhnya bergetar hebat, bola-bola bercahaya keluar dari tubuh Vega dan mengelilinginya. Satu per satu mulai terbang memasuki tubuh Rigel yang bercahaya. Tubuh Vega mulai melemah, dengan segera ia mengulurkan tangannya berusaha meraih bola-bola tersebut untuk menjaga kekuatannya.
Setelah bola-bola bercahaya telah sempurna memasuki tubuh Rigel, Vega mulai kehilangan keseimbangan, cahaya di tubuh Rigel juga mulai sirna.
Di bawah sana, Arka terjatuh tidak berdaya. Tetapi ia harus tetap berdiri, sebab tiada yang bisa menyelamatkannya. Bukan Rafael, bukan Vega, bukan Rigel...
KAMU SEDANG MEMBACA
Berseluk
Mystery / ThrillerKalah. Kata yang paling cocok untuk menggambarkan keadaan Rigel sekarang. Tidak pernah sekalipun ada kemenangan yang ia dapati ketika bertarung dengan Arka. Tetapi ada hal berbeda yang terjadi pada pertarungan kali ini. Pertarungan ini mempertaruhk...