Setelah membaca surat itu Sunoo terdiam dan pergi begitu saja dengan wajah yang memerah, ia menggenggam erat surat itu dan kembali ke kamarnya.
"Apa yang terjadi padanya" ujar sang Raja mengikuti Sunoo. Sedangkan Mama terjatuh kelantai tak kuat lagi menahan tubuhnya, dan ia menangis karena takut akan terjadi sesuatu yang tak ia inginkan.
"Sunoo..." Raja Yang terus memanggilnya, tapi ia tidak menoleh sedikitpun.
Hingga setelah memasuki kamarnya, ia menghempaskan pintu itu dengan sangat keras.
"Sunoo...biarkan Ayah masuk" bujuk sang Raja.
"Biarkan aku sendiri Ayah. Kumohon"
"Sunoo..." panggilnya lagi. Ia merasa prustasi dan menempelkan keningnya ke pintu itu.
"Tuan, berikan Sunoo waktu. Ayo" ujar Ayah Jay saat melihat sang Raja seperti itu. Sang Raja pun pergi dari sana dengan Ayah Jay.
Setelah memastikan tak ada seorang pun di balik pintu itu, Sunoo melepaskan emosinya. Ia meninju keras dinding kamar itu berkali-kali, sesekali ia juga memukul kepalanya sendiri.
"Kau bodoh Sunoo, kau payah. Bagaimana bisa kau tidak tau dia pergi" air mata Sunoo lolos mengaliri wajahnya, ia menangis tersedu-sedu di dalam kamar itu.
Tokk...tokk..
"Biarkan aku sendiri" ujar Sunoo diikuti isakan tangisnya.
"Ini aku, Jay"
"Pergilah" Sunoo tetap tak mengijinkannya masuk.
"Ini tentang Jungwon, biarkan aku masuk" kata Jay, Sunoo merasa berpikir sejenak, karna mungkin Jay tau sesuatu dan akhirnya membiarkan Jay masuk.
"Berhentilah menangis" Jay menghapus air mata di pipi Sunoo.
"Apa yang ingin kau katakan ?"
"Begini, tadi malam sebenarnya aku melihat Jungwon pergi" ucapnya hingga Sunoo menatap tajam padanya.
"Lalu kenapa kau tidak menghentikannya ?!" Sunoo sangat marah mengetahui hal itu.
"Aku mencoba menghentikannya, tapi dia sama sekali tak mendengarkanku. Dia ingin aku menjagamu karena dia tau kau akan seperti ini"
"Bodoh. Ini semua karena ku"
"Berhenti menyalahkan dirimu sendiri, Sunoo. Dia akan kembali, percayalah" Jay terus mencoba membujuk Sunoo.Ia meraih tubuh Sunoo dan memeluknya dengan erat.
"Ayo, kita temui paman Yang dan Mama. Mereka juga mengkhawatirkanmu sekarang" Jay melepaskan pelukannya dan menarik Sunoo keluar.
.
.
.
-beberapa jam yang lalu-
Jungwon perlahan-lahan bangun dari ranjangnya dan melihat semuanya sudah tertidur. Ia mengambil jubah hitam yang sudah ia siapkan lalu memakainya.
"Hyung, doakan aku. Jika aku berhasil menemukan tabib itu, maka kau tidak akan kesakitan lagi" gumamnya menatap Sunoo yang tertidur dari ambang jendela, setelah itu ia mencoba melompat, tapi tangannya di hentikan oleh seseorang.
"Jay, Hyung" ucapnya pelan.
"Mau kemana kau ?"
"Sstt... nanti mereka bisa mendengarmu" kata Jungwon dengan memberi isyarat agar Jay tetap diam.
"Aku tidak akan diam jika kau tidak mengatakan kau mau kemana" ancam Jay.
"Hyung, bisakah aku mempercayaimu ?" Tanya Jungwon.