chapter 13

314 35 13
                                    

Semua orang sedang berada di ruang tengah dengan tatapan sendu, semua tertunduk menahan rasa sedih atas kehilangan salah satu bagian dari mereka. Terutama Sunoo, dia sangat merasa semua ini terjadi karna dirinya dan karna kebodohannya. Tak ada hentinya ia menyalahkan dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa ialah yang tak becus menjaga Jungwon.

Bukan hanya ia yang kehilangan, yanglainnya juga. Namun, yang lainnya tetap berusaha tegar demi menenangkan Sunoo yang terus mengutuk dirinya.

"Sunoo ini bukan salahmu, nak" Mama memeluknya dengan hangat, akan tetapi air matanya terus saja mengalir.

"Mama, ini adalah kesalahanku. Aku sangat bodoh... Bodoh" Sunoo memukul-mukul dadanya.

"Ssttt... Berhentilah mengatakan itu, itu bukan kesalahanmu Sunoo. Semua yang tetjadi sudah menjadi takdir kita dan kita tidak bisa melakukan apapun" Mama terus memenangkan dengan menahan kedua tangan Sunoo.

Raja Yang sedari tadi tidak mengeluarkan satu kalimat pun. Dia hanya duduk dan menyatukan kedua tangannya dan meletakkan siku tepat dipahanya dengan wajah yang memerah. Dia sedang menahan tangis dan juga amarah tentunya.

"Ayo ke kamar kalian, kalian harus istirahat. Besok kita harus menyiapkan pemakaman" Ujar Mama dengan membangungkan Sunoo dari duduknya dan membawanya ke kamar.

.

.

.

-PEMAKAMAN-

Raja Yang, Mama, Sunoo dan juga yang lainnya mengitari sebuah guci kecil yang di letakkan di tengah2 mereka. Dengan penampilan serba hitam dan menggenggam payung hitam di setiap orang. Semua mata tertuju pada guci kecil itu, dengan kalimat yang tidak di mengerti Raja Yang mengarahkan telapak tangannya pada guci itu. Semua memejamkan mata dan menundukkan kepala mereka. Sementara Raja Yang terus mengucapkan doa-doa itu.

"hyung... "

Sebuah suara sekilas terdengar di telinga Sunoo dengan lembut. Sunoo yang mendengarnya sontak kaget dan langsung membuka matanya dan mencari arah suara itu.

"Jungwon! " Panggilnya.

Dengan panggilan Sunoo, semua orang yang sedang berdoa pun membuka matanya dan menatap Sunoo.

"Aku mendengarnya. Aku mendengar Jungwon memanggilku, Sungguh" Sunoo berusaha meyakinkan mereka semua.

"Kau pasti salah dengar Sunoo, kejadian itu terjadi di hadapan kita semua dan kau tau itu" Ujar Heeseung.

"Sungguh, aku benar-benar mendengarnya" Sunoo terus berusaha meyakinkan.

"Hyung... "

"JUNGWON! Apakah kalian tidak mendengarnya?! Itu benar-benar suara Jungwon"

"Hentikan Sunoo. Jangan bercanda seperti itu pada kami" Ucap Niki.

"Aku benar-benar mendengarnya, sungguh" Air matanya mulai mengalir dan membasahi pipinya.

"Aku akan mencarinya" Putusnya dan mulai berjalan mengikuti arah suara yang ia dengar.

Suara itu terus memanggilnya, dan Sunoo sangat meyakinkan diri bahwa itu adalah suara adiknya.

Masih beberapa langkah dari pemakaman, seorang anak kecil yang memiliki wajah imut seperti choco ball menghampiri Sunoo dan menghentikan langkahnya.

"Hyung, ada teolang hyung ditana tadi. Dia biyang hyung itu adalah hyungnya" Dengan ucapan yang masih kurang jelas itu ia menyampaikan sesuatu dan menunjuk sebuah pohon yang ada tak jauh dari pemakaman.

"Disana? " Tanya Sunoo dan menunjuk pohon itu, anak itu pun mengangguk mengiyakan.

Dengan cepat Sunoo berlari ke arah pohon itu dan meninggalkan semua orang.

"Jungwon! Kemarilah! Ku mohon... Hiks... Aku sangat merindukanmu hiks... " Sunoo mulai terisak dan menatap ke arah atas mencari-cari Jungwon.

Sementara itu yang lainnya mengikuti Sunoo dan menghentikan pemakaman itu.

"Hah... Hah... Hyung cepat cekali lalinya. Aku capek tau" Dengan napas yang ngos-ngosan ia menumpukan kedua tangannya di lutut.

"Kau bilang tadi dia ada disini? Dimana dia? Apa kau membohongiku?! "

"Hiks... Tidak hyung hiks... Tadi hyung itu ada ditini. Aku tidak belbohong" Ia berusaha meyakinkan Sunoo dengan menunjukkan kedua jarinya seperti huruf V walaupun terisak karena bentakan Sunoo.

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membentakmu" Ujarnya pada anak itu dan berjongkok menyesuaikan tinggi badannya dengan anak itu.

"Eung, tidak apa-apa Hyung" Ia yang tadinya menangis kini tersenyum menggemaskan.

"Kenapa kau ada disini? Dan dengan siapa kau kesini? " Tanya Sunoo.

"Aku tadi kecini belcama Ibu dan Hyung ku. Aku mau pipis tadi, teyus ibu biyang pipis ditana saja. Waktu mau pipis ada Hyung ditana, teyus minta bantuan buat biyang itu tadi ke Hyung" Ia menjelaskan dengan menunjuk-nunjukkan jari nya dan bibir yang maju.

"Baiklah. Sekarang dimana Ibu dan Hyung mu? " Tanya Sunoo.

"Ada di tana" Tunjuknya.

"Baiklah. Aku akan mengantarmu" Ujar Sunoo dan meraih tangan anak itu dan mengantarnya kepada Ibu dan Hyung-nya. Saat diperjalanan mereka pun berbincang.

"Tapi Hyung, kenapa tadi Hyung menangis? Dan kenapa Hyung pakai baju hitam dan pakai payung? Kan tidak sedang hujan" Ucapnya dengan alis yang mengerut heran.

"Oh ini, bukan apa-apa" Ia tak mau memberitahu bahwa ia baru saja melakukan pemakaman, bisa saja anak itu takut kan.

"Tapi Hyung, Hyung itu cangat tampan hehehe... Cama tepelti Hyungku" Kekehnya lucu.

"Benarkah? Apakah dia lebih tampan dariku? " Tanya Sunoo.

"Tidak. Kalian beldua tama-tama tampan"

Walau terlihat senang, kita semua tau bagaimana perasaan Sunoo sekarang.

"Tapi Hyung, belapa umul Hyung? " Tanya nya penasaran.

"Seratus delapan belas tahun" Jawab Sunoo.

"Hah? Tidak mungkin. Nenekku saja umulnya enam puyuh tahun cudah keyiput pipinya. Hyung pasti belbohong ya? " Ia tak percaya.

"Apa? Apakah anak ini seorang manusia? " Hatinya bertanya-tanya.

"Hyung, itu Ibu dan Hyung-ku'' tunjuknya pada kedua orang yang sedang duduk di tepian Danau disana.

" IBU... HYUNG... " Panggilnya dan melambaikan tangan.

Saat kedua orang itu menatap, Sunoo sontak kaget saat melihat wajah itu. Seorang pemuda yang di sebut Hyung oleh anak itu memiliki wajah yang sama dengan wajah yang sangat ia rindukan.

"J-jungwon! " Sunoo tanpa sadar berlari ke arah pemuda itu dan memeluknya erat.

"Aku tau. Aku tau kau masih hidup hikss... " Tangis Sunoo.

"Apa yang kau lakukan?! " Bentak pemuda itu dan mendorong tubuh Sunoo hingga pelukannya terlepas.

"Jungwon, ini aku. Sunoo Hyungmu" Ujarnya dan berusaha meraih tangan pemuda itu.

"Jungwon? Aku bukan Jungwon. Kau pasti salah orang"

"Hyung, Nama Hyungku bukan Jungwon tau. Namanya itu Jakah Hyung" Ucapnya dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sementara Raja yang, Mama dan yang lainnya juga sontak kaget melihat wajah itu.

"T-tidak mungkin. Itu Jungwon"

.

.

.

.

To Be Continued~

Jangan lupa vote dan komen yaa🤗

Sebagai bentuk dukungan kalian

Satu votmen kalian sangat berharga bagi kami❤

♡♡TERIMA KASIH♡♡♡

PURE BLOOD -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang