chapter 17 (berakhir?)

346 30 1
                                    

Tap... Tap... Tap...

Suara langkah kaki terdengar dalam lorong sebuah rumah yang suram, kaki itu terus melangkah menyusuri dengan tatapan mengerikan. Dengan pakaian setelan rapi dan saku yang terisi seranting bunga segar ia terlihat angkuh dan mengerikan. Dengan hembusan angin lembut yang membuat surai rambutnya bergoyang hingga menunjukkan wajah yang amat sangat marah.

Kaki itu berhenti tepat di depan pintu sebuah ruangan, dari balik pintu itu terdengar canda tawa yang bahagia seolah mereka sedang merayakan sesuatu yang membuat mereka begitu girang.

"Akhirnya, bahkan anak itu mati tanpa kau sentuh"

"Itu artinya alam semesta juga berpihak kepada-ku. Bukan hanya itu saja, aku akan terus membunuh siapapun yang memiliki wajah itu lagi"

"Hahaha... Aku setuju"

"Tapi bukankah ini adalah rencanamu ? Maksudku kecelakaan itu, apa kau yang merencanakannya Tuan Joo? "

"Aku memang berniat untuk membunuh anak itu juga, namun seperti yang kalian lihat... Dia betakhir begitu saja tanpa sentuhan apapun dariku"

"Hahaha... "

Ucapan demi ucapan mereka lontarkan sebagai kalimat bahagia dari kematian seseorang.

Pria yang ada di balik pintu itu merasa sangat marah mendengar ucapan demi ucapan yang mereka ucapkan hingga mengeluarkan auman amarah dari balik pintu itu.

Seketika semua orang yang ada dari balik pintu itu terkejut.

Tuan Joo memberanikan diri untuk membuka pintu itu, ia melihat seorang pria yang menatap marah pada dirinya dengan mata yang berwarna merah dan juga taring yang menjulur keluar.

Pria itu langsung mencekik leher Tuan Joo dan memojokkannya ke dinding.

"K-kau... Bagaimana bisa kau ? " Ucapnya dengan ekspresi terkejut saat melihat wajah orang yang menyerangnya.
.

.

.

- satu jam sebelum pemakaman -

Di sebuah ruangan terlihat peti Jakah tertutup, Roh Jungwon terlihat berada di sekitar peti itu. Namun ada hal aneh yang terjadi... Peti itu terlihat bergerak dan perlahan terbuka saat Jungwon menyentuhnya. Jiwanya serasa terserap pada tubuh Jakah, Jungwon terlihat kesakitan saat tubuh itu terus memaksanya masuk.

Peti itu perlahan terbuka dan menunjukkan Jungwon yang berada dalam tubuh Jakah bangkit dari peti itu.

Jungwon terlihat sedikit bingung dan kembali menutup peti itu dan meninggal kannya begitu saja.

Tak lama setelah itu, kedua petugas pemakaman memasuki ruangan itu dan mulai memaku peti itu tanpa memeriksa isinya.

Pemakaman di lakukan, semua orang termasuk Sunoo, Jay, Jake, bahkan Raja dan yang lainnya mendatangi pemakaman itu. Mereka sebisanya menghadiri pemakaman itu dan menyaksikan bagaimana peti itu di bakar di hadapan mata kepala mereka sendiri.

Jerit dan tangis terdengar disana, Ibunya menangis sendu sambil memeluk sebuah foto dari putra sulungnya itu.

.

.

.

.

Seseorang dari anggota Tuan Joo mencoba menyerang Jungwon, namun tentu saja gagal. Belum sempat menyerang, kuku panjangnya sudah menancap pada dada pria itu dan menarik jantungnya keluar sehingga membuat yang lainnya merasa ketakutan dan kabur dari sana.

"Aku sudah meminta perdamaian dengan baik-baik padamu, tapi kau menolaknya dan sekarang kau membunuh anak yang tidak berdosa" Ucap nya dengan suara yang begitu berat.

"Tch... Ternyata kau telah mencuri raga dari anak itu" Sinisnya walau sudah kesakitan akibat cekikan itu.

Dengan ucapan itu pun membuat amarahnya semakin menjadi-jadi dan melemparkan tubuh Tuan Joo dengan keras.

"Akhh... " Ringisnya kesakitan.

"Bagaimana bisa kau perpikiran seperti itu? Hah?! Hentikan semua ini dan sadarlah! " Bahkan dengan berani ia membentaknya.

"Ayahmu yang memulainya lebih dulu! Ayahmu yang telah membunuh putraku lebih dulu! AYAHMU! '' Teriaknya begitu keras.

"Aku tau... Namun, apakah dengan membunuhku kau belum merasa cukup? " Ujarnya dengan rasa sedih dan perlahan ia pun berubah seperti semula layaknya pemuda biasa.

"Bukankah dengan membunuhku seharusnya kau sudah merasa cukup, tapi kenapa kau melibatkan orang lain yang tidak berdosa hanya karena alasan itu. Apa kau tidak berpikir bagaimana jika putramu mengetahui perbuatanmu? "

"Hei... Jangan berusaha menceramahi ku, ceramahi saja ayahmu yang sudah membunuh putraku"

"Paman, kau Sudah menyiksa kakakku sejak kecil. Kau juga menyiksa batin Ayahku dengan memberinya pilihan antara aku dan Sunoo Hyung, dan beberapa waktu lalu kau juga membunuhku bahkan kau juga membunuh Jakah"

"Bukankah dengan begitu kau mendapatkan keuntungan? Lihatlah, sekarang kau mendapatkan raganya sehingga kau bisa kembali hidup" Sinisnya lagi.

"Sudah cukup. Aku tidak perlu banyak berdebat denganmu lagi, mari kita akhiri saja. Kau ingin membunuhku bukan ? Maka lakukanlah" Lanjutnya.

"Baiklah, itu atas kemauan-mu" Ujar Jungwon dan kembali ke wujud yang menyeramkan itu. Ia kembali mencekik Tuan Joo dan menunjukkan cakarnya yang siap mencabik-cabik Tuan Joo.

"Lakukanlah, aku merindukan putraku. Cepat antarkan aku menemui putraku" Dengan ucapan itu Tuan Joo meneteskan air matanya.

"Lakukan atau aku akan terus mengganggu kalian! " Bentaknya lagi.

Dengan ucapan Tuan Joo ia tak bisa mengontrol amarahnya lagi. Ia sangat merasa sensitif saat seseorang ingin mengusik keluarganya.

Cakarnya menancap dada Tuan Joo dan mencabik-cabik tubuhnya dengan brutal.

"A-aku akan t-terus mencari kalian bahkan di k-kehidupan selanjutnya... " Itu adalah kalimat terakhir dari Tuan Joo setelah serangan dari Jungwon.

"Ha...(helaan napas) maafkan aku. Tapi aku tidak akan membiarkan siapapun mengusik keluargaku lagi" Ucapnya dan bangkit lalu pergi dari sana.

.

.

.

Setelah menghadiri pemakaman Jay dan yang lainnya kembali kerumah. Sunoo terlihat tidak memiliki semangat hidup lagi, dia benar-benar merasa putus asa.

Namun saat membuka kamar mereka, Sunoo sontak kaget saat melihat Jungwon duduk di ranjangnya dengan senyuman manis, namun darah dari Tuan Joo masih berlumuran di tangan dan juga pakaiannya.

"JUNGWON...! "

.

.

.

.

To Be Continued

Terima kasih tetap mau membaca karyaku ini

Jangan lupa follow/vote/komen yaa。・:*:・(✿◕3◕)❤

Sebagai bentuk dukungan kalian
TERIMA KASIH (≚ᄌ≚)ℒℴѵℯ❤

PURE BLOOD -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang