Jungwon tertatih melewati ruang demi ruang dalam bangunan yang ia tinggali sejak kecil itu, tempat dirinya dilahirkan dan di besarkan. Sangat senyap berada di sana karna tak ada seorang pun di rumah, hanya suara kakinya sanya yang terdengar.
'Rumah ini, rumah ini yang menjadi saksi dari semua pertikaian itu' ia bergumam dalam hatinya.
''Ayah, Mama dan juga yang lainnya... Mereka pasti sudah menganggapku tiada... Bagaimana reaksi mereka saat mereka tau aku telah kembali... Hahaha... Pasti mereka sangat senang" Ucapnya dan berhenti di depan kamarnya yang ia rindukan.
Saat ia tiada beberapa waktu yang lalu, ia tidak bisa kembali ke rumah itu karena Roh nya terus mengikuti Jakah. Jika ditanya ia juga tak tau jawabannya.
Namun, sekarang pasti dirinya memiliki kaitan dengan Jakah. Oleh sebab itu ia berada di tubuh Jakah sekarang.
Jemarinya mengusap lembut ranjangnya dan tersenyum "bahkan mereka masih membiarkan ranjangku tetap berada disini, mereka masih mengharapkan aku pulang" Gumamnya.
Dan saat itu pula pintu itu terbuka dan memperlihatkan Sunoo yang berada di sana dengan wajah kaget.
"JUNGWON! " Teriaknya dan langsung melompat dan memeluk erat adiknya itu dan di balas oleh Jungwon.
"Iya Hyung... Ini aku"
"Adikku... Hikss... Aku tau kau pasti akan kembali" Tangis Sunoo melepas rasa rindunya.
"AYAH... MAMA... JUNGWON KEMBALI"
Dan yang lainnya juga sangat kaget, mereka sangat senang dengan kembalinya Jungwon.
"JUNGWON ANAKKU"
"JUNGWON"
Mama dan Raja Yang terlihat berlari setelah mendengar ucapan Sunoo dan memeluk Sunoo dan Jungwon dan mereka pun melepas rindu mereka.
.
.
.
Setelah beberapa waktu mereka pun kembali tenang, mereka semua berkumpul di ruang tengah menunggu kejelasan dari Jungwon.
"Ayah... Semuanya sudah berakhir sekarang" Ujar Jungwon.
"Tidak, masih belum. Tuan Joo pasti masih belum bisa memaafkan kita sekarang"
"Tidak Ayah, aku... Aku sudah membunuhnya" Ucapan Jungwon tentu saja membuat Raja Yang kaget.
"A-apa maksudmu? Itu tidak benar" Seketika Raja Yang merasa gelisah.
"Itu benar Ayah, darah ini... Darah yang ada di pakaianku ini adalak darah milik Tuan Joo" Ujar Jungwon.
"Jungwon, kenapa kau membunuhnya ? Ini sepenuhnya adalah kesalahan Ayah, kita hanya perlu menunggu untuk memaafkan kita"
"Sudahlah Ayah, semuanya sudah terjadi" Sunoo memasuki pembicaraan itu.
"Aku harus melakukannya. Jika tidak, dia akan terus mengganggu kita. Bukan hanya kita saja, tubuh ini kehilangan jiwanya karna pria bernama Tuan Joo itu... Anak yang tidak bersalah harus dibunuh hanya karna memiliki wajah yang sama denganku, aku tidak ingin ada korban lagi Ayah" Jelas Jungwon.
"Tapi tetap saja... "
"Sudahlah Adikku, semua sudah terjadi" Mama mendekat dan menenangkan Raja Yang.
Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan pintu menghentikan pembicaraan itu dan dengan spontan semua mata tertuju pada pintu itu. Selama lebih dari seratus tahun, ini pertama kalinya pintu itu di ketuk oleh seseorang.