chapter 14

356 37 2
                                        

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.

Sunoo masih tak percaya, dia terus memaksakan kalau itu adalah Jungwon. yang ada di pikirannya adalah bagaimana mungkin ia salah mengenali adiknya.

"tidak mungkin kau bukan Jungwon, tidak... aku tau kau pasti Jungwon. aku tidak mungkin salah mengenalimu"

"apa yang kau bicarakan? dasar aneh" pemuda bernama Jakah itu mulai merasa terganggu.

"belhenti! kenapa kalian jadi beltengkal? kalian itu butan anak-anak lagi tau. maca kalian beldua beltengkal padahal kan cudah becal'' anak kecil itu berteriak dan menceramahi Sunoo dan Jakah sejenak.

"Seonwoo, Hyung sudah bilang kan jangan meninggi kan suara pada orang yang lebih dewasa" Jakah membungkuk menyamakan tinggi badan adiknya itu.

"iya, aku calah Hyung. aku minta maaf" karena merrasa bersalah seonwoo menunduk mengakui kesalahannya.

"baiklah. sebenarnya apa tujuanmu kemari?'' tanya Jakah pada Sunoo.

"karna aku baru saja kehilangan adikku, dan wajahnya sama persis dengan wajahmu" jelas Sunoo dengan mata berkaca-kaca. ia mulai merasakan sesak di dadanya saat mengingat kejadian di malam ia kehilangan Jungwon.

Jakah yang tadinya memasang wajah yang kesal kini menunjukkan rasa iba pada Sunoo.

"tapi bukankah kau seharusnya memastikannya dulu? mungkin saja wajah kami sama, tapi sikap yang kau lakukan itu tidak sopan"

"maafkan aku" Sunoo mulai menangis hingga terduduk di tanah saat menyadari bahwa ia benar-benar kehilangan adiknya.

"tidak perlu meminta maaf, aku bisa memakluminya. jangan mengulanginya lagi" Jakah menepuk pundak Sunoo dan menenangkan Sunoo.

Namun saat memengang pundak Sunoo Jakah terkejut. kenapa tidak? manusia tidak mungkin memiliki suhu tubuh sedingin itu. dan bukan hanya itu, dengan menyentuh tubuh itu Jakah merasakan hal lain lagi seperti pikirannya yang berputar hingga melihat seorang pemuda yang berwajah sama dengannya sedang berbincang dengan pemuda yang ada di hadapannya saat ini.

"akh...'' ringisnya

ia memengang kepalanya karena terasa pusing mendadak, dan gambaran itu terus berputar di otaknya. bahkan ia juga melihat dan mendengar bahwa ia memanggil Sunoo dengan sebutan 'Hyung'. Bukan hanya itu saja, ia juga dapat melihat bagaimana tragisnya kematian Jungwon.

''akh... sakit sekali" ujarnya. keningnya mulai berkeringat dan tubuhnya terasa panas.

"Hyung... Jakah Hyung kenapa?'' Seonwoo juga merasa khawatir.

"k-kau baik-baik saja?'' Sunoo mulai merasa ada yang tidak beres.

"s-sakit sekali" wajahnya memucat hingga akhirnya dia pun tak sadarkan diri.

.

.

.

.

Semua terlihat kebingungan, mereka bertanya-tanya apakah yang mereka lihat itu nyata atau tidak. Jika tidak, bagaimana bisa wajahnya terlihat sangat persis dengan Jungwon. Mereka terus mengatakan bahwa itu tidak mungkin.

Sunoo sangat merasa prustasi dan terus membungkam mulutnya enggan mengeluarkan satu kalimat pun, karena ia yang telah mengajukan untuk menghentikan pemakaman itu.

"sekarang apa yang akan kita lakukan ? apa kita hanya akan berdiam diri disini ?" ujar Sunghoon namun tak ada jawaban dari satu orang pun.

"hei... Sunoo? Jake? bahkan kau Heeseung Hyung? apa kalian tidak berniat untuk mendapatkan keadilan bagi Jungwon? bahkan paman dan Mama juga? " disini Sunghoon merasa semuanya tampak bodoh, bagaimana bisa mereka hanya berdiam diri dan membiarkan Joo begitu saja.

"bukankah... "

"cukup! " Sunghoon belum selesai berbicara namun Raja Yang menghentikannya dengan bentakan hingga menggema dalam ruangan itu.

"ini semua tejadi karna kebodohanku. aku telah melenyapkan putranya, dan kini dia membalasku. semua ini sudah berakhir, tidak akan ada lagi yang pergi. aku sudah kehilangan satu putraku dan aku tidak ingin kehilangan Sunoo maupun kalian semua. oleh karena itu aku akan menemui orang tua kalian dan memulangkan kalian semua" ucapnya dengan nada sendu. wajahnya terlihat sangat lemah dan sangat pucat, begitu banyak cobaan yang mereka hadapi karena terjadinya kesalahan itu.

"tidak akan ada yang pulang" Sunoo akhirnya mengeluarkan suara.

namun dilihat dari wujudnya kali ini dia terlihat sangat marah. mereka tau karna Sunoo menunjukkan wujud menyeramkan itu lagi. dengan bola mata yang berubah menjadi merah dan juga taring yang memanjang hingga urat di tubuhnya pun timbul sampai-sampai ia semakin terlihat seperti iblis.

"aku akan membalasnya" ujarnya dan melangkah menuju pintu.

"hentikan Sunoo, jangan lakukan itu hiks... " Mama berlari dan memeluk Sunoo dari belakang dan menangis.

"jangan menghentikanku" Sunoo melepaskan pelukan Mama dari tubuhnya. "aku harus membalasnya atau aku yang akan menyusul Jungwon" ucapnya lagi hingga membuat tangisan  Mama semakin keras.

Mama hanya bisa menangis, jika ia menghentikan Sunoo maka apa yang Sunoo ucapkan akan terjadi dan ia takut kehilangan lagi.

namun saat hendak keluar, tubuh raja Yang terjatuh dan terbaring di lantai. Raja Yang tak sadarkan diri lagi, ia sudah tak kuasa menahan kesedihannya hingga tubuhnya terasa lemah. melihat Raja Yang pun, Sunoo akhirnya menghentikan langkahnya dan menghampiri Raja Yang.

"Ayah, bangunlah. bangun Ayah! argh...! " Sunoo merasa prustasi.

.

.

.

.

"Hyung... Hyung...."

"Jakah bangun"

"Jakah..."

Jakah mengigau, ia terlihat sedih dalam tidurnya dengan terus mengganggil 'Hyung'. Ibunya yang mendengarnya pun membangunkannya dengan menggoyang-goyangkan tubuh Jakah hingga ia pun terbangun.

"Jakah"

"oh... Ibu ada apa? "

"apa kau bermimpi buruk? " tanya Ibunya khawatir.

"itu sudah biasa Ibu, Ibu tidur saja aku tidak apa-apa"

"sungguh? "

"sungguh" jawabnya dengan wajah tersenyum.

setelah memastikan, Ibunya pun kembali tidur. setelah pintu kamarnya tertutup, ia menekan dadanya dan merasa kesakitan.

''Akhh..." ringisnya dan menggigit bibirnya menahan rasa sakit itu agar tak mengganggu ibunya lagi. semenjak bertemu dengan Sunoo, Jakah selalu merasakan hal aneh hingga sampai di mimpinya sekalipun.

''Apa yang sebenarnya terjadi padaku? " gumamnya bertanya-tanya.

.

.

.

To Be Continued~

Jangan lupa vote dan komen yaa🤗

Sebagai bentuk dukungan kalian

Satu votmen kalian sangat berharga bagi kami❤

♡♡TERIMA KASIH♡♡♡

PURE BLOOD -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang