HAPPY READING!
🌈MODE REVISI🌈
𝐑𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢 : 𝟐𝟖 𝐃𝐞𝐬𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟏Selepas mengantar Bella Rishan langsung pulang mengingat dia paham betul bagaimana suasana hati istrinya. Mungkin, Sella akan dengan senang hati memintanya, tapi di dalam hati wanita itu mengumpat sejadi-jadinya.
Tidak heran saja karena istri kecilnya itu penuh kejutan yang selalu membuat dirinya melongo hilang kata.
Rishan mengendarai mobil sampai di depan area parkir apartemen. Mengingat akan hal itu dia berencana untuk membeli sebuah rumah agar pertumbuhan janin dan ibunya tidak terhambat dengan interaksi.
Sejauh ini Sella masih aman saja menerima segela keputusannya, meski pada waktu pindah ke apartemen wanita itu sempat mengambek terhadapnya. Masih bisa Rishan atasi.
“Sella?” panggil Rishan menyusuri segala ruangan. Sangat sepi dan dingin menandakan kalau ruangan sudah lama ditinggalkan. Namun, anehnya ketika pria itu meneleponnya ponsel Sella tergeletak di nakas kamar.
“Sialan!” umpat Rishan membuat ponselnya jatuh di sela almari. “Pergi ke mana dia?”
Rishan duduk berusaha membuat dirinya rileks. Bukan sekali atau bahkan dua kali dia dibuat senam jantung oleh wanita itu. Akan tetapi saat ini dia tidak bisa menghubunginya.
Meninggalkan sosok Rishan yang sedang belingsatan, maka kini Sella sedang duduk bersama Ratna. Mereka masih menunggu kesiapan Sella yang bisa dikatakan sangat lama semenjak wanita itu datang tiga puluh menit yang lalu sampai detik ini.
Helaan napas lelah Ratna hembuskan. Dia menatap anak sambungnya dengan gemas. Kantung mata tertera jelas di wajah pucat Ratna. “Kamu masuk saja, Sella. Ayah baru saja dapat visit dari dokter kemungkinan bangun pasti lama,” bujuk Ratna.
Sella masih terus saja mengkhawatirkan jikalau dirinya tertangkap basah oleh pria paruh baya yang tidak lain adalah ayahnya sendiri.
“Enggak usah, deh. Sella lihat dari luar saja sudah cukup, kok,” tolak wanita itu. Matanya masih sering curi-curi menatap pintu kamar ruang rawat Romli.
“Ya sudah nggak papa. Tante boleh minta tolong sama kamu? Hanya sebentar saja.” Sella mengangguk.
“Chika lagi sama Asih di depan. Kemungkinan Asih akan masuk kuliah jadi Tante mau jemput bawa ke sini. Apa Tante boleh minta tolong jagain ayah sebentar?” Ratna harap cemas. Ada maksud terselubung di dalam relung hatinya agar anak sambungnya menemui Romli. Biar bagaimana pun kondisi hubungan mereka sudah pasti sebagai seorang anak akan selalu mengkhawatirkan orangtuanya.
Lama Sella terdiam dengan pikirannya. Dia menggeleng lemah. “Mau bagaimana lagi memangnya, Tan?”
Ratna tersenyum. Mengusap bahu anak sambungan dengan pelan. “Cuma sebentar saja, ya.” Selepas itu ibu sambungnya beranjak meninggalkan Sella seorang diri dengan perasaan resah.
Sejujurnya dia hanya perlu waktu untuk menemui Romli terlepas apapun alasannya. Namun, sejauh ini rasa ingin bertemunya dengan ayahnya itu semakin besar.
Dengan langkah pelan, tapi pasti Sella membuka handle pintu. Perlahan agar tidak menimbulkan bunyi. Mungkin, jika orang melihatnya menganggap Sella seperti maling yang masuk secara mengendap-endap.
“Hutf,” desah Sella berusaha menahan napasnya.
Di dalam sana dia mendapati Romli yang terbaring lemah dengan selang infus di tangan kirinya. Tubuhnya tidak lagi segagah dulu dengan segala umpatan di bibir pucat nan kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri sang CEO [ENDING]
Romansa⚠️WARNING⚠️ Cerita tersedia dalam bentuk paid di aplikasi Kubaca, Icannovel, Dreame, Bakisah, KBM, dan dalam masa produksi audio Pogo FM ⚠️ Judul dan penulis sama ⚠️ Bagaimana perasaanmu saat akan melamar kerja justru lamaran pernikahan yang kamu d...