|Tolong vote sebelum baca, ya. Buat kalian yang bacanya offline, vote aja. Nanti kalian buka data notif nya masuk kok:)|
_
"Awan, awan apa yang bikin seneng?"
Pertanyaan tiba tiba dari Ilham seketika membuat Glen, Atha, Adam, Farel, Daffa, dan Devano kompak menyandarkan punggungnya kebidang kursi. Malas. Pertanyaan dari Ilham pasti berbau bau gombalan.
"Jawab, dong," pinta Ilham, berharap para ciwi ciwi kelas 11 IPA 2 ini ada yang mau menjawab. Tapi ini? Ah, mungkin teman sekelasnya sudah tidak aneh lagi dengan pertanyaan buaya dari Ilham.
Karena merasa kasihan temannya di kacangin, Glen dengan malas menjawab, "Apa?"
"Awanna be with you!"
Kan!
"Najis!" desis Glen. Sementara teman temannya itu tergelak.
"Maho lo, ham?" tanya Adam sambil bergidik.
"Ih, anjir! Jangan dideketin, takut nular." timpal Daffa sambil bergerak menjauh dari Ilham.
"Sialan, lo pada! Gue masih normal, ogeb." ujar Ilham sambil menoyor kepala Adam membuat Adam melotot, siap siap mengambil ancang ancang untuk memelintirkan tangan Ilham.
Ilham meringis, "Hehe. Sorry, sorry."
Devano tergelak, "Hahaha, gak kebayang kalo lo itu beneran maho. Bengek, aing." Ilham melotot tak terima.
"Heh! Kalo gue beneran maho, mana mungkin mantan mantan gue cewek semua." sinisnya. "Lo, sih, Dam. Pake ngatain gue maho, nanti semua ngiranya gue beneran maho lagi, kan gak lucu, anjir." lanjutnya. Sementara Adam mengedikkan bahu acuh.
"Haha, jangan di anggap serius kali, ham. Lo tau si Adam itu, mulutnya kek petasan." kata Farel.
"Bukan. Tapi mulutnya kayak bom." sahut Devano.
"Bom?" beo Adam penuh penekanan sambil melotot tak terima.
"Boombayah."
"Ya ya ya, boombayah."
Garing.
Kelas yang semula ricuh menjadi senyap kala pintu kelas tiba tiba terbuka menampilkan makhluk astral, guru botak berbadan besar memasuki kelas 11. Rachel yang mengekori Pak Soleh dibelakangnya dengan membawa tumpukan kertas lembaran. Semua murid sudah menebak nebak isi kertas itu.
Tanpa disuruh, Rachel membagikan kertas itu pada teman sekelasnya.
"Perasaan gue gak enak, nih." bisik Devano pada Farel.
"Udah gak salah lagi, pas—"
"Hari ini ada ulangan dadakan." ucapan Farel terpotong kala Pak Soleh mengucapkan kata tabu bagi sebagian murid 11 IPA 2 kecuali Rachel yang memang sudah tahu dari awal. Hal itu membuat seisi kelas terpengarah mendengar penuturan Pak Soleh.
"Kan!" semua murid terkecuali Rachel dan Atha kompak berucap.
"Saya beri waktu kalian 30 menit. Nanti kalau sudah, kumpulkan kepada Rachel." Ucap Pak Soleh dan langsung keluar dari kelas.
Glen mengumpati guru botak itu. Tadinya jika Pak Soleh akan menerangkan materi, dia berniat untuk tidur. Mungkin dewi fortuna memang tidak berniat untuk berpihak pada Glen.
"Gila! Ngerjain 50 soal waktunya cuma 30 menit. Daebak!" kata Farel sambil membolak balikkan kertas soal itu.
"Bisa bisa kepala gue pecah ini mah." ucap Devano. Melihat angka angkanya saja, kepala Devano mendadak pening tujuh keliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEN's
Teen FictionHanya seorang Rachel Gabriella yang tidak terpincut dengan sosok Glen Deolino Darendra yang maha sempurna. Keduanya bagaikan kucing dan anjing. Setiap bertemu tidak pernah ada kata akur. Berawal dari Glen yang dengan sengaja mempermalukan Rachel pa...